Berita Viral
Jadi Aplikasi Populer Dunia, China Justru Dilarang Pakai Chat GPT, Dinilai Bisa Sebarkan Propaganda
Usai jadi aplikasi populer di dunia, Pemerintah China justru melarang penggunaan Chat GPT karena layanan chatbot OpenAI dinilai bisa sebar propaganda
TRIBUNJATIM.COM - Belakangan, OpenAI tengah diperbincangkan di media sosial, khususnya di Twitter.
Banyak warganet yang memanfaatkan kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence /AI) itu untuk membuat banyak hal, mulai dari artikel, perencanaan marketing, atau sekadar mencari informasi tertentu.
Mengutip laman TechTarget, OpenAI adalah perusahaan riset asal Amerika yang bergerak di bidang kecerdasan buatan.
Perusahaan ini didirikan oleh Elon Musk dan Sam Altman pada tahun 2015.
Ada beberapa produk yang telah diciptakan Open AI, namun yang sedang viral belakangan ini adalah Chat GPT.
Ini merupakan pengembangan GPT 3.0 yang diperkenalkan dua tahun lalu.
Sesuai namanya, Chat GPT hadir dalam format dialog atau chatbot.
Melalui Chat GPT, pengguna bisa menanyakan apa saja ataupun memintanya membuatkan teks, mulai dari puisi, artikel, tutorial, sampai caption media sosial.
Nantinya, AI akan langsung memberikan jawaban secara cepat dan detail.
Sebenarnya, cara kerja Chat GPT tersebut mirip dengan Google. Hanya saja, informasi yang dipaparkan lewat ChatGPT dihimpun jadi satu sehingga pengguna tak perlu membandingkan informasi satu dan lainnya.
Informasinya pun dinilai lebih lengkap dibanding Google.
Tertarik mencobanya? Simak cara menggunakan Open AI ChatGPT dalam artikel berikut.
Cara Menggunakan OpenAI
Chat GPT Open AI dapat diakses semua orang secara cuma-cuma alias gratis.
Pengguna pun tidak perlu meng-install aplikasi dari Google Play Store maupun App Store.
Cara Menggunakan Open AI
Open AI dapat diakses melalui tautan https://chat.openai.com/.
Kemudian, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Login
Akses laman OpenAI, kemudian buat akun atau login menggunakan akun Google atau Microsoft.
2. Mulai chat
Setelah registrasi berhasil, Anda akan langsung dibawa ke laman dashboard. Di laman tersebut, Anda dapat chatting dengan ChatGPT menggunakan boks chat AI yang tersedia.
3. Masukkan keyword
Ketik keyword yang ingin dicari pada boks chat AI. Misalnya, “Apa yang dimaksud dengan komunikasi?”
4. Informasi ditampilkan
Nantinya, ChatGPT akan langsung menampilkan informasi sebagai jawaban dari pertanyaan yang diketik tadi. Jika ingin menanyakan hal lain, cukup ketikkan keyword pada kolom yang sama.
Apabila Anda memasukkan keyword yang berkaitan, jawaban dari ChatGPT bisa digunakan untuk membuat artikel panjang.
Kecanggihan OpenAI tentu tak bisa diragukan lagi.
Namun, Reuters dalam lamannya menjelaskan, kemampuan dan keamanan kecerdasan buatan ini masih terbatas.
Hasil yang dipaparkan mungkin tampak lengkap, tapi bisa saja ada informasi yang kurang tepat, sehingga pengguna tetap harus mengeceknya terlebih dahulu.
Selain itu, kecerdasan buatan ini juga memiliki risiko untuk disalahgunakan.
Pengguna pun rentan menemukan informasi yang mengandung unsur SARA.
Terlepas dari itu, Chat GPT OpenAI tetap menarik untuk dicoba.
Setelah jadi aplikasi populer di dunia, Pemerintah China justru melarang penggunaan Chat GPT karena layanan chatbot OpenAI tersebut dinilai bisa menyebarkan propaganda.
Sebagaimana diketahui, China memiliki kontrol ketat atas aliran informasi online dari luar negeri melalui Great Firewall, sistem sensor terbesar dan tercanggih di dunia yang memblokir Google, Facebook, dan situs besar lainnya di China.
Sejak diluncurkan pada November lalu, sebenarnya Chat GPT memang tidak tersedia secara resmi di China dan tak bisa sembarangan diakses masyarakat.
Namun banyak warga China tetap mengakses Chat GPT melalui VPN, sementara yang lain menggunakan akses dari pengembang pihak ketiga.
Hingga baru-baru ini, Regulator China akhirnya semakin mengetatkan aturannya terkait Chat GPT.
Hilangnya Chat GPT Dikutip dari laman Guardian, sejumlah perusahaan teknologi besar di China termasuk perusahaan induk WeChat, Tencent, dan Ant Group telah diperintahkan untuk memutus akses ke Chat GPT.
Dengan adanya perintah tersebut, Yibai Technology menghapus tombol untuk mengaktifkan Chat GPT dari aplikasinya.
Sebagaimana dikutip dari SCMP, perusahaan lainnya yakni Shenlan BL dan AI Duihua juga menyampaikan mereka tak lagi menyediakan layanan akses Cha tGPT.
Meski demikian, sejauh ini tak ada komentar apapun dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Sementara, seorang pengguna yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, akun WeChat pribadinya diblokir tiga hari usai ia menyematkan API Chat GPT.
Ia mengatakan, WeChat telah memberitahunya akses ke akunnya akan dikembalikan lagi jika ia berjanji untuk tak menyematkan API ke dalam akunnya.
Dinilai propaganda
Menurut media pemerintahan China, Chat GPT dianggap sebagai alat potensial bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan artikel palsu.
Media Pemerintah China mencontohkan, pertanyaan yang diajukan ke Chat GPT tentang Xinjiang selalu menghasilkan jawaban konsisten yang terkait dengan propaganda politik pemerintah AS, yakni dikaitkan dengan genosida.
Kini regulator bahkan menghapus hasil pencarian mengenai Chat GPT di platform pencarian China.
“Model ini dilatih tentang informasi terbuka yang berbasis di negara-negara barat. Berpotensi menimbulkan banyak masalah bagi pemerintah China, karena orang dapat menggunakannya untuk mengajukan pertanyaan tentang topik sensitif, seperti pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, Taiwan, kepulauan Diaoyu," kata peneliti senior di Peace Research Institute Oslo, Dr Ilaria Carrozza. OpenAI sendiri kata dia, sebenarnya sudah melarang orang di China melakukan pendaftaran namun memang tampaknya hal ini tak sepenuhnya bisa diatasi. Pendiri firma riset TI Marbridge Consulting Mark Natkin menilai chatbot AI semacam ChatGPT tentunya tak akan disukai China.
Pasalnya, saat ada pertanyaan "Apakah Presiden China Xi Jinping sah?", Chat GPT akan memberikan jawaban yang seimbang yakni menjelaskan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi namun juga akan menjelaskan terkait masalah hak asasi dan represi politik.
Ia menilai, chatbot yang akan disukai pemerintah China saat ini adalah chatbot yang bisa dipakai menyebarkan propaganda kepada lawan politik.
“Ini adalah teknologi lain yang sedang berkembang yang menurut China perlu untuk menjadi kompetitif.
Dan jika dikembangkan sesuai dengan tujuan kebijakan, berpotensi membantu menyampaikan narasi yang disetujui secara lebih efisien yang pemerintah ingin agar dapat diakses oleh masyarakat," ujar Natkin dikutip dari Time.
China sendiri saat ini tengah berupaya mengembangkan Chatbot seperti Chat GPT OpenAI.
Baidu, Alibaba, JD.com dan Tencent adalah beberapa perusahaan yang mengumumkan rencana pengembangan AI chatbot.
Adapun program Baidu yakni Ernie Bot merupakan program yang dianggap paling maju dan menjanjikan yang akan diluncurkan Maret nanti.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Chat GPT
China
https://chat.openai.com/
OpenAI
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Artificial Intelligence
Elon Musk
Sam Altman
Amerika Serikat
chatbot OpenAI
dinilai bisa menyebarkan propaganda
platform pencarian China
kecerdasan buatan
Kades Menghilang usai Didemo, Warga Geram Desak Mundur dari Jabatan hingga Segel Balai Desa |
![]() |
---|
Gitaris Terkenal dan Istri Ngamuk Ancam Acak-acak Dapur Resto, Bawa Kabur 14 Makanan Tanpa Bayar |
![]() |
---|
Warga Keluhkan Beras SPHP Sulit Dimasak, Takut Ada Bahan Kimia Berbahaya, Bulog: Aman Dikonsumsi |
![]() |
---|
Jualan Kopi Murah Rp500, Pasutri Tak Masalah Cuma Dapat Untung Rp30 Ribu Sehari: Sama-sama Menikmati |
![]() |
---|
Fakta-fakta Viral Menu MBG Isi Kacang Rebus dan Roti, Siswa Pernah Dapat Salak Busuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.