Pembunuhan Brigadir J
Tangis Susi ART Ferdy Sambo sebelum Pembunuhan Brigadir J, sempat Bikin Status WA 'Cukup Tahu Aja'
Bharada E yang mengaku melihat Susi ART Ferdy Sambo menangis pun bertanya-tanya, ada apa?
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Susi ART Ferdy Sambo disebut memasang status WA 'cukup tahu aja' sebelum pembunuhan Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terjadi.
Hal itu diungkapkan oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E yang dihadirkan sebagai saksi, Rabu (30/11/2022).
Tepatnya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di PN Jakarta Selatan.
Bharada E juga mengaku melihat Susi ART Ferdy Sambo menangis.
Bharada E pun bertanya-tanya, ada apa dengan Susi?
Baca juga: Ferdy Sambo Disebut Bharada E Tertawa setelah Eksekusi Brigadir J Pakai Glock 17, JPU: Salah Tembak?
Mengutip Tribunnews.com, Bharada E kini blak-blakan membongkar kasus pembunuhan yang didalangi mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Baik saat pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga Jakarta.
Maupun sebelum pembunuhan, saat Brigadir J bersama para ajudan dan Putri Candrawathi masih berada di Magelang, Jawa Tengah.
Saat berada di rumah Magelang, Bharada E melihat Susi ART Ferdy Sambo menangis.
Bahkan, kata Bharada E, Susi sempat curhat lewat status di WA atau aplikasi Whatsapp.
"Saya masuk kamar, pas saya main handphone, buka-buka handphone, saya kan simpan nomor Susi."
"Saya lihat Susi buat status selfie foto dia sendiri, baru di muka, di bibir pakai stiker bertuliskan 'cukup tahu aja'," ujar Bharada E.
Baca juga: Diarahkan Putri C Masuk Kamar, Bharada E Syok saat PC Buka Lemari: Ibu Masuk Situ, Kaget Tahu Isinya
Hal itu pun membuat Bharada E bertanya-tanya ada apa dengan Susi.
"Saya taruh HP lalu tidur, Yang Mulia. Tidur di kamar ajudan," kata Bharada E.
"Satu kasur, saya tidurnya di jalan turun."
"Saat almarhum (Brigadir J) masuk mau tidur, harus langkahi saya."
"Dan saya sempat tidur, sempat nengok sedikit lalu tidur sampai pagi," kata Bharada E.
"Jadi apa yang terjadi di Magelang, saudara tidak tahu?" tanya hakim.
"Peristiwa di Magelang saya tidak tahu," jawab Bharada E.

Lebih lanjut Bharada E mengungkap karakter mantan atasannya, Ferdy Sambo, yang pemarah.
Richard Eliezer mengatakan jika Ferdy Sambo selalu marah di mobil.
Apalagi ketika ada pengendara sepeda motor yang mendekat ke mobilnya.
"Kalau ada pas ada di jalan terus ada motor yang ke arah mendekati mobil, biasanya beliau agak marah," ucap Bharada E, Rabu (30/11/2022).
"Kenapa?" tanya majelis hakim.
"Takut kesambar," beber Richard Eliezer.
"Takut kesambar?" cecar hakim.
"Siap Yang Mulia, maksudnya mobil kami takut nyenggol motor," beber Richard Eliezer.
"Oh, jadi tak boleh terlalu dekat dengan motor?" tanya hakim kembali.
"Siap Yang Mulia," jawab Richard Eliezer kembali.
"Di situ saudara FS marah sama saudara?" tanya hakim.
"Iya," jawab Richard Eliezer.
Baca juga: Bharada E Sebut Ferdy Sambo Suka Pisah Rumah Sama PC, Marah, Lihat Wanita Lain Nangis Keluar Rumah
Richard Eliezer pun mengungkapkan alasannya mengubah keterangan soal kronologi awal pembunuhan Brigadir J.
Awalnya, hakim anggota, Morgan Simanjutak, menanyakan keterangan Richard Eliezer yang sempat bertahan dengan skenario Ferdy Sambo, kemudian jadi berubah.
Diketahui, sekitar Bulan Agustus 2022, Richard Eliezer mulai membuat BAP yang bertolak dengan skenario Ferdy Sambo saat diperiksa Timsus Polri.
"Kenapa kamu ubah itu? Apa alasannya?" tanya hakim Morgan.
Kemudian Richard Eliezer menjelaskan, ia dihantui mimpi buruk pasca penembakan Brigadir pada 8 Juli 2022.
"Saya betul-betul dihantui mimpi buruk," ungkap Richard Eliezer.
"Selama tiga minggu ya?" tanya hakim.
"Kurang lebih tiga minggu (mimpi buruk)," jawab Richard Eliezer.

Lantas hakim menanyakan terkait mimpi buruk yang dialami Richard Eliezer.
Ternyata Richard Eliezer bermimpi didatangi almarhum Brigadir J pasca kejadian.
"Apa mimpimu? Bertemu almarhum?" tanya hakim lagi.
"Betul Yang Mulia," jawab Richard Eliezer.
Selanjutnya Richard Eliezer mengatakan, ia merasa bersalah dan tertekan.
"Saya merasa bersalah," jawab Richard Eliezer.
"Itulah alasanmu maka kamu menceritakan yang benar?" tanya hakim lagi.
"Saya merasa tertekan yang mulia," timpal Richard Eliezer.
Di sisi lain, Richard Eliezer mengaku beruntung setelah penembakan tak berkomunikasi dengan Ferdy Sambo.
Sebab, ia mengatakan, sudah tidak menggunakan HP setelah kejadian dan diperiksa penyidik.