Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2023

Sehari Bisa Dapat Rp100 Ribu, Anak-anak Sekitar TPU di Ponorogo Mendadak Jadi Tukang Bersih Makam

Jelang Ramadan, ziarah makam merupakan salah satu tradisi di Indonesia. Tak terkecuali di Kabupaten Ponorogo. Warga mendoakan para leluhurnya yang ter

Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Anak-anak di sekitar TPU Ponorogo jadi tukang bersih makam dadakan 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ziarah makam jelang Ramadan memang jadi salah satu tradisi di Indonesia. Tak terkecuali di Kabupaten Ponorogo. Warga mendoakan para leluhurnya yang terlebih dahulu wafat.

Tradisi ziarah makam ini dimanfaatkan oleh anak-anak di Ponorogo untuk mencari tambahan uang jajan.

Pasalnya, beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) banyak ditemui anak-anak menjadi tukang bersih-bersih makam.

Seperti terlihat di TPU Asem Buntung, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Pantauan di lokasi ada sekitar 10 anak-anak yang menjadi tukang bersih makam.

Mereka juga membawa alat kebersihan lengkap. Sebut saja sabit dan sapu lidi. Alat kebersihan ini digunakan saat ada peziarah yang meminta untuk membersihkan makam.

Tak main-main, hasil mereka dalam sehari bisa mencapai Rp 100 ribu per orang.

“Biasanya memang sebelum puasa Ramadan. Tiga hari sebelumnya, hasilnya pernah sampai Rp 100 ribu,” ujar salah satu anak, Abdul Habibullah, Rabu (22/3/2023).

Baca juga: Sambut Ramadan, PAC GP Ansor Wonocolo Bersih-bersih Makam, dan Khotmil Quran

Siswa kelas 1 SMP itu menjelaskan bahwa telah menjadi tukang bersih makam dadakan dari kelas 1 SD. Dia selalu datang ke TPU Asem Buntung jelang Ramadan dan jelang Lebaran.

“Sudah sejak kecil, lumayan mas pendapatannya. Apalagi pas covid kemarin sehari bisa sampai Rp 300 ribu per hari. Sekarang menurun menjadi Rp 100 ribu per hari,” kata Abdul.

Dia menjelaskan tidak mematok tarif para peziarah yang memakai jasanya.

Ketika ditanya, dia mengaku menjawab seikhlasnya. Para peziarah pun memberinya mulai Rp 2 ribu sampai Rp 10 ribu.

“Seikhlasnya saja lah. Ada yang kasih Rp 2 ribu ya disyukuri. Pernah paling banyak ya Rp 100 ribu ngasih ke saya. Alhamdulillah banget,” tegas Abdul 

Dia menjelskan biasa di TPU Asem Buntung mulai jam 07.00 wib sampai shalat dhuhur.

Kemudian dia pulang ke rumahnya yang tak jauh dari makam lalu kembali pukul 15.00 wib sampai 17.30 wib

“Bapak ibu gak masalah, daripada main handphone. Uangnya juga buat jajan sendiri. Jadi tidak minta uang saku lagi ke orang tua,” bebernya.

Dia mengklaim tak jarang ketemu teman sekolah. Menurutnya jika ketemu teman sesama pria tidak malu. Hanya saja ketika bertemu teman wanita, Abdul merasa sungkan.

“Kadang malu, kadang gak kalau sama yang cowok dekat gitu. Kalau sama temen cewek kan biasanya malu-malu,” urainya.

Sementara salah satu peziarah Ferry Agustin menjelaskan sangat terbantu dengan adanya para pembersih makam ini. Mereka membantu warga yang kebetulan ziarah.

“Biaya juga seikhlasnya. Ini sangat membantu karena terkadang ketika ke makam, sudah sangat kotor. Kebetulan gak bawa sapu atau alat kebersihan,” pungkas warga Kecamatan Siman ini

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved