Berita Jatim
Tak Lancar Baca Alquran, Santri di Malang Diduga Dirundung dan Dianiaya Temannya, Gigi Lepas 3
Dugaan kekerasan tersebut dialami oleh GP (12), warga Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dugaan kasus perundungan di pondok pesantren kembali terjadi.
Setelah sebelumnya perundungan terjadi di pondok An-Nur 1 Kecamatan Bululawang, kali ini terjadi di sebuah pondok yang berada di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Dugaan kekerasan tersebut dialami oleh GP (12), warga Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Saat ditemui dikediamannya, GP mengaku mendapatkan perlakuan kekerasan dari teman setingkatnya di kelas 7.
Mengenai kronologi awalnya, GP bercerita kejadian itu terjadi pada Kamis (22/12/2022), sekira pukul 07.00 WIB.
Saat itu GP mendapatkan ledekan dari teman-temannya karena tidak lancar saat membaca Alquran.
Enggan membalas dengan ledekan, GP justru memberikan isyarat jari berbentuk hati atau finger heart.
Namun, balasan GP justru mendapatkan respon buruk dari temannya.
"Terus ada yang nggak suka. Ada anak yang manas-manasi (memprovokasi) teman lainnya," ucap GP.
Karena tersulut emosi usai diprovokasi, terduga pelaku pun menghampiri GP saat berisitirahat di dalam kamar.
Seketika terduga pelaku yang merupakan teman korban datang dan memukul kepala GP dengan tangan kosong.
Tak hanya itu, paha dan pinggul korban juga ditendang oleh terduga pelaku.
Bahkan mulut korban juga sempat diinjak dengan tumit.
Akibat mendapatkan perlakuan tersebut, korban pun mengalami luka di bagian gigi hingga lepas tiga.
Pada saat kejadian, teman GP yang menyaksikan kekerasan tersebut sempat melerainya.
Karena gigi GP lepas, ia pun mendapatkan pertolongan dari pihak ponpes dan dibawa ke Puskesmas Pakis.
Namun, tidak diterima. Akhirnya mereka menuju ke dokter spesialis gigi, hanya saja harus menunggu klinik buka pukul 16.00 WIB.
Di siang harinya, orangtua GP datang ke ponpes untuk mengantarkan baju dan makanan. Orangtua GP kaget ketika melihat kondizi GP dalam keadaan terluka.
Saat itu juga, orangtua GP membawa anaknya ke Rumah Sakit Lavette untuk segera ditangani.
"Di rumah sakit anak saya ditangani ke UGD, ada operasi sekitar 2,5 jam," ujar Erfan (35), ayah dari korban.
Menurut Erfan, anaknya harus mendapatkan perawatan kurang lebih selama dua tahun untuk mengembalikan akar gigi.
Selain itu, GP juga harus rutin menjalani kontrol setiap 2 sampai 3 minggu sekali.
Mengetahui hal ini, Erfan mengatakan akan menempuh jalur hukum.
"Insya Allah hari Senin kami akan melapor ke polisi," tegasnya.
Ia berharap ada itikad baik keluarga keluarga pelaku.
Menurutnya sampai saat ini komunikasi antara keluarga korban dengan keluarga pelaku masih dijembatani oleh pihak ponpes.
Sementara itu dari pihak ponpes sudah datang ke rumah GP untuk menjenguk dan melakukan upaya mediasi.
"Proses pembelajaran dilakukan secara daring. Pihak pondok juga mau bertanggungjawab," lanjutnya.
Baca juga: Kondisi Terkini Korban Perundungan Siswa SD di Malang, Jalani Operasi Pengangkatan Darah Beku
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com