Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Jalan Desa Rusak Parah Imbas Tambang Batu Andesit, Warga Tulungagung Protes Tanami Pohon Pisang 

Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan Tulungagung menanam pohon di sepanjang jalan desa mereka.

Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Pohon pisang yang ditanam warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan di tengah jalan desa mereka. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan Tulungagung menanam pohon di sepanjang jalan desa mereka.

Aksi ini dilakukan warga untuk memprotes kerusakan jalan akibat tambang batu andesit di desa mereka.

Truk-truk pengangkut hasil tambang ini setiap hari lewat dengan tonase melebihi ketentuan, sehingga merusak aspal jalan.

Penanaman pohon pisang ini dilakukan spontan pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.

Pohon pisang ini didirikan tepat di tengah-tengah garis pembatas lajur sepanjang kurang lebih 1000 meter.

Menurut salah satu warga, Hadi Nur (53), aksi tanam pohon pisang ini dipicu kecelakaan yang dialami Mustofa (40).

Baca juga: Aksi Bus Bagong Bikin Geram Warga Tulungagung, Nyaris Celakai Pengendara Motor, sempat Adu Argumen

“Mustofa ini warga asli Sumberagung. Dia terjatuh karena jalan yang rusak parah,” ucap Hadi, Kamis (9/3/2023).

Mustofa terluka parah di bagian kepala dan tidak sadarkan diri.

Korban dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani CT scan dan tindakan lanjutan.

Kejadian ini memicu aksi spontan warga, bersama-sama menanam pohon pisang sepanjang jalan.

“Kami tidak menutup jalan, tetapi mengamankan jalan. Jangan sampai jalannya semakin rusak parah,” sambung Hadi.

Di ujung jalan yang menjadi pintu masuk desa ditanam pisang ukuran besar disertai tulisan, “trek watu (truk batu) tambang dilarang melintas”.

Lanjut Hadi, aksi warga ini juga luapan kekecewaan yang 2,5 tahun dipendam.

Selama itu jalan Desa Sumberagung rusak parah karena truk-truk tambang batu, namun tidak pernah ada solusi.

Sebelumnya juga sudah dilakukan mediasi antara pemilik tambang dan warga di DPRD Tulungagung.

Saat itu kedua pihak sepakat agar tonase kendaraan yang lewat disesuaikan dengan ketentuan, yaitu 8 ton.

Baca juga: Kesaksian Teman Gogomania yang Hilang di Sungai Brantas Tulungagung, Sempat Lihat Tangan Melambai

Namun ternyata truk-truk tambang ini lewat dengan muatan 16-18 ton.

“Kelas jalan desa  kami jelas, maksimal hanya 8 ton. Tanpa perjanjian di DPRD kemarin seharusnya ketentuan itu ditegakkan,” tegas Hadi.

Warga juga kecewa, karena pemilik tambang mengaku kepada media hanya ada 5 truk yang setiap hari lewat.

Padahal dari hitungan warga, dalam satu hari truk yang masuk bisa mencapai 125.

Truk-truk dengan tonase melewati batas ini bebas lalu lalang di jalan desa tanpa ada penindakan.

“Yang kami kecewa, selama ini di lapangan tidak pernah ada pengawasan dan penindakan pada truk-truk itu. Tidak ada petugas yang menegakkan aturan,” ucap Hadi.

Sementara pemilik tambang batu andesit di Desa Sumberagung, Suwarji, belum bisa memberikan penjelasan.

Saat dihubungi lewat telepon, ia mengaku masih sibuk menggelar pertemuan.

“Saya masih ada pertemuan ini. Maaf ya,” ucapnya menutup sambungan telepon. 

Baca juga: Drama Penyelamatan 71 Orang Terjebak di Delta Sungai Brantas Tulungagung, Pakai Perahu hingga Bambu

Berita Tulungagung lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved