Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kepsek SD di Ponorogo Nangis Imbas Tak Ada Siswa Mendaftar, Padahal Sekolahnya Berprestasi: Berusaha

Kepsek SD di Ponorogo nangis pilu karena tak ada siswa mendaftar, padahal sekolahnya berprestasi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/kompastvnews
Kepsek SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, nangis karena tak ada siswa baru mendaftar 

TRIBUNJATIM.COM - Pilu Kepsek SD di Ponorogo nangis imbas tak ada siswa mendaftar selama masa PPDB berlangsung, menjadi sorotan.

Sosok Kepsek SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, ini jadi sorotan setelah menangis pilu karena tak ada murid yang daftar di sekolahnya.

Kepsek SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti, mengaku prihatin dengan sekolahnya.

Meski sekolahnya memiliki banyak prestasi, namun tidak ada satu murid yang mendaftar.

Baca juga: Diantar Kakek, Ira Semangat Belajar Meski Sendirian di SDN Ponorogo, Ruang SD di Tuban Malah Kosong

Hal itu seperti terlihat dalam video yang diunggah di akun TikTok @kompastvnews.

Kepsek SDN 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti, tak kuasa menahan air mata.

Dalam keadaan haru, Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SDN 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung.

Bahkan pengawas sekolah, Kitri Maharani, harus berulang kali memberikan semangat dan membesarkan hati Evif Darmawanti dalam menghadapi situasi ini.

Kitri Maharani menegaskan bahwa masih ada harapan di tahun-tahun mendatang.

Evif Darmawanti dan tim guru sekolah sebenarnya telah memprediksi bahwa hal ini mungkin terjadi.

Selain karena persaingan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang baru saja berdiri, jumlah anak usia lulus taman kanak-kanak (TK) di Desa Babadan ini juga sangat terbatas.

Belum lagi sekolah ini juga harus bersaing dengan dua SD Negeri lainnya di desa yang sama.

Padahal SDN 3 Babadan telah mencatat prestasi yang gemilang di tingkat Kecamatan hingga Kabupaten.

Tumpukan piala dan piagam penghargaan yang siswa peroleh dari berbagai bidang menghiasi lemari sekolah.

Namun ternyata prestasi tersebut belum mampu mengubah keadaan.

Bahkan tidak ada satu pun siswa baru yang mendaftar ke sekolah ini selama PPDB.

"Memang kita sudah bisa memprediksi, karena kita sudah menghitung karena TK-nya sedikit. Kita sudah berusaha sekuat tenaga," kata Evif Darmawanti, melansir GridPop.ID.

Akibat tidak adanya murid baru, ruang kelas 1 di SD ini saat ini kosong dan akan dimanfaatkan sebagai perpustakaan.

Meskipun dalam kondisi yang memprihatinkan ini, proses pembelajaran untuk siswa kelas 2 hingga kelas 6 tetap berlangsung.

Kepala Sekolah SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, menangis karena tak ada murid baru yang mendaftar di sekolahnya
Kepala Sekolah SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, menangis karena tak ada murid baru yang mendaftar di sekolahnya (TikTok/kompastvnews)

Melansir dari laman Tribun Medan, data dari Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa saat ini ada lima SD Negeri di Ponorogo yang tidak mendapatkan murid.

Delapan SD lainnya juga terpaksa harus ditutup karena kekurangan siswa.

Dari total 558 SD Negeri, hanya ada 11 sekolah yang berhasil memenuhi pagu 28 siswa per kelas.

Kondisi ini menunjukkan tantangan serius yang dihadapi oleh sekolah-sekolah di daerah Ponorogo.

Khususnya dalam menarik minat orang tua untuk memilih SD Negeri sebagai tempat pendidikan anak-anak mereka.

Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk mencari solusi yang berkelanjutan demi keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di wilayah ini.

PPDB 2023 memang diwarnai dengan terungkapnya nasib miris beberapa sekolah.

Senasib SDN 3 Babadan Ponorogo, sebuah SDN di Tuban juga tak dapat siswa baru sama sekali untuk tahun ajaran ini.

Diketahui SDN di Tuban yang tak mendapatkan siswa baru sama sekali adalah SDN 2 Kedungrejo, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek.

"Tahun ini kita tidak dapat siswa atau murid baru," kata guru Kelas IV SDN 2 Kedungrejo, Dina Endrian, kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).

Ia menjelaskan, tidak adanya siswa baru yang mendaftar membuat kondisi ruang kelas satu tampak kosong dan tidak terpakai.

Hanya terlihat kursi dan meja guru, sementara untuk kursi siswa ditempatkan di kelas lain.

Ruang kelas SDN Kedungrejo 2 Kerek Tuban yang kosong karena tidak dapat siswa pada tahun ajaran baru 2023, Rabu (19/7/2023).
Ruang kelas SDN Kedungrejo 2 Kerek Tuban yang kosong karena tidak dapat siswa pada tahun ajaran baru 2023, Rabu (19/7/2023). (Tribun Jatim Network/M Sudarsono)

Parahnya, kesulitan mendapatkan murid SD disebut sudah berlangsung sejak empat tahun yang lalu.

"Selain karena sarana dan prasarana yang kurang memadai, tidak adanya taman kanak-kanak juga menjadi salah satu penyebab," ungkapnya.

Masih kata Dina, kondisi ini membuat para orang tua lebih memilih mendaftarkan anaknya di sekolah lain.

Agar mendapatkan murid pada tahun ajaran baru, pihak sekolah berencana akan berkolaborasi dengan desa untuk mengadakan TK dan PAUD.

Para guru setempat berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur serta sarana prasarana belajar di sekolah.

"Harapannya sarana, khususnya lantai bisa lebih diperhatikan lagi," pungkasnya.

Untuk diketahui, murid di SDN 2 Kedungrejo ini dari kelas 1 hingga kelas 6 tercatat hanya berjumlah 13 siswa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah SD lain di Tuban juga tidak mendapat murid pada tahun ajaran baru kali ini.

Di antaranya SDN Dasin 1 Tambakboyo, dan SDN Banjar Widang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved