Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahun Baru Imlek 2023

Ternyata Tidak Sembarangan, ini Makna Jumlah Hio yang Dibakar Dalam Perayaan Tahun Baru Imlek 2023

Menjelang Tahun Baru Imlek 2023, pesanan hio mengalami peningkatan. Lantas, apa yang dimaksud dengan hio dan apa artinya dalam budaya Tionghoa?

Editor: Elma Gloria Stevani
Unsplash/jly un
Hio adalah dupa yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai pelengkap dalam ritual ibadah. Hio umumnya berbentuk batang dan berwarna merah, serta menghasilkan aroma yang khas pada saat dibakar. 

TRIBUNJATIM.COM - Menjelang Tahun Baru Imlek 2023, pesanan hio di beberapa wilayah di Indonesia, mengalami peningkatan.

Lantas, apa yang dimaksud dengan hio dan apa artinya dalam budaya Tionghoa?

Melansir laman kemdikbud.go.id, Hio adalah dupa yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai pelengkap dalam ritual ibadah.

Hio umumnya berbentuk batang dan berwarna merah, serta menghasilkan aroma yang khas pada saat dibakar.

Hal ini sesuai dengan nama "Hio" yang berarti harum.

Adapun jumlah hio yang dibakar dalam setiap ritual ibadah bervariasi.

Namun jumlah hio yang dibakar sebenarnya melambangkan makna yang berbeda-beda.

Simak ulasannya:

Satu Batang Hio

Satu memiliki arti esa atau tunggal. Sehingga beribadah atau sembahyang dengan satu batang hio melambangkan doa khusus kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dua Batang Hio

Dua melambangkan Yin dan Yang. Membakar dua batang hio ditujukan untuk menghormati orangtua yang sudah meninggal lebih dari 2x360 hari

Tiga Batang Hio

Tiga menggambarkan unsur alam semesta, yakni bumi, langit, dan manusia. Membakar tiga hio biasanya dilakukan untuk sembahyang kepada para Dewa-Dewi

Empat Batang Hio

Menurut kepercayaan masyarakat Hokkian, ada empat penjuru lautan yang dianggap sebagai saudara di bumi. Empat batang hio melambangkan keempat penjuru tersebut, yakni Utara, Timur, Selatan, dan Barat

Lima Batang Hio

Dalam kepercayaan Tionghoa, lima hio melambangkan lima elemen dasar kehidupan manusia. Yaitu kayu, api, tanah, logam, dan air

Enam Batang Hio

Dalam bahasa Mandarin, enam berarti Liu He yang juga bermakna persatuan dan perdamaian. Sehingga orang yang membakar enam hio mungkin saja sembahyang demi persatuan dan kedamaian umat manusia.

Tujuh Batang Hio

Tujuh hio melambangkan tujuh rasi bintang dalam kepercayaan Tionghoa. Rasi Bintang Biduk yang berbentuk layang dengan ekor memanjang diyakini masyarakat Tionghoa sebagai tujuh rasi bintang yang mereka agungkan

Delapan Batang Hio

Delapan hio melambangkan delapan arah mata angin, yaitu Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut. Membakar delapan hio memiliki makna sembahyang kepada alam semesta

Sembilan Batang Hio

Dalam kepercayaan Tionghoa, angka 9 diyakini sebagai angka tertinggi dan yang paling sempurna.

Angka 9 juga melambangkan sembilan istana dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa. Maka dari itu, membakar sembilan hio digunakan untuk pujian-pujian bagi semua makhluk dan Dewa-Dewi

Perkembangan Hio di Medan, Sumatera Utara

Para pekerja terlihat menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri perajin di Jalan TB Simatupang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sabtu (18/1/2020).

Baik dari pembuatan batang, pewarnaan hingga desain naga semua dikerjakan secara detail agar mendapatkan hasil yang terbaik.

Hio adalah dupa yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai pelengkap dalam ritual ibadah.

Hio berarti harum. Sesuai dengan arti namanya, hio mengeluarkan wangi yang khas ketika dibakar.

Umumnya, hio untuk sembahyang berwarna merah.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Penganut agama Buddha, Tao, atau Konghucu, pasti akan menganggap bahwa persembahyangan mereka kurang khusyuk apabila tidak menggunakan hio.

Rika sebagai Manager Gudang mengatakan, sebulan sebelum Imlek sudah mulai memproduksi hio dan sudah mulai banyak orderan.

Namun, penjualan hio tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu.

"Untuk produksi kita sudah mulai sebulan lalu, dan H-7 Imlek sudah semua kita kirim," kata Rika.

"Pengiriman di Sumatera Utara, dan beberapa kota di Pulau Sumatera dan Jawa, seperti Riau, Batam, Jambi, Palembang hingga Jakarta," sambungnya.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Dijelaskan Rika, bahwa penjualan hio tahun ini sedikit menurun dibanding tahun lalu. Karena sejak satu bulan sebelum perayaan Tahun Baru Imlek, industri pembuatan hio mulai mempersiapkan stok sebanyak-banyaknya.

Hio dijual dengan harga bervariasai sesuai ukurannya mulai dari Rp 8 ribu sampai ratusan ribu rupiah per batang hio.

Untuk diketahui, tidak hanya orang Tionghoa, umat Hindu pun menggunakan Hio dalam ibadah mereka. Tentu saja dengan nama yang berbeda.

Jumlah Hio yang dibakar dalam setiap peribadatan bervariasi, sesuai dengan kepercayaan masing-masing individu.

Dalam kepercayaan orang Tionghoa, Hio yang dibakar ketika beribadah berjumlah dari 1 sampai 9 Hio.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Namun ada juga yang membakar sampai puluhan bahkan ratusan Hio dalam sekali ibadah. 

Mana dari jumlah hio. Satu Hio, berarti esa atau tunggal. Ketika seseorang membakar satu Hio ketika beribadah, maka ibadah orang tersebut dikhusukan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dua Hio, berarti Yin dan Yang. Membakar dua Hio juga disimbolkan sebagai peribadatan atau doa kepada kedua orang tua.

Tiga Hio, dilambangkan sebagai ibadah untuk alam semesta yang terdiri dari 3 unsur, yaitu bumi, langit, dan manusia.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Empat Hio, dalam kepercayaan masyarakat Hokkian, di bumi ini ada 4 penjuru lautan yang dianggap sebagai saudara.

Empat Hio melambangkan 4 penjuru tersebut (Utara, Timur, Selatan, dan Barat).

Lima Hio, dalam kepercayaan orang Tionghoa disimbolkan sebagai 5 elemen dasar kehidupan manusia. 5 elemen tersebut adalah Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air.

Enam Hio, dalam bahasa Mandari berarti Liu He yang juga bermakna persatuan dan kedamaian.

Seseorang yang membakar enam Hio mungkin saja sembahyang demi persatuan dan kedamaian umat manusia.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Tujuh Hio, melambangkan 7 rasi bintang dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa.

Ketujuh rasi bintang tersebut dapat kita temui pada malam hari.

Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa Rasi Bintang Biduk yang berbentuk layang dengan ekor memanjang merupakan 7 rasi bintang yang mereka agungkan.

Delapan Hio, merupakan perkembangan dari makna filosofis empat Hio, yaitu melambangkan penjuru dunia.

Kedelapan penjuru tersebut adalah Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut.

Doa dengan delapan Hio bermakna doa kepada alam semesta.

Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu.
Perajin menyelesaikan proses pembuatan hio di salah satu industri rumah tangga di Jalan TB Simatupang, Medan, Sabtu (18/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek pengusaha Hio, mengaku permintaan pasar menurun dibandingkan tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Sembilan Hio, orang Tionghoa meyakini bahwa angka 9 merupakan angka tertinggi dan yang paling sempurna.

Angka 9 juga melambangkan 9 istana dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa.

Masyarakat Tionghoa meyakini dua unsur utama dalam kehidupan, yaitu Yin dan Yang yang bermakna positif dan negatif.

Keduanya bermakna baik, tidak ada yang buruk.

Semuanya hanya didasarkan oleh waktu.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita tentang Tahun Baru Imlek 2023 lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved