Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Banyuwangi

Banyuwangi Raih Predikat Pengendalian Inflasi Terbaik se-Jawa dan Bali 4 Kali Berturut-turut

Banyuwangi berhasil meraih predikat Pengendalian Inflasi Terbaik se-Jawa dan Bali 4 kali berturut-turut, sejak tahun 2019.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Program pengendalian inflasi Kabupaten Banyuwangi kembali mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat.

Ini setelah Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.

Dengan demikian, empat tahun berturut-turut Banyuwangi meraih TPID Terbaik sejak 2019.

Penghargaan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023).

Forum tersebut diikuti segenap Menteri Kabinet Indonesia Maju dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Alhamdulillah, di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Dia mengatakan, dengan dukungan banyak pihak, inflasi terjaga dengan baik.

“Kami juga terus koordinasi dengan BI sebagai otoritas moneter yang berkaitan erat dengan pengendalian inflasi. BI memiliki concern yang kuat dan detail ke pemda-pemda untuk mengendalikan inflasi sesuai arahan Presiden Jokowi (Joko Widodo),” jelas Ipuk Fiestiandani.

Baca juga: Bupati Ipuk Dorong Desa Punya Poskesdes, Deteksi Dini Kesehatan Masyarakat Banyuwangi

Salah satu programnya adalah menjamin ketersediaan bahan pangan melalui intervensi kepada petani hingga perbaikan jalan yang menjadi akses distribusi hasil pertanian.

Stimulus diberikan kepada petani, seperti bantuan bibit, pupuk organik, serta pendampingan lapangan.

“Sehingga di hulu kita menekan biaya produksi, petanipun tetap dimudahkan dan insyaallah mendapat harga terbaik, kemudian ini berdampak di hilir dengan harga di tingkat konsumen yang terkendali,” papar bupati perempuan tersebut.

Banyuwangi juga melakukan inovasi menumbuhkan generasi baru pertanian melalui digitalisasi. Di antaranya melalui program “Jagoan Tani” yang menggodok ribuan anak muda menjadi pengusaha muda pertanian yang tangguh.

Baca juga: Ijen Geopark Resmi Masuk Jaringan UNESCO, Bupati Ipuk: Bawa Potensi Daerah ke Level Internasional

”Hal itu untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani, produktivitas untuk menjamin pasokan, dan sekaligus menjaga stabilitas harga. Kami optimistis, dengan digitalisasi yang digerakkan anak-anak muda sesuai arahan presiden, sektor pertanian kita bisa berdaya saing,” papar Ipuk Fiestiandani.

Sedangkan untuk memastikan kelancaran jalur distribusi produk pangan, Banyuwangi secara berkelanjutan melakukan perbaikan infrastruktur jalan.

Pada 2023, Pemkab Banyuwangi melakukan pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang 222,139 km serta pembangunan 26 jembatan di sejumlah wilayah.

“Setelah pandemi Covid-19, kembali kami fokus bangun jalan poros antar kecamatan. Termasuk pavingisasi di banyak jalan desa bahkan sampai dusun. Harapannya juga untuk memperlancar jalur distribusi pangan,” kata Ipuk Fiestiandani.

Baca juga: Bantuan Pangan Tahap II Dipercepat, Bulog Ponorogo Mulai Salurkan ke 213.840 Penerima Bantuan Beras

Terkait dengan pidato Presiden Jokowi yang menyinggung keterbatasan stok beras, Ipuk Fiestiandani menyampaikan kesiapan Banyuwangi untuk ditugaskan sebagai sentra beras nasional, termasuk dengan pengembangan beras organik.

Dia mengatakan, produksi beras Banyuwangi terus surplus, berkisar 325.000 ton per tahun.

”Selanjutnya, Banyuwangi siap jika diberikan penugasan, tidak terbatas hanya pada sentra cabai, tapi juga beras,” tutur Ipuk Fiestiandani.

Baca juga: Produk Fesyen hingga Kuliner Bumi Blambangan Meriahkan Banyuwangi Art Week 2023

Tingkat inflasi di Banyuwangi pada Juli 2023 tercatat yang terendah se-Jatim sebesar 0,04 persen, lebih rendah dari Jawa Timur (0,15 persen) dan nasional (0,21 persen). Angka ini terus melandai dan menjadi yang terendah di Banyuwangi dalam 7 bulan pertama 2023.

Sedangkan inflasi Year on Year (YoY) Banyuwangi sebesar 3,32 persen lebih rendah dari Jawa Timur (4,11 persen) dan hampir mendekati Nasional sebesar 3,08 persen.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved