Berita Viral
Penumpang Minta Diantar ke Rumah Sakit, Tukang Becak Syok Dibayar Rp 100ribu Tapi Uangnya Jadi Daun
Cerita viral disampaikan oleh seorang tukang becak yang baru berbagi pengalamannya mengantar seorang penumpang tapi malah dibayar daun.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Pengalaman aneh sekaligus mengherankan dialami oleh seorang tukang becak dan viral di media sosial.
Tukang becak syok tersebut mendapat tawaran penumpang ke rumah sakit.
Dapat penumpang dari pelabuhan, sosok ini minta diantarkan ke rumah sakit terdekat.
Kejanggalan baru dirasakan sang tukang becak setelah mengantar penumpangnya itu.
Setelah selesai mengantar, si tukang becak syok diberi uang cukup banyak yakni sebesar Rp 100 ribu.
Namun setelah penumpang itu tak lagi terlihat, si tukang becak begitu heran karena uangnya berubah menjadi daun.
Pengalaman ini tak sering dialami dan dianggap memiliki unsur mistik.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak seorang pria paruh baya mengenakan kaos biru dan topi coklat.
Dia memegang selembar daun bewarna coklat.
Tukang becak itu lalu menceritakan awal mula ia dibayar dengan uang daun itu.
Baca juga: Pamit Cari Pucuk Daun, Kakek ini Hilang di Lebatnya Hutan Baluran Situbondo, Benda ini Jadi Petunjuk
Dari pengakuannya, ia awalnya mengantar penumpang dari pelabuhan menuju rumah sakit .
Penumpang itu membayar dengan uang Rp 100 ribu.
"Dia ngantar orang dari pelabuhan ke rumah sakit, terus?" ucap perekam video, dikutip TribunJatim.com dari TribunStyle.com , Sabtu, (25/3/2023).
"Turun penumpang, dibayarnya dia pakai duit Rp 100 ribu.

Duit merah, terus dimasukan ke kantong," ucap tukang becak itu.
Uang itu lalu dimasukkan ke dalam kantong.
Namun setelah sampai di depan Kodim, uang yang ada dalam saku itu berubah menjadi daun.
"Sampai di Kodim, dilihatnya duit jadi daun," lanjut tukang becak itu.
Tukang becak itu mengatakan jika memang tidak ada kembalian, sehingga ia langsung memasukkan uang itu.
"Tapi dia nggak ada kembalian?" tanya perekam.
Baca juga: Nasib Pria Kemaluan Dipotong Selingkuhan, Operasi Sukses Meski Hendak Dilarikan ke RS Pakai Becak
"Gak ada kembalian, langsung aja ambil, ambil aja," ucap si tukang becak.
Unggahan inipun mendapat banyak komentar dari para netizen.
"Bsa aja hipnotis. Ketika menerima uang korban merasa itu uang asli pdhl daun. Dalam kondisi terhipnotis otomatis dia percaya saja."
"Kalau hipnotis si bapak gak mungkin nanyain ongkos, mungkin ilmu hitam, tega bener tu orang ngerjain orang kecil, semoga diganti berlipat pak sabar aja."
"Percaya lah, kejadian seperti itu memang ada. Dan sering menyaksikan banyak yang jadi korban nya. Karena kebetulan rumahku di pesisir pantai slamaran"
"Klau di daerah pesisir atau kampung pedalaman kisah seperti ini sudah tidak heran lagi.
Apa lagi di tempat pajak atau pasar pagi mereka berbaur belanja dengan warga dan ketika mereka sudah pergi uangnya berubah menjadi daun."
Belum diketahui pasti dimana peristiwa ini terjadi, namun netizen ramai mengomentari soal uang jadi daun tersebut.
Namun banyak netizen yang menulis jika insiden itu terjadi di Kotabaru , Kalimantan Selatan .

Pulau Kalimantan juga terkenal dengan unsur mistik yang ada di dalamnya.
Ada beragam mitos tertinggal yang mewarnai cerita urban di berbagai daerah.
Salah satu yang sempat viral adalah cerita tentang sebuah kota yang beberapa waktu lalu viral di Kalimantan.
Kabar kemunculan Kota Gaib Saranjana kembali mencuat. Hal ini pun viral di sosial media.
Kali ini, Kota Saranjana terekam drone yang sedang terbang tinggi.
Sebab terekam dari jauh, bangunan tinggi itu sayup-sayup tampak menjulang dan tersinar oleh matahari yang akan tenggelam.
Baca juga: Cerita Pilu Korban Perahu Tambangan Tenggelam di Surabaya, Selamat Tapi Kekasih Hilang Terbawa Arus
Lantas, benarkah Kota Saranjana benar-benar ada?
Sebelumnya, ada pula rumor keberadaan Kota Saranjana yang pernah membuat netizen gempar.
Tertangkap kamera foto seorang wanita yang sedang berdiri di sebuah balkon yang memperlihatkan pemandangan belakangnya.
Terlihat ada berkas lampu dari kota yang tampak jauh di seberang sebuah perairan.
Wanita tersebut berpose menyandar ke teralis balkon dan menghadap ke arah kamera.
Di sisi belakang wanita satu ini terlihat jelas berkas lampu kota yang jauh tampak remang-remang malam hari.
Namun, seorang fotografer Twitter @kevinpramudya_ kemudian menjelaskan bahwa foto ini hanya teknik memotret.
Semua orang bisa melakukan ini dengan memperlambat kecepatan lensa (shutter speed) dalam menangkap gambar, ditambah oleh goyangan si pemotret.
Lantas, apakah penampakan Kota Saranjaan yang terekam drone ini juga prank?
Bukan Kota Saranjana
Saat dikonfirmasi, Lalu Ferdian selaku pemilik video mengatakan, penampakan yang terekam drone hanyalah awan biasa dan tidak ada hubungannya dengan Kota Saranjana.
"Itu hanya jejeran awan saja yang mirip sekali dengan jejeran siluet gedung bertingkat," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (4/2/2023). Bukan di Kalimantan Selatan seperti rumor lokasi Saranjana berada.
Lalu menjelaskan bahwa video tersebut diambil di salah satu kampung di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
"Di kampung saya, di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ," tuturnya.
Saranjana tak tercatat secara administrasi
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Berkatullah, menegaskan, Kota Saranjana tidak tercatat sebagai kabupaten maupun kota di Provinsi Kalimantan Selatan.
"Tidak tercatat secara administrasi," ujar Berkatullah, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.
Kendati demikian, Berkatullah menambahkan, rumor mengatakan bahwa Kota Saranjana berada di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Terpisah, Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, S.Pd., M.Hum, turut menjelaskan hal senada.
"Tidak tercatat secara administratif. Kalau lokasinya sekarang di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu.
Menurut Mansyur, lokasi Saranjana disebutkan berada di sebuah bukit kecil di Desa Oka-Oka. Bukit tersebut tampak indah karena berbatasan langsung dengan laut, tetapi dianggap angker oleh penduduk sekitar.
Saranjana tercatat pada peta zaman Hindia Belanda
Mansyur selaku Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya Kalimantan ini mengatakan, keberadaan Saranjana dalam perspektif sejarah adalah fakta.
Hal tersebut ditunjukkan oleh Salomon Muller, seorang naturalis berkebangsaan Jerman dalam peta bertajuk "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" atau peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo.
Peta pada 1845 silam ini mengambarkan, ada wilayah yang tertulis sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.

Asal usul nama Saranjana
Selain fakta dari sumber Hindia Belanda, Mansyur menyebutkan, masih terdapat sumber lain terkait Kota Saranjana. "Sumber yang tentunya jangan sampai ditinggalkan.
Untuk membuat mitos menjadi nyata, harus dimulai dari kemitosannya," tutur dia.
Pertama, ditilik dari sudut pandang bahasa, nama Saranjana, Sarangjana, atau Serandjana dalam tulisan naturalis Belanda memiliki kesamaan dengan Sarangtiung.
Wilayah Saranjana ada di selatan Pulau Laut, sementara daerah Sarangtiung berada di utara Pulau Laut.

Kerajaan Saranjana disebut dari Suku Dayak Samihim
Di sisi lain, apabila menelusuri keberadaan wilayah Saranjana dalam perspektif ilmiah, terdapat dugaan bahwa Saranjana adalah wilayah kekuasaan dari Suku Dayak yang bermukim di Pulau Laut.
"Suku Dayak yang dimaksud adalah Dayak Samihim, subetnis suku Dayak yang mendiami daerah timur laut Kalimantan Selatan," ujar Mansyur.
Berbentuk negara suku dari Suku Dayak Samihim, Kerajaan Saranjana muncul sebelum 1660-an atau pada pra-abad ke-17 Masehi.
Mansyur menjelaskan, kepala suku pertama adalah Sambu Ranjana yang semua menganut kepercayaan animisme.
Namun seiring perkembangannya, Sambu Ranjana mulai mendapat pengaruh Hindu lama.
"Pada akhirnya, kelompok Suku Dayak Samihim meninggalkan wilayah Saranjana akibat perang dengan kekuatan asing yang datang dengan perahu, menyerang penduduk dan menghancurkan wilayahnya," terang dia.
"Walaupun sudah meninggalkan wilayahnya, nama pusat kekuasaan Suku Dayak Samihim di Pulau Laut, sampai sekarang tetap dinamakan dengan Saranjana," lanjutnya.
Hanyalah kota angan-angan
Mansyur menerangkan, hipotesis lain mengatakan bahwa Saranjana merupakan mitos tentang daerah atau pemerintahan kerajaan maju yang menjadi cita-cita Pangeran Purabaya dan anaknya, Gusti Busu dari Kerajaan Pulau Laut.
"Jadi wilayah Saranjana adalah semacam memori kolektif, yakni sebagai negeri impian dari pemilik pertama tanah apanaze Pulau Laut ini," kata Mansyur.
Hipotesis kedua ini, lebih condong ke pemahaman bahwa Saranjana tidak nyata.
Menurut Mansyur, posisi Saranjana hanya sebagai memori kolektif. Lambat laun, kota ini pun menjadi mitos sebuah wilayah impian atau negeri angan-angan masyarakat pendukungnya.
"Oleh karena itu, mitos inilah yang berkembang sampai sekarang. Dalam mitos, selalu digambarkan Saranjana memang menjadi wilayah yang maju," pungkasnya.
Tukang becak syok
Kotabaru
Kalimantan Selatan
Pulau Kalimantan
TribunJatim.com
mengantar penumpang dari pelabuhan menuju rumah sa
pesisir
uang jadi daun
Kota Gaib Saranjana
Yogyakarta
Bocor Desain Terbaru iPhone 17 Hingga iPhone 20, Bakal Tampil Beda, Apple Usung Hape Lipat? |
![]() |
---|
Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.