Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Fenomena Childfree Viral di Sosial Media, Aktif Digaungkan Gitasav, Ogah Punya Anak Karena Trauma?

Childfree sering kali disinggung oleh YouTuber Gitasav. Terlepas itu, fenomena ini menimbulkan pro dan kontra. Apa itu childfree?

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/dashu83
Ilustrasi trauma, salah satu penyebab fenomena childfree yang tengah merebak di kalangan masyarakat. Fenomena ini sering kali disinggung oleh YouTuber Gitasav. 

TRIBUNJATIM.COM - Gitasav adalah YouTuber yang aktif menggaungkan childfree.

Opininya mengenai childfree pun kerap menerima hujatan netizen. Salah satunya baru saja terjadi akhir-akhir ini.

Dalam unggahan Instagram, Gitasav menjawab pertanyaan pengikutnya mengenai tips awet muda di usia 30 tahun.

Jawaban Gitasav pun dinilai kontroversial.

Pasalnya, ia mengatakan anak adalah antipenuaan alami yang membuatnya tampak muda.

Netizen pun menilai kampanye Gitasav soal childfree sedikit keteraluann hingga menyebut wanita ini fobia anak-anak.

Lantas, apa itu fenomena childfree yang sering diangkat oleh Gitasav?

Ternyata, fenomena ini juga banyak diikuti oleh kalangan muda saat ini.

Yuk, simak penjelasannya!

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Arti Kata Childfree

Dilansir dari situs Fertility Smarts, childfree adalah istilah yang ditujukan kepada orang dewasa yang tidak memiliki anak, baik secara biologis, adposi, atau sebagainya.

Istilah childfree sering digunakan untuk menyebut orang dewasa yang memilih tidak mau atau memang tidak bisa mempunyai anak karena terkena suatu gangguan kesehatan.

Childfree memiliki perbedaan arti dari childless meskipun sama-sama menunjukkan seseorang yang tidak memiliki anak.

She Defined menyebut orang yang secara sadar dan berniat tidak memiliki anak sebagai childfree.

Kebalikannya, chidless merupakan istilah untuk orang yang tidak sengaja dan tidak berkeinginan untuk tidak memiliki anak.

Orang yang childless bisa saja suatu hari nanti menjadi childfree. Namun, ini hanya jika dia benar-benar menerima dan sadar bahwa ia tidak memiliki anak.

Baca juga: Arti Kata Senpai yang Sering Dijumpai dalam Dialog Anime dan Komik, Ketahui Bedanya dengan Sensei

Baca juga: Arti Kata Funkot, Bahasa Gaul Viral di TikTok, Maknanya Sama dengan Jamet?

ILUSTRASI Berita suami di Pemalang pura-pura temukan bayi. Padahal anak dari selingkuhan.
Ilustrasi anak. Childfree adalah fenomena yang tengah tren di masyarakat. Fenomena ini merujuk pada keputusan tidak memiliki anak. (Pixabay)

Sejarah Childfree

Childfree sesungguhnya bukanlah suatu fenomena baru, meskipun baru banyak dibicarakan di Indonesia belakangan ini.

Menurut Washington Post (5/9/2019), fenomena childfree ada sejak berabad lalu di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, dan Australia.

Di awal 1500-an, wanita di Eropa mulai menunda pernikahan di pertengahan usia 20 tahunan.

Keputusan ini berbeda dari sebelumnya di mana anak remaja mulai menikah saat sudah mampu menjadi ibu.

Para wanita di era baru ini mulai tertarik membangun rumah tangga yang mandiri.

Mereka tidak ingin tinggal di rumah mertua. Untuk itu, pekerjaan menjadi fokus utama mereka agar mendapatkan uang.

Akibatnya, banyak wanita kemudian tidak menikah sehingga otomatis tidak punya anak.

Pilihan pribadi, kondisi ekonomi, budaya, dan masalah kemandulan juga menjadi penyebab fenomena ini muncul.

Diperkirakan 22 persen warga Perancis saat itu memilih tidak menikah dan tidak punya anak.

Meski childfree banyak dipilih di negara barat, hal kebalikannya justru berlaku di negara koloni.

Para penjajah mendorong rakyat jajahannya untuk memiliki anak dan meningkatkan populasi warga.

Tindakan ini dilakukan untuk menambah tenaga kerja anak-anak.

Sementara itu, budak wanita yang disiksa dan diperkosa juga rentan hamil dan memiliki anak.

Baca juga: SOSOK Gitasav Trending di Twitter, Pendukung Childfree Sering Dihujat Netizen: Anak Bikin Menua

Baca juga: Arti Kata Backstreet, Bahasa Gaul dalam Hubungan Pacaran, Ketahui Penyebab dan Tips Menjalaninya

Penyebab Keputusan Childfree

Seperti banyak orang memilih memiliki anak, ada banyak orang juga yang memilih childfree.

Keputusan ini tergantung keinginan seseorang terhadap perannya sebagai orang tua.

Ada banyak alasan seseorang memutuskan tidak mempunyai anak, salah satunya termasuk gangguan kesehatan yang diderita orang tersebut.

Fairy God Boss (18/3/2022) mengumpulkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang secara sadar memilih childfree, yaitu:

1. Tidak ingin memiliki anak

Tidak semua orang ingin menjadi orang tua. Ada sebagian orang yang merasa senang tanpa anak.

Orang tipe ini sadar kalau mereka tidak menyukai dan tidak mampu merawat anak.

Mereka akan memilih yang paling terbaik, yaitu tidak punya anak daripada anaknya tidak terurus.

2. Karier

Pekerjaan yang menyita banyak waktu dan sulit diraih akan membuat seseorang enggan memfokuskan kepada hal lain.

Banyak orang tidak mau melepaskan pekerjaan yang dijalaninya dengan susah payah.

Hal ini membuat mereka memilih untuk menginvestasikan waktu dan perhatian ke dalam pekerjaan daripada anak.

3. Lingkungan

Pertimbangan kondisi lingkungan sering menjadi alasan seseorang tidak punya anak.

Sumber daya yang langka, banyak polusi dan limbah, serta perubahan iklim menjadi alasan mereka tidak ingin sang anak tumbuh dalam lingkungan buruk itu.

Pertambahan penduduk juga diyakini membawa dampak negatif bagi lingkungan.

Akhirnya, mereka memilih untuk memiliki sedikit anak atau tidak punya anak sama sekali.

4. Biaya mahal

Orang tua membutuhkan banyak biaya selama merawat anak.

Saat ini, harga kebutuhan bayi bahkan lebih mahal daripada untuk orang dewasa.

Kebutuhan anak sejak masuk sekolah hingga kuliah juga membutuhkan pengeluaran yang banyak.

Hal ini membuat banyak orang yang merasa kurang mampu secara finansial memutuskan tidak memiliki anak.

Ilustrasi kesehatan mental anak
Ilustrasi trauma di masa kecil yang rentan membuat seseorang enggan memiliki anak dan memutuskan childfree. (Thinkstockphoto)

5. Kesehatan

Gangguan kesehatan menjadi alasan lain seseorang tidak memiliki anak.

Seseorang mungkin mengalami gangguan kesehatan pada organ reproduksi maupun kesehatan mental.

Beberapa orang dewasa memilih untuk melindungi kesehatan mereka dengan tidak memiliki anak.

Selain itu, mereka juga menyadari bahwa kesehatan mereka rapuh dan tidak adil membuat anaknya kehilangan orang tua kelak.

Selain itu, mereka juga bisa berisiko menularkan penyakit atau kondisi tertentu kepada anak-anak mereka.

Kebanyakan orang dewasa tidak mau mengambil risiko buruk itu.

6. Anak-anak lain

Orang yang banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak mungkin akan memilih tidak punya anak.

Pilihan ini bukan karena mereka tidak pandai mengasuh anak.

Melainkan, mereka lebih suka merawat anak orang lain.

Tidak memiliki anak juga dapat menjadi waktu luang bagi orang-orang yang bekerja seharian penuh bersama sekumpulan anak lain.

7. Gaya hidup

Orang yang memiliki gaya hidup bebas, seperti sering keluar malam, mengutamakan hobi, atau memilih fokus merawat hewan peliharaan, bisa memutuskan untuk tidak punya anak.

Mereka mungkin mengira keberadaan anak akan menganggu kehidupan pribadinya.

Selain itu, waktu untuk mewujudkan keinginan atau kesenangan akan berkurang saat merawat anak.

8. Waktu

Seseorang mungkin terhalang waktu yang tepat sehingga tidak mempunyai anak.

Dia mungkin masih terlalu muda untuk mengasuh bayinya.

Hal ini membuat orang itu memutuskan tidak memiliki anak.

Selain itu, pernikahan yang singkat atau perceraian juga membuat seseorang akhirnya memilih tidak punya anak.

9. Riwayat keluarga

Orang yang masa kecilnya mengalami kejadian traumatis sering memilih untuk tidak memiliki anak.

Ia takut akan mengulangi kejadian itu kepada sang anak.

Hubungan keluarga yang kurang harmonis juga dapat membuat seseorang tidak mampu mengasuh anak.

Mereka tidak bisa mempelajari ilmu parenting dari orang tua. Kesulitan ini membuat seseorang memilih tidak punya anak.

Gitasav dan kontroversinya soal childfree
Gitasav dan kontroversinya soal childfree. (Instagram/gitasav)

Baca juga: Arti Kata Mabruk dan Mubarak, Bahasa Arab Populer di Hari Jumat dan Bulan Ramadan, Maknanya Beda!

Dampak Childfree

1. Meningkatnya Risiko Kanker Payudara
 
Menurut penelitian Johnson Memorial Health, keputusan childfree malah meningkatkan risiko munculnya kanker payudara bagi wanita.

Pasalnya, kehamilan disebut mampu melindungi dan meningkatkan kualitas payudara.

Johnson Memorial Health meneliti kanker payudara lebih berisiko menyerang wanita tanpa anak ketimbang mereka yang sudah memiliki buah hati.

"Perubahan yang dialami tubuh selama kehamilan melindungi payudara. Saat seorang wanita hamil, paparannya terhadap hormon tertentu yang berhubungan dengan kanker juga berkurang.

Sederhananya, Anda berada pada risiko kanker payudara yang lebih tinggi jika Anda tidak memiliki anak," bunyi penelitian Johnson Memorial Health.

2. Menurunkan Motivasi Hidup
 
Meski awalnya begitu antusias dengan childfree, namun beberapa pasangan yang memilih keputusan tersebut perlahan kehilangan motivasi hidup.

Pasangan yang memiliki anak cenderung akan terus mempunyai semangat kerja keras demi masa depan indah buah hati mereka.

Pemerhati feminisme Samhita Mukhopadhyay menyampaikan pandangan demikian.

"Menjadi childfree juga berarti menanggung risiko kehilangan motivasi masa depan yang lebih baik. Memiliki anak dapat memberi Anda alasan utama setiap hari untuk berjuang demi masa depan yang sehat dan aman. Beberapa orang tua menyambut baik waktu yang mereka punya untuk dihabiskan bersama keluarga," kata Samhita.

3. Risiko Kanker Ovarium/Tumor Rahim
 
Tak cuman berisiko picu kanker payudara, The National Cancer Institute meneliti wanita tanpa anak lebih berisiko terserang kanker ovarium atau tumor rahim.

Penelitian meninjau kanker ovarium atau sejenisnya lebih sering dialami wanita yang belum pernah merasakan kehamilan.

"Wanita tanpa anak mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Kanker endometrium juga lebih sering terjadi pada wanita tanpa anak. Mungkin juga ada hubungannya dengan tumor rahim," menurut penelitian The National Cancer Institute.

4. Kesepian

Dampak yang paling banyak diperbincangkan adalah risiko kesepian yang akan dialami pasangan childfree di masa tua.

Pasalnya, mereka yang telah berusia senja umumnya menggantungkan sisa hidup bersama anak-anak mereka.

Hal itu disetujui oleh psikolog Dr. Christie Hartman, PhD, Psychology.

"Banyak banyak wanita dan pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Bagi banyak orang, childfree adalah sesuatu yang mereka pilih secara aktif. Namun, pilihan untuk tidak memiliki anak bukanlah pilihan yang mudah dan dapat disertai dengan perasaan kesepian bagi sebagian orang," menurut Dr. Christie.

Namun, pendapat negatif tentang childfree dibantah oleh Tanya Koropeckyj-Cox seorang profesor sosiologi dari Universitas Florida.

Menurut penelitian para ahli dari ilmu sosiologi Universitas Florida, pandangan akan kesepian atau menyesal setelah memilih childfree tak sepenuhnya benar.

"Selama bertahun-tahun kami telah mendengar peringatan bahwa jika Anda tidak memiliki anak, Anda akan menyesalinya nanti. Tetapi kepercayaan tentang tidak memiliki anak yang mengarah ke usia tua yang kesepian sama sekali tidak didukung oleh penelitian kami," papar Tanya.

Sebaliknya, keputusan childfree diteliti mampu meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang.

Beberapa keuntungan yang mungkin didapat dari keputusan childfree dijelaskan oleh beberapa ahli berikut.

5. Mengurangi Emisi Karbon
 
Profesor Psikologi Jennifer Watling Neal masih mempercayai jika berkurangnya populasi penduduk mampu menekan masalah lingkungan yang timbul karena emisi karbon.

Jennifer menyebut menurunnya tingkat kelahiran mampu mengatasi krisis lingkungan global.

"Beberapa peneliti berpendapat bahwa salah satu cara terbaik untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan memiliki lebih sedikit anak. Menurunkan tingkat kelahiran merupakan papan penting dalam mengatasi krisis lingkungan global," papar Jennifer.

6. Umur Lebih Panjang
 
American Journal of Human Biology juga meneliti jika wanita tanpa anak mampu memiliki umur lebih panjang.

Penelitian ini berkaitan dengan munculnya stres, diabetes, hipertensi dan masalah kesehatan lain di tengah masa kehamilan.

"Wanita yang memiliki anak kehilangan 95 minggu kehidupan ketimbang wanita tanpa anak.

Penyebabnya bisa karena stres, diabetes yang berhubungan dengan kehamilan, hipertensi, dan kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan menyusui," jelas American Journal of Human Biology.

7. Kesejahteraan Meningkat
 
Childfree juga dipercaya mampu meningkat kesejahteraan hidup seseorang atau pasangan.

Bahkan beberapa pasangan menggunakan keuntungan ini sebagai alasan memutuskan childfree.

Beberapa orang menganggap mereka tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk anak dan biaya tak terduga di masa depan. American Journal of Human Biology kembali membenarkan hal tersebut.

"Pendidikan dan pendapatan wanita tanpa anak lebih tinggi. Kondisi ini terbukti memiliki hubungan dengan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan. Misal dibutuhkan lebih dari $230.000 untuk membesarkan seorang anak hingga dewasa, namun dengan tidak membelanjakan uang ini Anda dapat menghasilkan kekayaan dan kesejahteraan yang lebih besar," menurut penelitian American Journal of Human Biology.

----

Artikel ini telah ditayangkan di Kompas.com.

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved