Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ngaji Gus Baha

Ngaji soal Hidayah, Gus Baha Singgung Seseorang Suka Salawatan tapi Tidak Salat, Ini Penjelasannya

Gus Baha memberikan analogi tentang jalan hidayah bagi seseorang yang misterius dan tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT.

Editor: Taufiqur Rohman
Instagram ceramahgusbaha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha memberikan analogi tentang jalan hidayah bagi seseorang yang misterius dan tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT. 

TRIBUNJATIM.COM - Ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menjelaskan tentang jalan menuju hidayah.

Tak sedikit dari kita salah paham mengenai arti hidayah.

Hidayah merupakan petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta’ala kepada manusia untuk mendapatkan kebaikan, Dia akan memberikan petunjuk bagi yang dikehendaki-Nya.

Lewat bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, Gus Baha memberikan analogi tentang jalan hidayah bagi seseorang yang misterius dan tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT.

Baca juga: Gus Baha Buka-bukaan Resiko Memelihara Jin Khodam Bagi Manusia: Ngeri Tenan

“Allah itu tahu kalau kita dhoif atau lemah sehingga Ahlussunah mengatakan, semua kesalahan itu ya kesalahan saja,” papar Gus Baha di Youtube Santri Gayeng, seperti dikutip dari Kompas.TV.

Meskipun telah membuat kesalahan atau dosa, misalnya kata Gus Baha, tidak lantas seseorang itu dijatuhi kafir.

Harus berhati-hati dengan kata ini, juga soal hidayah yang menurut Gus Baha seperti rahasia.

“(berbuat dosa atau kesalahan) tidak lantas menjadikan kafir, dan itu bukan berarti kita tidak cinta Allah dan Rasul,” imbuhnya.

Pengasuh Ponpes LP3IA Rembang itu menegaskan, misalnya, orang berbuat dosa seperti mabuk misalnya, sudah ada sejak zaman dulu.

“Jadi orang mabuk sejak ada zaman dulu, makanya kita tidak boleh terlalu benci pada preman atau orang yang berbuat dosa itu,” ungkapnya.

Gus Baha yang menuliskan tafsir Al-Qur’an berjilid-jilid dengan tajuk Al-Qur’an dan Tafsirnya (UII Press) itu menegaskan, bisa jadi seorang preman yang kita benci itu dalam hatinya ada Allah.

Kita bisa jadi tidak tahu, menurut Gus Baha, hal itu karena saking bencinya kita pada sesuatu yang tidak kita pahami.

“Kadang ada seorang preman, tapi tidak memungkiri bisa jadi ia cinta kepada Allah,” imbuhnya.

Salawatan tapi Tidak Salat

Gus Baha lantas menjelaskan, ia tidak masalah jika seorang yang berdosa atau mungkin seorang preman itu justru suka pergi ke konser yang di dalamnya ada salawatan Nabi.

Bahkan, ketika seseorang itu tidak salat atau jarang salat, tapi ia gemar ke konser selawatan, maka bagi Gus Baha tidak jadi masalah.

“Maka menurut saya tidak masalah jika ada orang tidak salat tapi pergi ke konser salawatan itu nggak masalah,” imbuhnya.

Sebab, hal itu bisa jadi jalan hidayah buat dia.

“Lah wong faktanya dia memang suka dengan salawatan. Bisa saja itu awal dapat hidayah,” ungkapnya.

Gus Baha pun menjelaskan fenomena orang yang kerap mencibir orang lain yang belum tentu lebih baik darinya.

“Kata orang, apa gunanya salawatan tapi nggak salat. Lah, kalau dia nggak pernah salawatan dan tidak salat, lalu jalur hidayahnya dari mana?” ungkap Gus Baha.

Sebab, lanjut Gus Baha, bisa jadi orang yang ke salawatan tapi belum salat, ada hidayah lewat jalur salawat tersebut.

"Umpama ada satu dua salawat yang diterima yang menjadikan sebab dapat hidayah, bagaimana? Makanya, jangan suka komentar atau mengolok-olok," imbuhnya.

Dengan nada bercanda, Gus Baha pun menyindir mereka yang kerap menjadikan diri sendiri dan Tuhan seraya mengadili perilaku orang lain.

"Tidak ikut jadi Tuhan kok ya geger," ungkapnya sambil tersenyum.

Artikel ini telah tayang di Kompas.tv

Ikuti berita seputar ngaji Gus Baha

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved