Berita Viral
Tragis Siswa SMK Bogor Dibacok karena Tantangan di Instagram, Pelaku Dicurigai Guru, 'Apa Terlibat?'
AS siswa SMK di Bogir diketahui meninggal dunia setelah dibacok oleh tiga sosok tak dikenal. Para pelaku pembacokan kuak alasan.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap alasan tragis siswa SMK Bogor dibacok oleh tiga pelajar.
Siswa SMK bernama AS (16) diketahui meninggal dunia setelah dibacok oleh tiga sosok tak dikenal saat tengah melewati lampu merah Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3/2023).
Para pelaku pembacokan siswa SMK Bogor akhirnya dihadirkan Polresta Kota Bogor.
Sambil tertunduk lesu, dua pelaku pembacokan dan satu orang yang menyembunyikan mereka tak bisa berkata-kata usai kebejatannya dibongkar penyidik kepolisian.
Dalam keterangan pers di depan awak media, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengurai fakta kasus pembacokan yang membuat nyawa pelajar SMK Bina Warga 1 itu melayang.
Pun dengan motif pelaku tega menghabisi nyawa sosok tak bersalah.
Perihal aksi kejamnya tersebut, para pelaku blak-blakan kepada polisi usai diciduk.
Dua pelaku yakni berinisial MA dan SA mengaku nekat melakukan aksi pembacokan karena terprovokasi sebuah unggahan di media sosial, yakni Instagram (IG).
Baca juga: Syahadat Terakhir Siswa SMK Bogor Tewas Dibacok 3 Pelajar, 2 Pelaku Diciduk, Ayah Angkat Tak Dendam
Tanpa pikir panjang, ketiga remaja atau pelaku lakukan serangan acak usai mencari-cari sang provokator yang tidak ketemu.
"Adanya tantangan via IG, pelaku terprovokasi supaya ke sasaran acak. Yang nantang itu pelajar inisial A, dicari-cari pelaku tapi tidak ketemu," pungkas Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso di halaman Polresta Bogor Kota, Selasa (14/3/2023).
Terkait kronologi pembacokan, para pelaku bercerita pasca-kejadian.
Diakui MA dan SA, mereka langsung kembali ke sekolah usai melakukan aksi pembacokan terhadap AS.
Tak disangka, di sekolah, MA dan SA sempat ditanyai oleh guru mereka terkait kasus pembacokan.
"Setelah pelaku melakukan tindak pidana ke korban, pelaku ke sekolahnya, sempat ditanya sama guru 'apakah terlibat pembacokan? pelaku tidak mengaku dan kabur," kata Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Baca juga: Suami di Situbondo Bacok Tetangga, Curiga Selingkuh dengan Istrinya, Ternyata Salah Orang
Lebih lanjut, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mendetailkan peran dari masing-masing pelaku.
Sosok pertama yang disorot adalah pembonceng motor di depan.
Remaja berinisial MA tersebut adalah pemilik kendaraan motor yang dipakai olehnya dan dua pelaku pembacokan lainnya saat beraksi.
Tak cuma yang memiliki sepeda motor, MA juga adalah pemilik senjata pembacokan.
"Untuk yang melakukan, di bagian depan itu inisial MA, dia pemilik kendaraan ini, dia yang membawa alatnya, bersama dengan dua temannya melakukan tindak pidana tersebut, pemilik senjata tajam," ujar Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Lalu, sosok kedua adalah remaja yang diboncengi MA.
Ia adalah berinisial SA.
Peran SA saat kejadian pembacokan adalah membuang barang bukti berupa satu buah golok dan juga memukulkan topinya terkena pada korban.
Berikutnya adalah pelaku utama yang saat ini masih buron.
Dia adalah ASR alias T.
Remaja berusia 17 tahun yang masih duduk di kelas 11 sekolah menengah atas itu adalah pembacok AS.
Baca juga: Papasan dengan Orang Cari Rumput, Pria di Pacitan Ngamuk Bacok Tetangga
Tega melukai orang secara random tanpa ampun, ASR ternyata pernah melakukan kejahatan.
"Yang masih buron, ASR alias T, dia residivis kasus jambret di Bogor Tengah. Kita sudah ke keluarga pelaku. Justru keluarga ASR menyayangkannya," kata Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Adapun perihal usia dan hukuman terhadap pelaku, penyidik turut mengurai fakta.
Bahwa para pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan juga anak berkonflik dengan hukum karena masih di bawah umur.
"Dua orang, satu pelaku dewasa, kita tetapkan sebagai tersangka. Dan satu belum dewasa, jadi anak berkonflik dengan hukum. Satunya yang menyembunyikan pelaku," ucap Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
"Satu masih kita lakukan pengejaran, kita imbau untuk menyerahkan diri. Kepada pelaku yang terlibat dikenakan pasal 76 C, tentang perlindungan anak dan pasal 338 KUHP," sambungnya.
Baca juga: Kesal Dibangunkan untuk Salat, Anak yang Bacok Ayah di Kediri Jalani Tes Kejiwaan, Depresi Kena PHK?
Peristiwa memilukan ini langsung menjadi sorotan banyak pihak.
Wali Kota Bogor, Bima Arya meminta aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman berat bagi para pelaku.
"Dan anaknya (pelaku) juga harus dihukum sesuai aturan, tidak boleh ada keringanan, dan tidak boleh ada perlakuan istimewa. Harus betul betul tegas," kata Bima Arya.
Bima Arya menilai, bahwa yang dilakukan oleh pelaku sudah bukan kategori nakal melainkan kategori sadis.
"Karena sudah sadis ini. Bukan kategori nakal tapi sudah sadis," jelas Bima Arya.
Bima Arya menilai maraknya aksi kekerasan yang dilakukan pelajar tak terlepas dari adanya sistem yang tidak berjalan dengan baik.
Dimana, kejadian ini terjadi karena dibiarkan dengan pola yang sama.
Sejauh ini, Bima Arya menilai, pola tidak substantif dengan para murid kerap terlihat.
"Ya, ini kan polanya sama. Disekolah yang rawan, kemudian, terkait dengan hal hal yang tidak substantif. Masalah eksistensi, masalah pergaulan, masalah ego kelompok," tegas Bima Arya.
Baca juga: Pria Banyuwangi Bacok Tetangga Tuding Selingkuh dengan Istrinya, Sembunyi di Makam Sebelum Ditangkap
Bima Arya pun menggambarkan, jika Pemkot Bogor diberikan kewenangan lebih terhadap SMA maupun SMK, dirinya akan bertindak tegas langsung dengan menutup sekolah itu untuk membuat efek jera jika pelakunya merupakan pelajar.
"Dan saya dari dulu menginginkan sebetulnya pemkot lebih punya kewenangan untuk menindak tegas. Kalau saya punya kewenangan saya akan tutup sma itu. Tidak akan boleh lagi menerima harus seperti itu," tegas Bima Arya.
Bima Arya pun mengingatkan, kepada pihak yang berwenang atas SMA dan SMK memiliki visi untuk membentuk karakter muridnya.
"Pembinaan carakter building program, kemudian leadership serta ketegasan. Kata kuncinya ketegasan," tandasnya.
Selain itu, Bima Arya meminta pengawasan pelajar di luar jangan diberatkan hanya kepada Satgas pelajar.
Baca juga: Kasus Suami di Lumajang Bacok Istri Siri hingga Tewas Diselidiki, Perintah Istri Pertama?
Kata Bima Arya, insiden itu merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat.
"Saya kira tidak bisa dibebankan kepada satgas. Gabisa. Ini pada semua. Kepada polisi, kepada penguatan intinya," kata Bima Arya.
Bima Arya menjelaskan, sejauh ini, harus ada langkah tegas yang dilakukan oleh pihak terkait.
Termasuk oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) yang memang dalam hal ini memiliki wewenangnya.
"Jadi, saya lebih melihat harus ada langkah tegas. Saya tidak melihat itu terus terang selama ini. Sekolah ini dibiarkan semua. Saya bilang kan ini bukan kewenangan wali kota," jelas Bima Arya.
Bima Arya pun menggambarkan, sistem yang ada saat ini terlihat cukup lemah.
"Saya melihat kelemahan sistem kita. SMA dan SMK bukan kewenangan pemerintah daerah sehingga jadinya begini," tegas Bima Arya.
Tragis siswa SMK Bogor dibacok karena tantangan di
alasan tragis siswa SMK Bogor dibacok
pelaku lakukan serangan acak
pembacokan siswa SMK Bogor
siswa SMK Bogor
SMK Bina Warga 1
pembacokan
berita viral
Kota Bogor
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita terkini Jatim
Ibu Tiri Tak Diundang ke Pernikahan Anak yang Sudah Dirawatnya 23 Tahun, Alasannya Bikin Suami Heran |
![]() |
---|
Jamaludin Berenang ke Singapura Demi Kerja Serabutan, Gaji di Indonesia Tak Cukup |
![]() |
---|
Sosok Anggota DPRD yang Minta Maaf Setelah Ucapkan 'Rampok Uang Negara dan Habiskan', Kini Dipanggil |
![]() |
---|
Kekayaan Hasan Nasbi Mantan Kepala PCO yang Kini Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina |
![]() |
---|
Main HP saat Diarahkan hingga Suruh Tenaga Outsourcing Bersihkan Rumahnya, Sekdis Koperasi Dicopot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.