Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Pretty Privilege di Sosmed, Disebut Bikin Sukses Berkarir, Sering Terjadi di Tempat Kerja?

Pretty privilege sering ditemukan di sosial media. Kata ini pun tak jarang menjadi bahan diskusi netizen. Lantas, apa arti kata pretty privilege?

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/Lifestylememory
Ilustrasi wanita cantik yang dipercaya banyak orang lebih sukses dalam berkarir. 

TRIBUNJATIM.COM - Akhir-akhir ini kata gaul pretty privilege tengah diangkat netizen di sosial media.

Ternyata, pretty privilege adalah istilah Bahasa Inggirs membahas fenomena sosial di masyarakat, khususnya di tempat kerja.

Internet membawa istilah pretty privilege semakin disadari oleh masyarakat.

Pasalnya, pretty privilege di dunia kerja dianggap tidak adil bagi sebagian orang.

Bahkan, akhir-akhir ini beredar foto yang viral di sosial media. Foto tersebut menampakkan para pelamar mengenakan topeng saat wawancara.

Lantas, apa arti kata pretty privilege ini?

Apakah pretty privilege riil terjadi di tempat kerja?

Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Arti Kata KY yang Viral di TikTok karena Jerome Polin, Bahasa Gaul Jepang Tentang Sikap Orang

Baca juga: Arti Kata Ngabrut, Sering Seliweran di TikTok yang Tunjukkan Kebrutalan, Sama Seperti Gabrut?

Dalam Bahasa Inggris, pretty memiliki arti cantik, sementara privilege adalah keunggulan atau hak istimewa.

Secara harfiah, pretty privilege pun dapat diterjemahkan sebagai keunggulan dari kecantikan.

Istilah ini pun mengarah pada penampilan bahkan fisik dari seseorang.

Penampilan dipercaya sebagai pintu utama yang menentukan orang tersebut menarik atau tidak.

Sebab itu, dalam sosial manusia, orang-orang cantik dan tampan sering kali dianggap memiliki hidup yang mudah. 

Hal ini terjadi pula di tempat kerja. Tak jarang perempuan dinilai berdasarkan penampilannya.

Berdasarkan hasil riset terbaru yang dilakukan oleh PARAPUAN pada Maret 2022 lalu terhadap 771 perempuan Indonesia mengenai body positivity, hal ini ternyata membuat mereka ketakutan untuk tampil apa adanya.

Sebanyak 41,6 persen responden mengaku tidak berani untuk tampil apa adanya lantaran takut tidak bisa mendapatkan kesempatan yang lebih luas dalam karier.

Ternyata, media massa sangat memengaruhi bagaimana perempuan menilai citra tubuhnya sendiri, di mana 28,2 persen responden mengaku tidak puas dengan tubuhnya sendiri karena menganggap kecantikan bisa menjadi privilege dalam hidup.

pretty privilege diyakini membuat wanita cantik lebih sukses dalam karir
Ilustrasi wanita cantik yang dipercaya banyak orang lebih sukses dalam berkarir.

Hal ini juga terlihat dalam riset yang dilakukan oleh Eva Sierminska pada tahun 2015 yang membuktikan bahwa pekerja yang atraktif secara penampilan memiliki penghasilan 15 persen lebih besar daripada mereka yang dianggap kurang atraktif atau tidak atraktif.

Dengan kata lain, karyawan yang memiliki penampilan menarik lebih menguntungkan suatu perusahaan, terlebih jika pekerjaannya mengharuskan interaksi dengan konsumen atau klien.

Pasalnya, memang banyak orang lebih suka berinteraksi dengan orang yang berpenampilan menarik.

“Orang yang berpenampilan kurang menarik harus bekerja lebih keras dan produktif agar bisa mendapatkan upah yang sama, sementara mereka yang berpenampilan menarik lebih sering menerima panggilan untuk wawancara,” ujar ekonom Eva Sierminska, dikutip dari Stylist.co.uk, Minggu (17/4/2022).

“Hal tersebut menunjukkan bagaimana pemberi kerja menilai bahwa mereka yang berpenampilan kurang menarik dianggap kurang mampu dalam pekerjaan mereka,” sambungnya.

Fenomena demikian dikenal juga dengan pretty privilege atau beauty privilege, di mana mereka yang dianggap memenuhi standar kecantikan memiliki hak istimewa yang tidak dimiliki oleh mereka yang berpenampilan biasa saja.

Melansir My Imperfect Life, standar kecantikan yang dimaksud biasanya berpusat pada ras kaukasia, yakni tubuh yang kurus, kulit putih, tinggi, dan fitur wajah simetris.

Kawan Puan mungkin juga sudah tak asing lagi dengan kedua istilah tersebut yang sering kali dibahas di media sosial.

Semakin dekat seseorang dengan standar tersebut, maka akan semakin istimewa ia dianggap oleh orang di sekitarnya, tak terkecuali di lingkungan kerja.

Seperti diungkapkan oleh broadcaster dan coach Jon Briggs, bahkan ketika orang tersebut tidak terbukti lebih baik dalam pekerjaannya, ia tetap cenderung lebih mudah dalam mendapatkan apapun.

“Meskipun tidak ada bukti bahwa mereka lebih pintar, lebih mampu, atau lebih cerdas dari orang lain. Atau tidak terbukti bahwa mereka lebih kompeten secara sosial maupun moral,” jelas Briggs.

Kendati demikian, alasan mengapa pretty privilege disukai oleh masyarakat adalah karena mereka cenderung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki hak istimewa tersebut.

Baca juga: Arti Kata IYKYK Viral di Sosmed, Singkatan Bahasa Inggris Bagi Orang-Orang Satu Frekuensi

Baca juga: Arti Kata Mokel, Bahasa Gaul Populer yang Sering Diucapkan Warga Jawa Timur Saat Bulan Ramadan

Ilustrasi wanita percaya diri. Sifat ini menjadi daya tarik seseorang sehingga bisa dijadikan 'privilege' dalam bekerja.
Ilustrasi wanita percaya diri. Sifat ini menjadi daya tarik seseorang sehingga bisa dijadikan 'privilege' dalam bekerja. (Freepik.com/tirachardz)

“Secara ekonomi, terbukti bahwa orang yang ‘cantik’ tidak lebih produktif atau kreatif dari orang biasa. Tetapi, mereka memiliki kepercayaan diri tinggi terkait keterampilannya, dan banyak perekrut yang menilai kepercayaan diri sebagai sifat menarik,” lanjut Briggs.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Leah D. Sheppard dan Stefanie K. Johnson pada tahun 2019 menemukan bahwa pebisnis perempuan yang berpenampilan menarik justru dianggap kurang bisa dipercaya.

Dalam studi tersebut, kedua peneliti menyebutnya sebagai femme fatale effect, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perempuan manipulatif.

“Perempuan yang berpenampilan menarik bisa dianggap sangat berbahaya,” ujar Leah Sheppard, asisten profesor di Washington State University sekaligus peneliti dalam studi tersebut, dikutip dari New York Times.

Studi tersebut menekankan pada bagaimana mereka yang berpenampilan menarik juga bisa diremehkan karena adanya rasa ketidakpercayaan diri, kecemburuan, dan ketakutan dari rekan kerjanya.

“Bagi perempuan, terdapat sejumlah konteks, di mana mereka bisa tidak diuntungkan oleh kecantikan mereka,” ujarnya lagi, mengarah pada faktor sosial.

Sheppard mengatakan, hal ini disebabkan oleh adanya rasa kecurigaan dari rekan kerja, baik perempuan maupun laki-laki.

Mereka sering menganggap bahwa perempuan berpenampilan menarik menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan promosi dan pekerjaan penugasan kerja yang menguntungkan.

“Perempuan ‘cantik’ akan lebih sulit dalam hal membangun kepercayaan,” ujar Sheppard lagi.

Kawan Puan, ternyata pretty privilege di tempat kerja yang sering dianggap menguntungkan bagi perempuan berpenampilan menarik memiliki kekurangannya tersendiri.

Nyatanya, perempuan yang berpenampilan menarik juga bisa dipandang sebelah mata karena dianggap selalu menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan hak istimewa yang tidak dimiliki rekan kerja lainnya.

----

Artikel ini telah ditayangkan di Parapuan.co.

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved