KPK OTT Pimpinan DPRD Jatim
Sosok Gubernur Khofifah yang Kantornya Digeledah KPK, Karir Mantan Menteri hingga Harta Versi LHKPN
Inilah sosok Gubernur Khofifah yang kantornya digeledah KPK, intip sepak terjang karir hingga harta versi LHKPN.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Menurut data LHKPN yang dibacakan oleh Eko, Khofifah memiliki total nilai harta kekayaan Rp 23.552.669.762.
Sedangkan Emil Dardak memiliki total nilai harta kekayaan Rp 8.254.061.908.
Untuk Paslon nomor urut dua, Saifullah Yusuf memiliki total nilai harta kekayaan Rp 17.598.885.769.
Sedangkan Puti Guntur Soekarno mempunyai nilai harta kekayaan Rp 1.865.423.077.
Baca juga: Kantor Gubernur Jatim Digeledah KPK, Layanan Publik Tetap Berjalan, Sekdaprov: Hormati Proses Hukum
Khofifah Indar Parawansa merupakan wanita yang terlahir dari keluarga sederhana dan bukan dari kalangan pejabat maupun priyayi.
Bapaknya seorang petani dan juga berternak sapi perah, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
Khofifah dibesarkan di lingkungan perkampungan padat di Kawasan Wonocolo Surabaya.
Sebuah kampung yang kini terhimpit oleh kemajuan Kota Pahlawan. Rumah masa kecil Khofifah hingga kini masih ada meski tidak lagi dihuni.
Rumah masa kecil Khofifah masih ada di kampung Wonocolo. Rumah itu bernomor 1, dan bercat hijau. Bukan rumah yang besar. Hanya sepetak rumah berlantai satu dan beratap rendah.
Di rumah itu, Khofifah bersama lima saudaranya hidup dan dibesarkan. Dengan kondisi perekonomian yang cukup, Khofifah ditempa menjadi anak kecil yang ulet dan agar mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Baca juga: Anak Khofifah Indar Parawansa dan La Nyalla Mattaliti Komitmen Menangkan Demokrat, Bidik Milenial

“Saya dulu saat kecil itu jualan es lilin keliling kampung. Sambil bermain, sambil jualan es. Saya nggak malu,” kata Khofifah.
Ia sempat jualan es lilin dari kelas empat SD hingga dua tahun. Bahkan ke sekolah ia beberapa kali juga membawa dagangan untuk dijual ke teman-teman di sekolahnya. Sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk tidak hidup dalam lingkungan yang manja dan berpangku tangan.
Khofifah kecil juga tumbuh sebagai anak yang suka berpetualang. Ia bahkan suka mencari ikan dan kerang di sungai Jemursari.
Yang dulu kondisinya tidak seperti sekarang. Airnya deras dan juga banyak dijadikan tempat bermain oleh anak-anak kecil.
Yang ditanamkan padanya oleh kedua orang tuanya adalah hidup dengan seadanya, dan juga tidak malu dengan yang ia punya serta tak pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan.