Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cara Menggunakan Chat GPT Gratis di Hp, Teknologi OpenAI Viral, 'Bisa Meniru Bahasa Manusia'

Inilah cara menggunakan Chat GPT gratis dengan Bahasa Indonesia dan sisi gelap chatbot buatan OpenAI yang viral di media sosial ini.

Editor: Hefty Suud
Via Tribun Sumsel
Chat GPT merupakan produk dari OpenAI yang viral di media sosial. Benarkah bisa menggantikan profesi manusia? 

TRIBUNJATIM.COM -  Inilah cara menggunakan Chat GPT gratis dengan Bahasa Indonesia

Kecanggihan chatbot buatan OpenAI ini tengah viral di media sosial

Chat GPT disebut-sebut lebih bisa memberikan jawaban dan merespon perintah lebih baik ketimbang Google

Tak heran, kini banyak yang menggunakan Chat GPT untuk mengerjakan tugas atau mencari informasi. 

Menariknya, Chat GPT tersedia gratis dan bisa diakses melalui dekstop, laptop atau ponsel pintar (hp)

Selain itu, Chat GPT juga mendukung 94 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, bahasa Jawa, Perancis, Rusia, Italia, Portugis, hingga Bahasa Arab.

Lantas bagaimana cara menggunakan Chat GPT?

Berikut panduan menggunakan Chat GPT gratis Bahasa Indonesia, selengkapnya: 

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Pernikahan Batal karena Wajah Rusak - Sosok Istri Mantri yang Suntik Mati Kades

Apa itu Chat GPT

Perlu diketahui, arti kata Chat GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-Trained Transformer.

Untuk diketahui, Chat GPT adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh OpenAI.

Sementara Open AI merupakan platform kecerdasan buatan yang didirikan pada tahun 2015 oleh Sam Altman dan Elon Musk.

Open AI, perusahaan asal Negeri Paman Sam ini fokus mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Lalu pada akhir November 2022, OpenAI secara resmi mengumumkan versi prototipe dari chatbot AI terbaru mereka yang diberi nama Chat GPT.

Chatbot ini dibuat berdasarkan GPT-3.5, sebuah model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran deep learning.

Baca juga: TERPOPULER SELEB: Ashanty Iri Lihat Ririn Ekawati - Lilis Karlina Tak Tahu Anaknya Bandar Narkoba

Baca juga: TERPOPULER BOLA: Madura United VS Bali United Sore Ini - M Khanafi Bertahan di Persik Kediri

Chat GPT ini langsung menggemparkan industri teknologi dan internet.

Pasalnya, chatbot ini bisa menjawab pertanyaan user dengan langkah yang sama seperti manusia namun dalam bentuk teks otomatis. 

Chatbot tersebut dapat memberikan jawaban ketika pengguna mengirimkan pertanyaan atau perintah untuk membuat sesuatu dalam bentuk teks.

Contohnya, ketika anda meminta untuk membuatkan puisi dengan tema ‘Sahabat’, Chat GPT pun memberikan jawaban dengan struktur kata yang baik.

Selain membuat puisi, Chat GPT juga bisa juga bisa melakukan hal lain berbasis teks, seperti menjelaskan cara kerja dari sebuah benda, mendeskripsikan sesuatu, membuat rencana perjalanan, menulis esai, dan banyak hal lainnya.

Chat GPT, chatbot buatan OpenAI ini viral di media sosial. Kini tersedia dalam 94 bahasa, termasuk
Chat GPT, chatbot buatan OpenAI ini viral di media sosial. Kini tersedia dalam 94 bahasa, termasuk (Istimewa/TribunJatim)

Lantas, bagaimana cara menggunakan Chat GPT

Tribunners perlu login ke laman chat.openai.com untuk menggunakan Chat GPT. 

Setelah berhasil login, Tribunners bisa memanfaatkan Chat GPT untuk mencari informasi atau perintah tertentu yang bisa diterjemahkan dalam teks. 

Misal membuat puisi atau mencari menu buka puasa Ramadan 2023. 

Baca juga: LINK dan Cara Menggunakan Chat GPT untuk Bisnis dan UMK di Jawa Timur, Tersedia dalam Bahasa Jawa

Jika Anda baru pertama kali menggunakan Chat GPT, berikut cara login Chat GPT gratis tanpa dipungut biaya:

Kunjungi link Chat GPT ini https://chat.openai.com/ dan login akun OpenAI.

Link tersebut bisa diakses menggunakan dekstop, laptop ataupun punsel pintar.

Login bisa menggunakan akun Google (akun Gmail).

Setelah berhasil login, maka akan dibawa ke laman dashboard dan bisa langsung chatting dan mengobrol dengan Chat GPT dan bisa memilih Bahasa Indonesia atau bahasa Jawa sebagai bahasa ChatBot.

