Berita Viral
Akhir Kasus Bocah SD Tewas Terimpa Tembok Masjid saat Wudhu: Yang Menabrak Masih Termasuk Keluarga
Inilah akhir kasus boch SD tewas karena tertimpa tembok saat ambil air wudhu. Pelaku dan korban ternyata masih satu keluarga dengan pelaku.
TRIBUNJATIM.COM- Inilah akhir kasus bocah SD tewas karena tertimpa tembok saat ambil air wudhu.
Pelaku dan korban ternyata masih satu keluarga dengan pelaku.
Terungkap perilaku dari sosok pelaku selama ini.
Dilansir dari Tribuntrends, bocah SD bernama Gian (8) meninggal setelah tertimpa tembok masjid yang roboh setelah tertabrak motor pelajar SMP, Senin (18/9/2023).
Insiden tragis itu terjadi di area parkir Masjid Raya Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
Kejadian itu terekam CCTV Masjid dan viral di media sosial.
Baca juga: Sosok Teman Reski Bocah SD Difabel Bantu Suapi Makan di Sekolah, Aksinya Dipuji sampai Bikin Nangis
Akibat kejadian ini, korban mengalami luka pada bagian kepala dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong.
Kabar terbaru, keluarga korban memaafkan kesalahan pelaku MHA (13) yang masih anak di bawah umur.
Kakek korban, Masrizal, juga mengatakan telah mencabut laporan pengaduan yang sebelumnya dilaporkan ke Polresta Padang.
"Kalau masalah hukum sudah saya selesaikan dan saya cabut, dan seluruh keluarganya pada datang Magrib kemarin untuk meminta maaf," kata Masrizal.
Sebagai kakek dari korban, ia sudah memaafkan, sudah berdamai, dan sudah mencabut pengaduan ke Polisi. Diharapkannya dari kejadian dan pengalaman ini, pelaku bisa sadar.
"Untuk yang menabrak termasuk keluarga juga di kampung ini.
Karena orang tua atau bapaknya saat masih muda bersama saya juga, dan kakeknya si pelaku juga sama saya juga," ujarnya.
Masrizal menyebutkan untuk anak yang menabrak dinding pembatas masjid tersebut merupakan anak yang baik juga.
"Pada saat musibah itu datang. Itu tidak tau saya, entah bagaimana bisa terjadi musibah itu.
Yang saya ketahui tentang anak ini merupakan anak biasa, dan tidak suka ugal-ugalan," katanya.
Ia melihat selama ini cucunya yang paling besar ini merupakan anak yang kesehariannya ceria, banyak teman, suka bermain, dan berenang ke sungai.
Nova Desvita selaku orang tua korban, mengatakan bahwa korban merupakan anak yang dikenal dengan sifat yang baik, ceria, dan rajin pergi mengaji ke masjid.
Ia bercerita, sebelum meninggal anaknya sempat membuat kenangan yang masih segar di ingatannya.
"Dia minta untuk dimandikan, disuapin, digosokkan kaki, digosokkan punggungnya, minta jajan, minta ditemani pipis, membagi makanan dengan adiknya," kata Nova.
Dengan berurai air mata, Nova mengingat anaknya tidak pernah berperilaku seperti itu sebelumnya.
Ia mengingat, anaknya biasanya akan marah kalau kue atau makanannya diminta oleh adiknya dan tidak mau mengalah.
Terkait kejadian ini, Nova dan keluarganya telah mengikhlaskannya.
Berharap Orang Tua Tidak Memberikan Kendaraan Kepada Anak di Bawah Umur
Kakek korban, Masrizal mendapatkan informasi dari istrinya pada saat sedang bekerja bersama dengan orang tua laki-laki korban.
Nenek korban meminta suaminya untuk melihat cucunya atau korban di Rumah Sakit Siti Rahmah.
Dikarenakan adanya perasaan tidak enak, Masrizal bersama dengan orang tua laki-laki dari korban berangkat ke Rumah Sakit Siti Rahmah.
"Sempat saya khilaf, karena disangka cucu saya ini tertabrak atau dijahati seseorang.
Selanjutnya cucu saya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, dan dinyatakan meninggal dunia saat Magrib," ujar Masrizal.
Korban, kata dia, mengalami luka robek di kepala, leher patah, dan tangan kiri patah.
"Jadi, yang membuat saya sempat kalam atau khilaf adalah melihat kondisi cucu saya. Sampai-sampai saya mengatakan hal yang tidak didengar," katanya.
Setelah kejadian, sempat datang Kapolsek Koto Tangah, Camat Koto Tangah, dan Lurah Lubuk Minturun melayat ke rumahnya.
Untuk yang terbaru adalah kedatangan Walikota Padang Hendri Septa, dan Kapolresta Padang Kombes Pol Ferry Harahap ke rumahnya.
Kapolresta Padang datang memberikan dukungan supaya keluarganya tabah dan menerimanya musibah ini.
Kombes Pol Ferry Harahap sempat menanyakan apakah sudah ada perdamaian antara kedua belah pihak.
"Saya sebagai kakek korban sudah mencabut laporan pengaduan ke Polisi," ujar Masrizal.
Baca juga: INNALILLAHI Murid TPQ Tewas Saat Wudu, Tertimpa Tembok yang Rubuh Ditabrak Motor, Ini Kronologinya
Selanjutnya Kapolresta Padang dan Walikota Padang memohon supaya dinding yang masih ada sebagian dirubuhkan saja, dan diperbaiki kembali agar tidak lagi.
"Sebagai kakek dari yang meninggal ini. Untuk masyarakat Indonesia, janganlah anak di bawah umur dikasih kendaraan.
Itu akan mengakibatkan kejadian seperti contohnya yang dialami oleh cucu saya," katanya.
Masrizal memohon kepada setiap orang tua yang ada di Indonesia ini, janganlah dikasihkan sepeda motor kepada anak yang belum siap atau di belum cukup umur.
"Saya memohon kepada seluruh orang tua jang dikasih anak-anak sepeda motor, padahal belum berusia 17 tahun," pungkasnya.
Sebelumnya dikabarkan, dalam video yang beredar video, bocah kelas 2 SD itu tertimpa tembok beton saat sedang mengambil wudhu bersama temannya.
Saat mengambil wudhu, terlihat teman korban pergi meninggalkaan lokasi keran air terlebih dahulu.
Sementara korban yang baru berusia 8 tahun masih sibuk berwudhu.
Tiba-tiba tembok beton di depan keran air, roboh dan menimpa tubuh mungil korban.
Melihat Gian tertimpa tembok beton, temannya histeris dan ketakutan.
Ia langsung berlalu mencoba mencari pertolongan.
Lalu apa penyebab tembok tersebut bisa roboh?
Berdasarkan rekaman CCTV, terlihat ada dua sepeda motor yang dikendarai siswa Sekolah Pertama (SMP) di parkiran yang berada tepat di atas tempat berwudhu tersebut.
Salah seorang siswa SMP itu kemudian terlihat bercanda-canda di atas sepeda motornya.
Sepeda motor itu mendadak maju tak terkendali lalu menabrak tembok beton pembatas.
Tembok beton tersebut lalu jatuh dan menimpa Gian.
Salah seorang warga sekitar yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa anak ini baru saja menemani temannya jajan di warung sebelah masjid.
Selanjutnya korban dan temannya kembali ke masjid, dan tidak berlangsung lama ada suara beton roboh.
Ia pun sempat kaget dikarenakan ternyata ada satu anak tertimpa beton dan tidak ada yang berani mengangkatnya.
"Sempat ada juga yang berteriak minta tolong," kata seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya, Selasa (19/9/2023).
Selanjutnya ada mobil pikap tidak sengaja lewat dan ada seorang bapak-bapak memberanikan diri untuk mengangkat korban ke atas mobil pikap.
Dirinya tidak mengetahui apa saja yang luka dari tubuh anak ini.
Namun, untuk di lokasi kejadian terdapat banyak darah.
Sementara itu, Pengurus Masjid Raya Lubuk Minturun, Desriadi, mengatakan bahwa anak yang tertimpa beton meninggal dunia.
"Iya itu murid TPQ Masjid Raya Lubuk Minturun. Akibat kejadian ini korban meninggal dunia," kata Desriadi.
Netizen yang melihat video tersebut merasa geram dengan tingkah anak SMP itu.
"Ini anak d bawah umur bawa motor, keluarga nya harus tanggung jawab loh"
"Keluarga yang bawa motor harus tanggung jawab, siapa suruh pecicilan"
"Seenggaknya kalau beban hidup jgn membebani orang, innalilahi wa innailaihi rojiun"
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
bocah SD tewas karena tertimpa tembok
viral di media sosial
Padang
tertabrak motor pelajar SMP
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Mirna Terjerat Pinjol Demi DP Mobil Imbas Gengsi, Cicilan dari Rp3 Juta Jadi Rp60 Juta dalam 4 Bulan |
![]() |
---|
Ibu Tiri Tak Diundang ke Pernikahan Anak yang Sudah Dirawatnya 23 Tahun, Alasannya Bikin Suami Heran |
![]() |
---|
Jamaludin Berenang ke Singapura Demi Kerja Serabutan, Gaji di Indonesia Tak Cukup |
![]() |
---|
Sosok Anggota DPRD yang Minta Maaf Setelah Ucapkan 'Rampok Uang Negara dan Habiskan', Kini Dipanggil |
![]() |
---|
Kekayaan Hasan Nasbi Mantan Kepala PCO yang Kini Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.