Anak Bunuh Keluarga di Magelang
Pupus Sudah Rencana Dhea Menikah, Tewas Diracun Adiknya Sendiri yang Sakit Hati Tak Mau Dibebani
Kini rencana Dhea untuk bersanding di pelaminan sirna, ia tewas diracuni adiknya sendiri.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Pupus sudah rencana pernikahan DK alias Dhea Chairunisa (25), salah satu korban teh hangat dan es kopi beracun di Magelang.
Dhea meninggal dunia bersama kedua orang tuanya, AA dan HR, di rumahnya, pada Senin (28/11/2022) pagi.
Ia meninggal bersama orang tuanya setelah mengkonsumsi minuman beracun dari sang adik, Dhio.
Ya, Dhio tega racuni kakak dan orang tuanya memakai racun arsenik di dalam teh dan kopi.
Racun yang dibeli secara online tersebut dibubuhkan oleh Dhio pada teh dan kopi, dalam kasus anak bunuh keluarga di Magelang.
Baca juga: Dipicu Sakit Hati, Si Anak Nekat Racuni Keluarganya Lewat Teh & Kopi, Tak Mau Disuruh Cari Uang?
Ketiga korban, yakni Dhea, AA, dan HR yang meminum teh dan kopi beracun tersebut pun langsung meninggal dunia.
Tak lama setelah mengkonsumsi teh dan kopi beracun, ketiganya meninggal di dalam kamar mandi.
Kini rencana Dhea bersanding di pelaminan sirna.
Dhea tewas di tangan adik kandung sendiri.
Kakak HR atau Pakde DK, Agus Kustiardo (58), membenarkan kalau keponakannya tersebut akan menikah.
Hanya saja, kapan pernikahan tersebut akan dilaksanakan belum ditentukan.
Lantaran memang belum ada pertemuan dengan keluarga besar.
Baca juga: 2 Kali Si Anak Kedua di Magelang Coba Bunuh Keluarganya, Dipicu Rasa Terbebani, Nekat Pesan Racun
"Memang ada informasi akan menikah, tetapi belum tahu kapannya."
"Soalnya belum ada rembukkan dengan keluarga," terangnya pada Senin (28/11/2022) malam.
Soal rencana pernikahan korban DK juga diketahui oleh Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono.
Ia membenarkan informasi bahwa korban akan menikah.
"Iya, setahu saya memang akan menikah. Namun memang kapannya belum diketahui."
"Belum ada juga laporan ke KUA," urainya.
Baca juga: Pesan Terakhir Ayah Keluarga di Magelang yang Tewas Diracun, Kerabat Curiga ke Anak Kedua, Overlap
Sementara itu Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, mengatakan, Dhio telah mengakui perbuatannya yang mengakibatkan tiga anggota keluarganya tewas.
Atas pengakuan si anak kedua tersebut, polisi pun langsung menerbitkan surat penahanan kepada Dhio.
"Tadi malam kami lakukan gelar perkara dan pagi ini tadi kita langsung menerbitkan untuk penahanan kepada yang bersangkutan," ucapnya.
"Tersangka sudah mengakuinya," kata Sajarod dilansir dari Tribun Jogja, Selasa (29/11/2022).
Menurut Sajarod, Dhio melakukan pembunuhan kepada ketiga keluarganya karena alasan sakit hati.
Ayah Dhio diketahui sudah dua bulan pensiun dan sedang sakit, sehingga kebutuhan untuk rumah tangga keluarganya menjadi meningkat.
Dhio pun merasa mendapat beban untuk memenuhi kebutuhan keluarga atas kondisi tersebut.
Hingga akhirnya ia merasa sakit hati dan memutuskan untuk membunuh keluarganya sendiri.

"Bahwasanya yang bersangkutan sakit hati motifnya adalah sakit hati."
"Sakit hati karena bapak orang tua tersangka sejak dua bulan lalu baru saja pensiun."
"Dan kebutuhan untuk rumah tangga cukup tinggi karena orang tua dari terduga pelaku kebetulan memiliki penyakit."
"Sedangkan anak pertama korban yang perempuan sempat kemarin bekerja dan sekarang tidak bekerja karena itu sifatnya kontrak."
"Dan, tidak diberikan beban untuk menanggung semua kebutuhan yang ada."
"Yang diberikan adalah anak kedua saat ini yang kita tetapkan sebagai tersangka."
"Sehingga di situlah muncul niat karena sakit hati."
"Ide untuk menghabisi daripada orang tua maupun kakak kandungnya sendiri," jelas Sajarod.
Baca juga: Pengakuan Anak Bungsu Bunuh Ayah Ibu Kakak di Magelang: Kopi Diracuni, Keluarga Akui Tak Ada Konflik
Sebagai informasi, alhmarhum Abbas Ashar adalah pensiunan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara).
Dia purna tugas per 1 Oktober 2022 lalu.
Sedangkan almarhumah Heri Riyani seorang ibu rumah tangga.
Sementara almarhumah Dea Chairunisa tercatat sebagai karyawan PT KAI di Yogyakarta.