Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mengintip Rumah Amel Bocah SD yang Urus Adik & Kakeknya, Depan Ada Jamban, Dinding Anyaman Bambu

Menuju ke rumah Amel harus melewati jalan setapak karena rumahnya yang berada di pinggir sawah.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNCIREBON.COM/EKI YULIANTO - YouTube
Amel Amelia Putri (13), bocah SD asal Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, bersama kakeknya, Jumat (2/6/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Tampak sederhana rumah Amel (13) bocah SD yang urus adik dan kakeknya di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar).

Bocah SD bernama lengkap Amel Amelia Putri ini diketahui sudah harus menghadapi pahitnya hidup di usia dini.

Pasalnya sudah tiga tahun terakhir ia sendirian harus merawat kakeknya yang sedang jatuh sakit.

Amel juga harus menjaga adiknya yang masih berusia tujuh tahun bernama Aulia Ramadani.

Baca juga: Nasib Bocah SD Urus Adik dan Kakek karena Ibu Nikah Lagi, Ayah Merantau, Cuma Makan Timun dan Sambal

Di tengah beban yang ditanggungnya, bocah kelas VI yang bersekolah di SDN Kalapadua 4 tersebut harus tinggal di rumah reyot.

Rumah tersebut ditempatinya semenjak kepulangannya dari Pekanbaru, tempat sang ayah menemukan ibunya.

Sudah selama empat tahun Amel harus menempati rumah yang sudah lapuk di makan usia.

Menurut pantauan Tribun Jabar di lokasi, rumah Amel merupakan rumah panggung.

Ukurannya diperkirakan hanya 4x6 meter persegi.

Untuk menuju ke rumah Amel harus melewati jalan setapak karena rumahnya yang berada di pinggir sawah.

Di sana ada rumah tetangganya yang menemani keberadaan tempat tinggal Amel bersama kakek dan adiknya.

Yang bikin miris, bagian depan rumah Amel terdapat jamban, suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran.

Jamban biasanya terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung).

Fasilitas jamban dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Saat Tribun Jabar datang, ayah Amel bernama Adeng (38) sedang menggunakan jamban tersebut untuk mandi.

Diperkirakan, Amel, kakek, dan adiknya juga menggunakan jamban tersebut untuk keperluan mandi.

Saat memasuki rumahnya, kesan reyot sangat terasa.

Alas rumah Amel juga terbuat dari susunan papan kayu.

Sepanjang mata memandang juga hanya terlihat sekatan ruangan yang terbuat dari anyaman bambu.

Pintunya juga hanya ditutupi kain seadanya.

Tidak ada foto keluarga seperti layaknya sebuah rumah.

Di sebelah utara ruangan terdapat sebuah TV jadul.

Sebelahnya lagi terdapat tumpukan buku yang diketahui milik Amel saat belajar.

Beberapa kali juga terdengar suara retak ketika ada orang berjalan di dalam rumah reyot tersebut.

Kondisi dalam rumah Amel Amelia Putri (13), bocah yang harus merawat kakek dan adiknya di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka
Kondisi dalam rumah Amel Amelia Putri (13), bocah yang harus merawat kakek dan adiknya di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka (Tribun Jabar)

Kondisi kamar Amel juga memprihatinkan.

Kamarnya yang berdinding anyaman bambu tersebut terlihat bolong.

Takutnya kalau malam hari, ular bisa masuk lewat situ.

Amel pun hanya tersenyum dan tidak bisa berbuat banyak.

Kepada Tribun Jabar, Amel mengaku ingin sekali menempati rumah yang lebih layak.

Namun bocah berusia 13 tahun tersebut mengaku tak bisa berbuat banyak.

Ia kini hanya fokus merawat kakeknya bernama Alyamin (70) yang mengalami penyakit stroke selama dua tahun terakhir.

Amel juga harus menjaga adiknya yang masih berusia tujuh tahun.

"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering enggak bawa uang kalau ke sekolah."

"Karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel pada Jumat (2/6/2023).

Baca juga: Mengintip Rumah Septi & Orang Tuanya di Kampung Suci, Pantas Saja Betah Meski Dalam Hutan Angker

Sementara itu Kepala Desa Kalapadua, Nanang Nirwana mengatakan, rumah kakek Alyamin tersebut sejatinya sempat diajukan mendapatkan bantuan dari program rutilahu pemerintah.

Namun sang kakek selalu menolak lantaran tak ada biaya tambahan untuk merenovasi rumahnya.

Nanang mengaku sudah berulang kali menawarkan untuk memperbaiki rumah Alyamin melalui rutilahu.

Namun Alyamin selalu menolak karena tidak sanggup menyelesaikan pembangunan.

Rutilahu tetap harus ada biaya tambahan karena dana yang diterima hanya Rp20.000.000, padahal kondisi rumah nyaris roboh.

"Ketika ditawari rutilahu, dia tak pernah menjawab, selain sulit bicara juga karena mungkin tidak memiliki anggaran untuk menyelesaikan pembangunan rumah."

"Jangankan untuk menambah pembangunan rumah, untuk makan saja mereka sulit."

"Karena dana rutilahu kan hanya Rp20.000.000, kami di desa juga kalau pemiliknya tidak sanggup khawatir tidak selesai," ucap Nanang.

Namun menurutnya, untuk bantuan sosial seperti BPNT, Alyamin rutin menerima.

Bantuan tersebut kini dipergunakan bertiga bersama cucunya.

Sebagai kepala desa, ia pun hanya berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak untuk membantu pembangunan rumah kakek Alyamin.

Karena jika rumah tersebut bisa direnovasi, beban yang kini diemban Amel bisa sedikit lebih ringan.

Amel Amelia Putri (13), bocah SD asal Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, yang rawat adik dan kakeknya sendirian
Amel Amelia Putri (13), bocah SD asal Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, yang rawat adik dan kakeknya sendirian (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Sementara itu, sehari-hari Amel disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga.

Ia harus mencuci pakaian hingga memasak untuk adik dan kakeknya sekaligus.

Lantaran kesibukannya mengurus adik dan kakeknya, Amel sempat lupa sarapan sebelum pergi ke sekolah.

Hal tersebut lantas membuat Amel sampai pingsan di sekolah karena kelelahan.

Apalagi sehari-hari Amel diketahui tidak pernah jajan karena kakeknya tidak memiliki uang.

Saat dikunjungi pun, bocah SD ini hanya makan lauk timun dan sambal bersama adiknya.

Amel mengaku, tak jarang merasa iri saat melihat teman-temannya dibawakan bekal ke sekolah oleh ibunya.

"Pertamanya sedih karena biasanya temen-temen dibekelin, tapi udah terbiasa, main aja enggak jajan," kata Amel, dilansir dari tayangan di kanal YouTube Rahmat Channel, Rabu (31/5/2023).

Disinggung soal dirinya yang viral di media sosial, Amel mengaku telah mengetahuinya.

Ia cerita, bahwa awal mulanya Amel didatangi seorang YouTuber saat berada di Desa Sukadana, Kecamatan Malausma.

"Waktu itu teh saya sedang bermain di Sukadana, terus saya dikejar anjing."

"Lalu saya bertemu lah dengan YouTuber itu dan dia langsung main ke rumah," ucapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved