Berita Malang
Perguruan Tinggi Unggul Harus Miliki Banyak Guru Besar, Universitas Muhammadiyah Malang Tambah Satu
Universitas Muhammadiyah Malang menambah guru besar. Sebab perguruan tinggi unggul harus memiliki banyak guru besar.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Perguruan tinggi unggul harus memiliki banyak lektor kepala dan guru besar (gubes).
Hal itu disampaikan oleh Prof Dr Dyah Sawitri SE MM, Kepala LL Dikti wilayah VII, Kamis (29/12/2022).
Hal ini disampaikan saat menghadiri pengukuhan guru besar (gubes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Djoko Sigit Sayogo MAcc PhD.
"Kami di LL Dikti wilayah VII memiliki strategi percepatan lektor kepala dan gubes. Ini sebagai salah satu satu prioritas yang kami lakukan. Karena untuk saat ini, kebutuhan lembaga agar PTS mau unggul, ya yang harus banyak lektor kepala dan gubesnya," kata Dyah pada wartawan.
Karena itu pihaknya memotivasi bersama untuk melakukan perubahan bahwa gubes dan lektor kepala dengan syarat khusus bisa dipenuhi.
"Insyaallah bisa dilakukan oleh para dosen. Saat ini banyak calon gubes yang mengurus hampir 200 an," kata dia.
Baca juga: Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang Buka Semester Gasal 2023/2024, 3 Gedung Disiapkan
Begitu juga yang mengurus untuk menjadi lektor kepala.
"Semua masih proses. Banyak banyak yang mengurus karena motivasi dari universitas dan kami melakukan pendampingan. Sebab di era saat ini, kebutuhan gubes dan lektor kepala penting bagi setiap perguruan tinggi," jawab Dyah.
Pada dosen yang mengurus ada kecenderungan berusia muda.
UMM Tambah Satu Gubes
Prof Djoko yang dikukuhkan oleh Rektor UMM Dr Fauzan MPd pada Kamis adalah guru besar bidang ilmu manajemen.
Ia menyampaikan orasi ilmiah "Membentuk Kepercayaan Terhadap Informasi Melalui Smart Diaclosure dan Private Sector Transparency".
Baca juga: Perkuat Relasi Industri dan Kampus, SIER Kolaborasi dengan Universitas Jember, Siap Jadi Living Lab
"Ketertarikan saya pada arus informasi berawal atas cerita guru agama saya di SD. Dimana Nabi Muhammad saat berdagang menceritakan aspek produknya. Sehingga pedagang dan pembeli mendapat informasi yang sama," katanya saat mengawali orasi ilmiahnya.
Sehingga didapat pasar yang sempurna dimana ada kesetaraan informasi pada kedua belah pihak.
Tapi setelah itu tidak ada keseimbangan informasi.
"Jika belajar soal harga saham, tidak disadarkan pada fundamental perusahaan. Tapi aspek lainnya juga," kata dia.
Contoh lain jika belanja di supermarket.
Pembeli hanya mendapat informasi di produk saja.
Baca juga: SIER Jalin Kerjasama dengan FH Universitas Jember, Siap Beri Pengalaman Dunia Kerja & Praktik Nyata
Dikatakan, visi penelitiannya adalah bagaimana ketika keseimbangan informasi lewat pengungkapan informasi yang tepat. Maka perlu integrasi data.
Dalam pengukuhan itu, Djoko mengungkapkan mendapat motivasi dari Menko PMK Prof Dr Muhadjir Effendy MAP saat lalu dimana ia diberi semangat untuk kuliah di luar negeri.
Maka ia kemudian mencari beasiswa.
Muhadjir yang hadir daring mendorong dosen-dosen muda UMM untuk membesarkan lembaga dengan kuliah di luar negeri.
"Jika ingin dihitung dalam pergaulan internasional, maka civitas akademinya biasa dalam spektrum global. Tanpa itu, tidak bisa mencapai cita-cita," kata Menko.
Ia minta agar dosen-dosen muda bercita-cita dan berusaha jadi profesor bermartabat.
Berita Malang lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com