Sisi gelap Chat GPT

Chat GPT yang diluncurkan oleh perusahaan OpenAI yang didirikan Elon Musk dan Sam Altman ini adalah chatbot AI yang mampu melakukan tugas berbasis teks apapun.
Dengan kata lain, Chat GPT dapat menulis rim dan rim kode lebih cepat, diproses jauh lebih akurat dari manusia.
Bahkan kemampuannya dapat melakukan tugas-tugas artistik seperti menulis puisi hingga lirik lagu.
Ada juga chatbot versi Pro yang kabarnya segera dirilis.
Chatbot Pro ini dapat menanggapi banyak pertanyaan lebih cepat dan memungkinkan pengguna untuk menemukan segala macam kebutuhannya di platform tersebut.
Melansir laman Lifestyle Asia, di balik kecanggihan itu, ada beberapa sisi gelap dari Chat GPT yang mungkin dapat merugikan manusia.
Ilustrasi sisi gelap Chat GPT yang disebut-sebut bisa menggantikan profesi manusia.
Ilustrasi sisi gelap Chat GPT yang disebut-sebut bisa menggantikan profesi manusia. (ZDNet.com)

1. Menghilangkan pekerjaan manusia

Kemampuan teknologi AI pada dasarnya adalah membantu peran manusia menggunakan teknologi.
Tapi di masa mendatang, diprediksi bahwa berbagai jenis pekerjaan manusia dapat menghilang dan tergantikan oleh AI.
Misalnya saja, chatbot dapat menulis esai secara mendetail pada hampir semua topik dan parameternya dalam hitungan menit.
Jelas, kondisi tersebut bisa mengancam mata pencaharian orang-orang yang mencari nafkah di bidang tersebut, seperti penulis, content specialist dan lain sebagainya.
Di samping itu beberapa jenis teknologi AI juga dapat menciptakan karya seni yang luar biasa hanya berdasarkan instruksi sederhana.
Dalam hal ini, beberapa pekerjaan seperti seniman, pelukis, sampai desain grafis pun terancam tergantikan oleh AI.
2. Risiko malware
Secara teori, Chat GPT tidak dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang mengancam karena ada perlindungan yang disertakan OpenAI di dalamnya.
Tapi, teknologi manusia tetaplah teknologi buatan yang kemungkinan bisa terkena malware.
Malware ini dikatakan bisa berdampak bila membuat sistemnya menolak menerima arahan atau informasi yang diberikan.
Bernard Marr, seorang peneliti sempat menguji chatbot dengan memintanya menulis ransomware (virus di perangkat lunak yang bisa merusak dengan menghalangi akses masuk ke sebuah sistem komputer).
Tetapi Chat GPT menjawab dengan mengatakan bahwa itu tidak dapat dilakukan karena termasuk "aktivitas berbahaya".
Kemampuan Chat GPT dalam mengidentifikasi aktivitas berbahaya inilah yang memungkinkan siapa saja mampu membuat malware atau virus yang bisa menyesuaikan keadaan.
Kata peneliti lainnya, seperti dari CyberArk mengatakan bahwa Chat GPT juga dapat digunakan untuk membuat malware polimorfik, yang merupakan jenis program malware yang sulit dientaskan.
Eran Shimony dan Omer Tsarfati dari CyberArk mengatakan bahwa mereka dapat mem-bypass filter AI chatbot untuk mencegah membuat malware.
Mereka melakukannya dengan mengulang dan terus mengulangi pertanyaan untuk diajukan.
Tetapi ChatGPT dikatakan bisa mereplikasi dan mengubah kode dan membuat beberapa versi.
"Dengan terus-menerus memerintahkan chatbot dan menerima potongan kode unik setiap kali, hal ini memungkinkan untuk membuat program polimorfik yang sulit dideteksi," ujar para peneliti.
Temuan serupa juga sempat diulas tim peneliti dari Recorded Future, yang mengungkapkan bahwa Chat GPT bisa membuat muatan malware seperti dapat mencuri aset kripto dan mendapatkan akses jarak jauh melalui trojan.
3. Maraknya penipuan
Chat GPT dirancang sedemikian rupa untuk menulis dengan sangat detail, mereka dapat dengan mudah membuat email penipuan (phising) dengan kata-kata halus dan menjebak target yang dituju.
"Itu juga dapat membuat banyak email semacam itu, semuanya dipersonalisasi untuk menargetkan kelompok tertentu atau bahkan individu," kata Marr.
Selain itu, kemampuan Chat GPT dalam meniru bahasa manusia juga meningkatkan potensi maraknya kasus penipuan melalui dunia digital.
Para peneliti juga sempat menguji chatbot untuk mengatasi serangan phising dan menemukan bahwa teknologi tersebut bisa menghindari kesalahan yang sama, seperti ejaan, tata bahasa dan faktor format lain dalam email penipuan.
Kesalahan ini sebenarnya dapat menjadi pengingat bagi manusia untuk mengidentifikasi penipuan.
Tapi teknologi seperti chatbot bisa menghindari banyak kesalahan sehingga email phising menjadi samar, bahkan bisa mengirimkan informasi pribadi.
4. Membuat dan menyebarkan berita palsu
Salah satu ancaman paling signifikan dari Chat GPT yang menjadi fokus para peneliti adalah bagaimana chatbot dapat dengan mudah menipu dan menyebarkan informasi palsu.
Ini dikarenakan kemampuannya dalam meniru bahasa manusia secara akurat dan menyampaikan emosi.
"Jika disalahgunakan, Chat GPT mampu menulis konten menyesatkan, meniru kesalahan informasi yang ditulis manusia," kata para peneliti.
Dengan kata lain, chatbot dapat menolak untuk menulis berita terkini tentang serangan nuklir, dengan mengubah permintaan sebagai informasi "fiksi" atau penulisan kreatif.
"Hal yang sama juga berlaku untuk banyak topik seperti bencana alam, keamanan nasional seperti serangan teroris, tindak kekerasan atau perang, misinformasi seputar pandemi dan lain sebagainya," jelas para peneliti.
Ancaman disinformasi yang meluas itu bisa berlipat ganda dalam waktu singkat dan benar-benar bisa mengecoh manusia yang menerima informasi tersebut.

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved