Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Polisi di Pasuruan Juga Kerja Jualan Salad Buah, Istri Bangga Pulang Tugas Tak Istirahat

Sosok polisi sekaligus pedagang salad buah di pinggir jalan Pasuruan ini pun viral di media sosial.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/zylla.pramudita
Polisi di Pasuruan nyambi jualan salad buah di pinggir jalan viral di TikTok 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok seorang polisi di Pasuruan belakangan viral di media sosial karena ia ternyata juga kerja jadi penjual salad buah.

Dalam video singkat yang beredar dan kini viral, ia tampak duduk di pinggir jalan sambil menggelar dagangannya.

Video polisi tersebut saat berjualan salad buah di pinggir jalan tersebut pun mencuri perhatian netizen.

Bagaimana tidak, narasi yang dituliskan yakni 'pulang tugas langsung jualan'.

Baca juga: SOSOK Polisi Aceh Ngaji Viral dalam Posisi Tegap, Diikutkan Lomba MTQ, Suaranya Dipuji Mahfud MD

Sosok polisi sekaligus penjual salad buah di pinggir jalan ini pun viral di media sosial.

Pria tersebut menjual salad buah dan beberapa jenis buah segar yang sudah di-packing dalam wadah mika.

Video pedagang salad buah tersebut viral setelah diunggah di akun TikTok @zylla.pramudita pada 28 Maret 2023.

Hingga artikel ini dimuat, videonya sudah ditonton 2,9 juta kali.

Zylla Pramudita ternyata merupakan istri sang penjual salad buah.

Ia pun mengungkapkan jika suaminya tersebut sebenarnya adalah seorang polisi.

Fakta inilah yang lantas membuatnya viral.

Lantaran meski berstatus sebagai polisi, ia tak gengsi mencari pekerjaan sampingan sebagai penjual salad buah di pinggir jalan.

Sang istri pun bangga melihat suaminya tersebut begitu pulang tugas tak istirahat dan langsung jualan salad buah.

Zylla Pramudita pun kagum lantaran suaminya pulang kerja bukannya istirahat, malah langsung lanjut berjualan.

Dalam video yang Zylla unggah, ia menunjukkan potret suaminya saat masih memakai seragam polisi lengkap.

"Pulang kerja tidur (silang)

Pulang kerja jualan (centang)," tulis akun TikTok @zylla.pramudita, mengutip TribunStyle.com.

Zylla Pramudita juga menjawab pertanyaan netizen tentang lokasi berjualan suaminya.

Menurut Zylla Pramudita, suaminya tersebut berjualan di kawasan Rembang, Pasuruan, Jawa Timur.

Viral polisi pulang tugas langsung berangkat jualan (TikTok/zylla.pramudita)
Viral polisi pulang tugas langsung berangkat jualan (TikTok/zylla.pramudita)

Kini video tersebut banyak mendapat pujian publik.

Mereka rata-rata kagum pada suami Zylla Pramudita yang tak malu berjualan di pinggir jalan meski sudah jadi seorang abdi negara.

Viral polisi kerja sampingan dagang salad buah (TikTok/zylla.pramudita)
Viral polisi kerja sampingan dagang salad buah (TikTok/zylla.pramudita)

Berikut beberapa komentar netizen yang dikutip, melansir TribunTrends.com:

"Rajin, nggak gengsi. Semoga rejekinya selalu dilancarkan Allah."

Selain melontarkan pujian, netizen juga mendoakan agar sang polisi mendapat rezeki berlimpah.

"Masya Allah pak polisi mantap. Semoga berlimpah rejekinya pak."

"Bapak mencari sampingan yang halal dan barokah. Semoga sukses."

"Ya Allah salut, melihat seorang polisi pulang tugas masih mencari sampingan berjualan."

"Salut bang meskipun udah jadi abdi negara masih saja cari sampingan. Semoha rezekinya barokah bang."

Di sisi lain, ada sosok polisi intel yang sering melaksanakan kegiatan menyamar demi mengungkap kasus-kasus kejahatan.

Kadang-kadang mereka terpaksa menyaru jadi penjual saat menjalankan misi investigasi.

Kepala Satreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai mengatakan, bukan hal mudah mengungkap kasus kriminal.

Terkadang aksi kejahatan hanya meninggalkan sedikit sekali bukti dan sangat minim kesaksian.

Karenanya, untuk mengungkap kasus tak jarang polisi harus menyamar.

"Kadang mereka harus berperan sebagai pedagang bakso, nasi goreng, dan berkeliling ke pelosok kampung hingga berhari-hari," ujar AKBP M Rifai.

‎Satu perwira di Satreskrim Polrestabes Bandung, Tri, sempat mengisahkan pengalamannya menangkap penjahat dengan kisah-kisah penyamarannya kepada Tribun Jabar.

"Pernah kalau siang jualan bakso, malam jualan sekoteng."

"Pernah juga jadi tukang becak, tukang parkir, jadi hansip pernah. Dijalani sampai berminggu-minggu," kata Tri.

Selama penyamaran, ia berinteraksi sebagaimana halnya pedagang.

Beragam penyamaran tersebut biasa dilakukan di tempat-tempat tidak jauh dari tempat kejadian sebuah perkara.

Tujuan dari penyamaran untuk menggali keterangan dan mencari barang bukti.

"Karena begini, saksi di lokasi kejadian itu kadang tidak bisa dimintai keterangan jika mengaku sebagai polisi."

"Saksi jadi bungkam atau segan. Untuk menyiasati itu, ya, nyamar," ujar Tri.

Bagi polisi seperti Tri, satu hal yang mereka yakini.

Sebuah tindak pidana bagaimanapun modusnya, pasti meninggalkan jejak, sekalipun jejak tersebut hanya secuil.

Teknik penyamaran adalah salah satu cara untuk mengungkapnya.

Pahit getir pun ia lakoni sebagai pemburu seperti melewatkan waktu bersama keluarga hingga biaya.

Namun ia menegaskanm hal itu bukanlah sebuah kendala.

"‎Orang lapangan kalau bisa ungkap kasus itu kepuasan tersendiri, kadang mereka tidak pikirkan hal lain selain ungkap kasus," ujarnya.

"Meski kadang keluarga jadi nomor sekian, pengeluaran pribadi hingga barang dijual untuk ungkap kasus."

"Tapi kalau berhasil diungkap, tentu itu hal sangat membanggakan," tutur Tri.

Ilustrasi penjual bakso
Ilustrasi penjual bakso (TRIBUN MEDAN/AQMARUL AKHYAR)

Hal sama dialami perwira pertama polisi, Rudi.

Ia sudah mengalami pahit getir hidup di jalanan memburu para pelaku kejahatan.

Secara umum, ia juga mengalami apa yang dialami oleh Tri.

"Secara umum, anggota lapangan memang seperti itu, 24 jam bekerja di lapangan."

"Sering tidak pulang, kami mengumpulkan bukti demi bukti untuk membuat terang perkara."

"Saat perkara terungkap, tentu kebanggaan tersendiri bagi kami‎," ujar Rudi.

Soal penyamaran, ia sudah mahir betul bagaimana mengumpulkan keterangan dengan menyamar beragam profesi.

Umumnya, ia sudah paham dengan profesi pedagang keliling.

"Jadi pedagang sapu lidi keliling pernah. Keterangan demi keterangan kami kumpulkan, kami cari alat buktinya, dan akhirnya bisa terungkap," ujarnya.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai, sebagai perwira menengah lulusan Akpol 2000 ini, apalagi.

Ia sudah melewati banyak hal untuk mengungkap kejahatan.

"Kadang kami menyamar jadi tukang bakso dan pedagang lainnya."

"Yang bikin bahagia saat mampu ungkap pelaku, baik curat, curas, maupun curanmor," kata AKBP M Rifai.

Ia mengakui, tanpa ada anggota-anggota seperti Tri, Rudi, dan yang lainnya, pelaku kejahatan tidak akan terungkap.

"Anggota punya peranan penting dalam mengungkap kasus."

"Seringkali mereka tidak pulang berhari-hari untuk cari pelaku, saya apresiasi, mereka sangat berdedikasi," kata AKBP M Rifai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved