Natal dan Tahun Baru 2023
Sambut Kelahiran Yesus, Sejarah Tradisi Memberikan Hadiah yang Telah Berlangsung Ratusan Abad
Salah satu tradisi hari Natal adalah memberikan hadiah kepada orang terkasih. Ternyata, tradisi ini sudah berlangsung sangat lama, sejak zaman Romawi.
TRIBUNJATIM.COM - Salah satu tradisi rutin saat merayakan hari Natal pada 25 Desember adalah memberikan hadiah untuk orang-orang terkasih.
Hadiah tersebut kemudian diletakkan di bawah pohon natal yang telah terhias dengan cantik.
Ternyata, tradisi memberikan hadiah ini telah berlangsung selama ratusan abad, yaitu sejak zaman Romawi. Mereka terinspirasi dari orang Majus yang memberikan hadiah kepada bayi Yesus.
Lebih lengkap, berikut ini adalah sejarah singkat tradisi memberi hadiah di hari Natal.
Awal mula Tradisi Memberi Hadiah di Hari Natal
Memberi hadiah awalnya dimulai saat festival Saturnalia yang dilakukan oleh bangsa Romawi untuk penyembahan dewa Saturnus.
Bangsa Romawi biasanya memberikan berbagai hadiah sederhana pada festival yang berlangsung tanggal 17-23 Desember tersebut.
Sampai akhirnya, pada awal abad ke-4 M, kebiasaan bangsa Romawi dalam memberi hadiah dikaitkan dengan orang Majus dalam Alkitab yang juga memberikan hadiah kepada bayi Yesus.
Tak Hanya Tukar Kado Ada pun orang Majus itu memberikan hadiah emas, kemenyan, dan mur kepada Yesus pada tanggal 6 Januari, yang sekarang dirayakan sebagai hari raya Epifani, atau disebut sebagai Hari Tiga Raja.
Para penulis di abad ke-4 M, seperti Egeria dan Ammianus Marcellinus, pun menggambarkan peristiwa tersebut sebagai inspirasi tradisi bertukar hadiah di hari Natal.
Sosok Sinterklas Sang Pemberi Hadiah

Baca juga: 15 Ucapan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 Bahasa Indonesia, Cocok Dibagikan di Media Sosial
Dalam sejarah tradisi memberikan hadiah di hari Natal, kisah mengenai sosok Sinterklas atau Santau Claus mungkin menjadi yang paling terkenal.
Sebab, Sinterklas diketahui sebagai sosok yang sering memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi dari rumah ke rumah.
Sinterklas sendiri sebenarnya adalah seorang biarawan bernama St. Nicholas yang berasal dari Myria, Turki, sekitar 280 M.
Pada abad ke-13, banyak biarawati Prancis yang membuat dan memberikan hadiah kepada yang membutuhkan pada malam St. Nicholas.
Namun pada abad ke-18, pemberian hadiah menjadi tradisi utama dari perayaan Natal.
Tradisi di Era Victoria
Baca juga: 8 Film Bioskop yang Tayang untuk Menemani Libur Natal dan Tahun Baru: Komedi hingga Horor
Berlanjut ke era Victoria (1837-1901), orang-orang mulai membawa kehangatan dan semangat pada hari Natal dengan membuat perayaan ini lebih banyak tentang keluarga.
Banyak orangtua yang mulai merayakan hari Natal dengan memberikan hadiah pada anak-anak mereka melalui berbagai macam permainan.
Salah satu permainannya adalah cobweb party. Di mana, setiap anggota keluarga diberi warna, kemudian ditunjukkan ke sebuah ruangan yang disilang dengan berbagai warna benang.
Tugasnya adalah memilih warna yang kita inginkan, lalu mengikutinya untuk menemukan di mana hadiah berada.
Bagi orang-orang dalam periode ini, memberikan hadiah juga menggambarkan ekspresi kebaikan dan kegembiraan perayaan hari Natal.
Hadiah Natal Jadi Lebih Komersil

Baca juga: Amankan Perayaan Natal, Ratusan Polisi Diterjunkan Jaga Gereja di Jember
Saat ini, perayaan hari Natal tampaknya hanya tentang hadiah.
Iklan Natal telah ada di surat kabar sejak tahun 1820 dan Sinterklas juga telah muncul di toko-toko sejak tahun 1840.
Pada tahun 1867, department store Macy's di New York memutuskan untuk tetap buka sampai tengah malam pada Malam Natal untuk memungkinkan para konsumen melakukan pembelian hadiah Natal di menit-menit terakhir.
Banyak yang berpendapat bahwa Natal akan sangat berbeda tanpa banyaknya iklan dan tempat untuk membeli hadiah bagi orang yang mereka cintai.
Kendati demikian, sebagian besar orangtua dari anak-anak kecil tidak mau menghilangkan sama sekali apa yang disebut sebagai Natal "komersial" itu.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Waspadai 7 Titik Rawan Kemacetan di Kota Batu
Dan tradisi bertukar hadiah pun semakin meluas, tidak hanya dari orangtua ke anak, melainkan juga dari teman ke teman, atau saudara-saudara dan lainnya.
---
Artikel ini telah ditayangkan oleh Kompas.com.
Berita Jatim dan berita Natal dan tahun baru 2023 lainnya.