Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Banyuwangi

Nikmati Ayam Pedas Legendaris dengan Cita Rasa Khas di Banyuwangi Art Week 2023

Nikmati ayam pedas legendaris dengan cita rasa khas di Banyuwangi Art Week 2023, ada yang dari tahun 1981.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Aflahul Abidin
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mencicipi ayam pedas legendaris saat membuka Banyuwangi Art Week, Jumat (1/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Para pecinta kuliner pedas wajib berkunjung di gelaran Art Week Banyuwangi di Gesibu Blambangan, yang digelar mulai Jumat (1/9/2023) hingga Minggu (3/9/2023).

Ada berbagai sajian ayam pedas dari sejumlah warung legendaris yang buka lapak di acara tahunan tersebut.

Di antaranya adalah ayam pedas Jeng Sri asal Jajag, Gambiran. Ada juga ayam pedas Warung Tepi Sawah (WTS) asal Purwoharjo.

Ayam pedas Mbak Pon Rogojampi dan Bu Cing Jalan Losari, Banyuwangi, juga tak ketinggalan untuk ambil bagian.

Deretan menu ayam pedas tersebut, menurut Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, merupakan bagian dari upaya memperkenalkan kuliner lokal. Sekaligus untuk mendorong pertumbuhan UMKM lokal.

“Banyuwangi ini kaya dengan ragam kuliner lokal yang khas. Ini perlu kita kenalkan ke masyarakat biar semakin laku dan warung-warungnya makin berkembang,” ungkap Ipuk Fiestiandani saat membuka Banyuwangi Art Week, Jumat (1/9/2023).

Ayam pedas, imbuh Ipuk Fiestiandani, punya cita rasa yang khas.

Dengan daging ayam kampung yang telah dibakar, kemudian dibuburi kuah pedas yang kaya rempah, menjadi daya tarik tersendiri. 

Baca juga: Produk Fesyen hingga Kuliner Bumi Blambangan Meriahkan Banyuwangi Art Week 2023

“Jika ada ayam pedas di tempat lain, pasti tidak akan sama dengan apa yang ada di Banyuwangi,” tegasnya sembari menikmati seporsi ayam pedas dari Warung Bu Sri asal Sambirejo, Kecamatan Bangorejo.

Ayam pedas memang telah lama dikenal di Banyuwangi, khususnya di wilayah selatan.

Hampir di berbagai kecamatan terdapat warung legendarisnya masing-masing. Seperti halnya Warung Bu Sri di Sambirejo tersebut. Warung di dekat puskesmas itu telah berdiri sejak tahun 1994.

“Saya ini generasi kedua. Dulu yang merintis ibu dibantu bapak. Sekarang saya sudah dibantu empat orang karyawan,” ungkap Usman Assiri.

Baca juga: Terus Jaga Kualitasnya, Kuliner Sunda Cuanki Cep Bewok Buka Outlet ke-11 di Surabaya

Hal yang sama juga diakui oleh Ivan.

Pengelola warung ayam pedas Jeng Sri, Jajag ini mengaku sebagai generasi keempat. Warungnya tersebut telah dirintis oleh nenek buyutnya pada 1981. Dari generasi ke generasi, cita rasanya tetap dipertahankan.

“Sekarang kita berupaya untuk ikut event-event yang dulu belum pernah dilakukan oleh orang tua kami. Saya ingin warung kami lebih berkembang lagi,” kata anak muda tersebut.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved