Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

37 Akun Media Sosial Diduga Dikendalikan Gangster Surabaya, Polisi Curiga Ada Dalang di Baliknya

Kapolrestabes Surabaya mengatakan, 37 akun ini terpantau jadi ruang komunikasi buat mengumpulkan massa.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TribunJatim.com/Tony Hermawan - ISTIMEWA
Polisi deteksi ada 37 akun media sosial yang diduga dikendalikan gangster Surabaya 

TRIBUNJATIM.COM - Ada sebanyak 37 akun media sosial yang diidentifikasi polisi sebagai milik gangster di Surabaya.

Kapolrestabes Surabaya mengatakan, 37 akun ini terpantau jadi ruang komunikasi untuk mengumpulkan massa.

Seperti mengajak followers untuk mengumpulkan massa dalam konvoi memamerkan senjata.

Termasuk dalam hal menantang kelompok antar geng agar melakukan tawuran di jalanan.

Selain itu seluruh konten di medsos dibuat di jalanan Surabaya.

Baca juga: Apa Itu Arti Kata Gangster Sebenarnya? Istilah yang Jadi Bahasa Gaul, Ada Hubungannya dengan Mafia

"37 akun itu menjadi ruang komunikasi. Karena waktu kita amankan kebanyakan orang dalam satu kelompok tidak saling kenal. Tidak terorganisir. Padahal konvoi bareng," katanya.

"Maka penting bagi polisi melakukan operasi cyber untuk men-tracing pemilik akun," jelas Kombes Akhmad Yusep Gunawan.

Kapolres mengatakan, saat ini pihaknya telah melacak keberadaan pengelola 37 akun tersebut untuk ditangkap.

Pihaknya kini berkoordinasi dengan pihak provider, bahkan dengan satuan atas.

Apabila terpaksa, pihaknya juga bakal melibatkan tim INAFIS dan Dispenduk untuk melakukan investigasi identitas orang-orang di balik 37 akun gangster.

Sementara itu untuk mencegah akun tersebut melakukan gaduh di Surabaya, Kapolres mendukung intruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Yakni guru diminta mewanti-wanti kepada wali murid agar orang mengecek keberadaan anak-anaknya, terutama saat malam hari.

Ia berpesan, jika anak-anak keluar, pastikan kegiatannya positif.

"Ketika guru di semua jenjang menginstruksikan begitu, minimal pergerakan gangster bisa sama-sama kita tekan," pungkasnya.

Kombes Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, dugaan gangster diciptakan oknum-oknum yang akrab dengan kriminalitas tengah didalami polisi.

Salah satu strateginya yakni dengan gencar melakukan patroli siber.

Cara tersebut dipilih karena semula fenomena gangster muncul akibat perang konten gagah-gagahan di jalan yang kemudian diunggah di media sosial.

"Fenomena ini sudah mengancam jiwa masyarakat. Makannya perlu segera diberantas."

"Akun-akun penyebar konten gagah-gagahan ini sudah banyak yang terdeteksi."

"Selanjutnya kami akan melibatkan tim INAFIS dan Dispenduk untuk melakukan investigasi identitas orang-orang di balik gangster."

Baca juga: Dianggap Sebagai Biang Kerok Tawuran, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Buru Para Pimpinan Gangster

Kapolres mengurai, pihaknya ingin langsung memburu pengelola akun konten gangster.

Lantaran ada fakta anggota gangster dalam satu kelompok banyak yang tidak saling mengenal.

Mereka terlalu lugu ketika ditanya motif melakukan aksi teror.

Maka ada dugaan orang-orang di balik gangster memiliki maksud ingin membuat kisruh Surabaya dengan memanfaatkan keluguan anak-anak. 

"Buktinya ketika kami interogasi banyak yang bilang tidak tahu apa-apa. Makanya masyarakat jangan anggap masalah ini sepele."

"Ayo ikut berantas, minimal dengan mencegah anak-anak keluyuran malam," pungkasnya.

Antisipasi gangster, Kapolres Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan memantau pergerakan warga Surabaya lewat monitor CCTV.
Antisipasi gangster, Kapolres Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan memantau pergerakan warga Surabaya lewat monitor CCTV (TribunJatim.com/Tony Hermawan)

Kelompok gangster di Surabaya memang perlu segera diberantas.

Eri Cahyadi juga mengajak seluruh warga untuk bergerak bersama memberantas aksi tawuran dan gangster di Kota Pahlawan.

Pasalnya kelompok anak usia belasan yang belakangan doyan membuat resah ini diduga tak hanya mempunyai senjata belati atau celurit.

Namun juga senjata api yang wujudnya berupa air soft gun.

Sangkaan tersebut tercetus dari peristiwa penyerangan warkop di Kawasan Keputih, Kecamatan Sukolilo, beberapa hari lalu.

Polisi ketika melakukan olah TKP mendapati kaca TV retak dan pecah akibat ada lubang bekas tembakan.

Disinyalir kaca TV tersebut berlubang akibat terkena tembakan peluru air soft gun.

Bukti tersebut membuat polisi curiga ada aktor intelektual di balik eksistensi gangster.

Sebab terlalu mustahil apabila kelompok gangster yang didominasi usia remaja bisa mempunyai senjata air soft gun.

Apalagi mengingat, untuk memiliki senjata api ini ada banyak syarat yang harus dipenuhi.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved