Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Amel Bocah SD Urus Adik dan Kakek, Kamar Sering Dimasuki Ular, Hari-hari Makan Nasi Lauk Timun

Inilah sosok Amel bocah SD yang mengurus adik dan kakeknya seorang diri, kamarnya sering dimasuki ular, ternyata sehari-hari makan nasi lauk timun.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJabar.ID
Amel makan nasi lauk timun dan mengurus kakek dan adiknya 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Amel bocah SD urus adik dan kakek, ternyata kehidupannya sangat berbeda dari anak kebanyakan.

Kehidupannya cukup memilukan, mulai dari kamar dimasuki ular hingga hari-hari makan nasi lauk timun.

Seperti apa sebenarnya kehidupan Amel si bocah SD tersebut?

Amel adalah bocah asal Majalengka yang kini tinggal tanpa orang tuanya.

Saat ditemui, ternyata Amel hanya makan lauk timun dan sambal bersama sang adik.

Lantas bagaimana kisah perjuangan Amel?

Di usia yang masih 12 tahun, Amel bukannya bermain dan fokus belajar, tapi malah harus mengurus rumah, adik dan kakeknya.

Amel yang duduk dibangku SD kelas VI tinggal bersama dengan adik dan kakeknya di Kabupaten Majalengka setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai sejak empat tahun lalu.

Dari perceraian orang tuanya, Amel ikut dengan ayahnya di Majalengka.

Akan tetapi sang ayah bekerja di Bekasi, sehingga Amel hanya tinggal bersama dengan adik dan kakeknya.

Baca juga: Aksi Sus Rini Ajari Rayyanza Ngaji Iqro Tuai Pujian, Disebut Pengasuh Paket Lengkap: Takut Salah

Sementara itu, ibunda Amel diketahui pergi ke Jami dan sudah menikah lagi hingga memiliki keluarga baru.

Siapa sebenarnya sosok Amel yang rela menghabiskan masa kecil dengan berbuat mulia mengurus kakek dan adik?

Sehari-hari, Amel disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, dikutip Tribun Jatim dari TribunStyle.com

Ia harus mencuci pakaian, hingga memasak untuk adik dan kakeknya.

Amel bocah SD mengurus kakek dan adiknya
Amel bocah SD mengurus kakek dan adiknya (TribunnewsBogor.com)

Lantaran kesibukannya mengurus adik dan kakeknya, Amel sempat lupa sarapan sebelum pergi ke sekolah.

Hal tersebut lantas membuat Amel sampai pingsan di sekolah karena kelelahan.

Apalagi sehari-hari Amel diketahui tidak pernah jajan karena kakeknya tidak memiliki uang.

Amel memiliki seorang adik bernama Aulia yang berusia 7 tahun.

Kini, Aulia duduk di bangku kelas 1 SD.

Adiknya ditinggalkan ibunya saat masih berusia sekitar empat tahun.

Baca juga: Digerebek di Kegelapan, Muda-mudi Ngawi Bawa Arak, Hijab Dibuka Ternyata Pria: Ngakune Wedok

Amel dan Adiknya pun tinggal bersama sang kakek di Kampung Cintapada, Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Mereka tinggal di rumah kayu sederhana dengan dinding bilik.

Amel mengaku tak jarang iri saat melihat teman-temannya dibawakan bekal ke sekolah oleh ibunya.

"Pertamanya sedih karena biasanya temen-temen dibekelin, tapi udah terbiasa, main aja gak jajan,' kata Amel dilansir dari Youtube Rahmat Channel, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Mengintip Rumah Amel Bocah SD yang Urus Adik & Kakeknya, Depan Ada Jamban, Dinding Anyaman Bambu

Lebih lanjut, Amel pun membagikan ceritanya saat pingsan di sekolah.

Pada saat itu, Amel berjalan kaki selama 20 menit untuk tiba di sekolahnya.

Pagi hari itu Amel lupa tidak sarapan karena kesibukannya mengurus kakek dan adiknya.

"Lupa sarapan," kata Amel sambil malu-malu.

Alhasil, karena tak sarapan dan tidak punya uang untuk jajan, Amel pun pingsan di sekolahnya.

Hidup berkekurangan, kehidupan Amel pun berbeda dengan teman-temannya yang lain.

Di saat teman-temannya bermain, Amel justru sibuk merawat adik dan kakeknya yang sedang sakit.

Amel yang mengurus adik dan kakeknya
Amel yang mengurus adik dan kakeknya (Tribun Jabar)

"Sedih aja lihat keadaan kayak gini, ngurusin adek sama kakek, enggak ada kesempatan main. Nanti kalau sering main siapa yang ngurusin kakek," tutur Amel.

Saat dikunjungi Rahmat Channel di rumahnya, Amel terlihat sedang makan bersama sang adik.

Keduanya hanya makan nasi putih dengan lauk potongan timun dan sambal.

Belum lagi kondisi kamar Amel yang memprihatinkan.

Kamarnya yang berdinding bilik itu terlihat bolong.

"Ini takut kalau malam hari ada ular masuk," kata Rahmat.

Amel hanya tersenyum dan tidak bisa berbuat banyak.

Sehari-hari, Amel dan sang adik biasa melakukan aktivitas mandi dan mencuci di jamban yang ada di depan rumah mereka.

Baca juga: Pengadaan Kain Seragam Gratis Siswa SD di Blitar Habiskan Dana Rp 775 Juta, Targer Selesai Juli 2023

Siswa SD lain yang hidupnya pilu adalah yang belakangan ini viral.

Siswa SD bernama Firman pindah SLB karena dibully teman.

Selain itu, rupanya hasil tes Intelligent Quotient (IQ) Firman juga berada di bawah angka normal untuk anak seumurannya.

Dilansir dari Tribun Bogor, Kamis (1/6/2023), Firman diketahui berusia 12 tahun tercatat sebagai siswa SD di Salatiga.

Akun TikTok Satria Bagus bercerita, Firman memang tidak direkomendasikan melanjutkan pendidikan di sekolah biasa.

Hal itu merujuk pada hasil tes IQ yang dijalani Firman di RSUD Salatiga pada 5 Mei 2023.

Baca juga: Terpaksa Masuk SLB karena Dibully, Nasib Siswa SD di Salatiga Kini Berubah: Senyum Bahagia

Hasil tes IQ siswa SD yang pindah ke SLB adalah 50.

Dari pemaparan di suratnya, berdasar hasil tes IQ, kecerdasan Firman setara dengan anak usia 6 tahun.

"Ia memiliki kemampuan intelektual Firmansyah memiliki taraf kecerdasan yang masuk dalam kategori IDD dengan skor IQ 50 skala binet, sehingga ia memiliki daya tangkap yang kurang baik dibandingkan dengan anak seusianya dan anak mengalami hambatan intelektual," ujarnya.

Selain itu berdasar hasil tes IQ, Firman memiliki daya ingat yang lemah.

"Mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi, sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung.

Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus," jelas akun TikTok Satria Bagus.

Baca juga: Sosok Derlin Siswa SMA Bikin Kue Usai Salat Jam 1 Pagi Demi Hidup, Viral Mirip Viky Tapi Beda Cerita

Tangkapan layar video siswa yang dibulli hingga pindah ke SLB.
Tangkapan layar video siswa yang dibulli hingga pindah ke SLB. (KOMPAS.com/Istimewa Tangkapan Layar)

Oleh karena itu, menurut Satria Bagus berdasar informasi dari keluarga, bahwa Firman tidak memungkinkan meneruskan pendidikan di sekolah umum.

"Jadi tidak memungkinkan meneruskan di sekolah umum," katanya.

Sebenarnya sekolah Firman sebelumnya sudah melarang untuk pindah atau keluar.

"Tapi Firmannya tetap ingin melanjutkan ke sekolah yang sekarang, katanya lebih nyaman," ujar Satria.

Satria Bagus mengungkap tes IQ tersebut bukan inisiatif sekolah, melainkan keluarga Firman.

"Itu tadi test bukan dari SD tapi inisiatif dari keluarga kakaknya soalnya yang mengantar. Tadi sudah ketemu saya," ungkapnya.

Kakak Firman mengatakan, kemampuan Firman di bawah rata-rata teman seumurannya.

"Kakanya Firman juga bercerita tadi kalau masalah psikolog Firman agak di bawah teman-temannya," kata Satria Bagus soal siswa SD pindah ke SLB.

Baca juga: Penampakan Rumah Bocah SD yang Pindah ke SLB karena Dibully, Lantai Masih Tanah, IQ Firman Rendah

Ayah Rela Antar Firman Jalan Kaki 4 Km ke Sekolah

Sebelumnya, seorang siswa SD di Semarang, Jawa Tengah terpaksa harus pindah sekolah ke SLB meski dirinya normal dan sehat seperti anak pada umumnya.

Rupanya siswa SD yang belakangan viral ini memiliki pengalaman memilukan karena mendapatkan perundungan dari teman-teman di sekolah lamanya.

Setiap harinya, siswa SD tersebut ditemani oleh sang ayah saat berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki.

Padahal, jarak yang harus ditempuhnya 4 Km bolak-balik dari rumah ke SLB.

Dalam video yang diunggah akun instagram @bagussatria727, perekam sempat heran dan menanyakan terkait sekolah siswa tersebut.

Saat diberitahu di SLB, ia sempat heran lantaran siswa tersebut tampak sehat dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Sosok bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully.
Sosok bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully. (TikTok Satria Bagus)

Hal tersebut menyebabkan Bagus Satria curiga mengapa anak ini harus sekolah di SLB.

"Rasa penasaranku terjawab hari ini guys, karena tiap pagi ada anak SD diantar ayahnya selalu berangkat sekolah. Kebetulan di sekolah (dekat rumah Satria) itu ada sekolah luar biasa, jarang yang lewat, jadi aku tanya," ujar Satria Bagus.

Terkait sang putra yang bersekolah di SLB padahal tergolong normal, ayahnya mengurai cerita pilu.

"Ke SLB ya, itu putranya? Tapi kok anaknya lancar berbicara?" tanya Satria Bagus dalam bahasa jawa.

"Ya bisa lah," kata ayah dari siswa SD.

"Loh kok sekolah di SLB?" tanya Satria Bagus.

Baca juga: Bocah SD Pindah ke SLB karena Dibully, Buku Disobek, Lapor Guru Tapi Percuma, Ayah: Penting Sekolah

"Dari SD aku dibully teman-temanku," pungkas siswa SD.

"Diganggu temannya," timpal ayahnya.

Menurut pengakuan sang ayah, jika buku anaknya pernah dirobek saat anaknya sedang menulis.

Kasus bullying kepada anaknya itu rupanya sempat dilaporkan kepada pihak sekolah.

Alih-alih berhenti, teman-teman siswa itu tidak kapok dan masih tetap mengganggunya.

Mendengar cerita sang siswa SD, Satria Bagus pengguna akun ikut terenyuh.

Hingga ia pun menyemangati anak itu untuk terus semangat belajar.

“Sekolah yang semangat. Besok bisa sekolah yang lebih baik,” tutupnya.

Kejadian Sekira 2 Tahun Lalu

Dikonfirmasi mengenai video viral tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan telah menelusurinya.

"Saya sudah cek ke Pakis Kecamatan Bringin, itu kejadian sekira dua tahun lalu," ujarnya, Rabu (31/5/2023), dilansir dari Kompas.com.

"Dan anak tersebut adalah siswa inklusi, memang kemudian pindah sekolah. Tapi informasinya sekarang sudah keluar," kata Sukaton.

Dia menegaskan seluruh anak memiliki hak yang sama dalam memeroleh pendidikan.

"Apalagi di sekolah negeri sudah bisa menerima siswa inklusi," paparnya.

Sukaton menyatakan lingkungan sekolah harus bebas dari tindakan perundungan, terutama yang dilakukan antar-siswa.

"Guru harus bisa menjalankan fungsi kontrol sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan aman, nyaman, dan membahagiakan," ungkapnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved