5 Kali Tak Diloloskan Tes CPNS, Guru Honorer Setia Mengajar Meski Gajinya Pas-pasan: Belum Dibayar
11 tahun dijalani Melki Wally bekerja sebagai guru honorer di SD YPPK Ubrub di Kampung Umuaf.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Meski lima kali tak lolos tes CPNS, seorang guru honorer bernama Melki Wally (34) tetap setia mengajar di Keerom.
Sehari-hari, Melki Wally bekerja sebagai guru honorer di SD YPPK Ubrub di Kampung Umuaf dengan gaji pas-pasan.
Pekerjaan ini telah ditekuni Melky Wally selama 11 tahun sejak tahun 2012 silam.
Tak hanya gaji yang pas-pasan, honornya juga kadang telat dibayarkan.
Baca juga: Kisah Pilu Remaja Makan Lauk Jantung Pisang, Ayahnya yang Depresi Kerap Diolok, Bermimpi Jadi Guru
Senin (25/9/2023) pagi itu, sekitar pukul 06.30 WIT, Melki Wally terlihat bersiap-siap di depan rumahnya.
Ia hendak ke Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (SD YPPK) Ubrub di Kampung Umuaf, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Melki Wally mengenakan pakaian kerah berwarna biru dan celana panjang hitam serta sendal dan noken.
Ia lalu keluar dari rumahnya menuju ke sekolah yang berada di samping rumah guru yang ia tempati.
Pria yang akrab disapa Melki ini kemudian membuka ruangan kelas 1 dan ruangan dewan guru.
Kemudian, pukul 07.00 WIT, dia membunyikan lonceng yang berada tepat di samping luar ruangan kelas 1.
Saat itu para siswa mulai datang ke sekolah.
Selaku guru, Melki Wally langsung meminta para siswa untuk membersihkan ruangan kelasnya masing-masing.
Sudah 11 tahun rutinitas seperti ini dijalani Melki Wally saat bekerja sebagai guru honorer di SD YPPK Ubrub di Kampung Umuaf.
"Saya sejak 2012 dikontrak sebagai guru honorer dari sekolah. Lalu saya mengajar sampai tahun 2015," katanya, seperti dilansir dari Kompas.com.
Kemudian Melki Wally lanjut kuliah, ia lalu kembali ke kampung dan mengajar dengan status kontrak.
"Kemudian lanjut kuliah, tetapi setelah itu saya kembali ke kampung dan tahun 2017 dipanggil lagi mengajar dengan status kontrak dari sekolah," ungkapnya.
Guru honorer kelahiran Ubrub, 5 Februari 1990, ini sudah beberapa kali mencoba melamar menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Keerom, namun belum juga lolos.
Alumni SMA Negeri 1 Arso Kabupaten Keerom ini sudah berusaha melamar dan memasukkan berkas-berkasnya supaya diterima menjadi CPNS.
Hal ini dilakukannya dengan penuh semangat.
Namun dia tidak pernah diakomodasi dalam kuota CPNS dari Pemda Keerom.
"Terakhir saya masukkan berkas untuk 1.000 honorer anak asli Keerom atau anak adat dari Keerom."
"Bahkan sudah memasukkan berkas, tapi hasilnya saya tidak diloloskan," ucap Melki Wally dengan nada kecewa.
Baca juga: Tekad Ganjar Beri Perhatian Serius untuk Gaji Guru dan Tenaga Pendidik: Mereka Harus Sejahtera
Sudah mengabdi lama sebagai guru honorer, namun tidak mendapat kesempatan menjadi CPNS, membuat suami Senina Abray ini sedikit kecewa.
Namun hal itu tidak mengurangi rasa sayangnya pada siswanya.
"Saya rasa kecewa juga, karena lima kali tes CPNS, tapi tidak pernah diloloskan."
"Padahal saya selama ini mengajar sebagai guru honorer selama belasan tahun," ucapnya dengan nada kecewa.
Meski begitu, ayah empat anak ini masih setia mengajar.
"Hal ini saya lakukan karena saya masih sayang sama ade-ade (siswa-siswi) dan saya kasihan sama mereka, karena mereka adalah generasi penerus di daerah dan bangsa," ungkapnya.
Melki Wally mengaku akan tetap mengajar meski upah yang diterima tak sebanding dengan waktu yang dihabiskan.
"Biar susah, saya tetap bertahan untuk mengajar ade-ade di SD YPPK Ubrub," katanya.

Tak hanya gaji yang pas-pasan, Melki Wally kadang harus menerima honornya telat dibayar.
"Untuk semester 2 ini sekitar 10 bulan honor saya belum dibayar," jelasnya.
Sejak tahun 2012, Melki termasuk dalam kontrak guru dari sekolah.
Lalu pada 2021, dia dimasukkan ke dalam guru honorer yang dikontrak oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Keerom.
"Saya sampai sekarang bingung mengenai status guru kehormatan saya. Apakah masih dalam status guru kontrak dinas atau guru kontrak sekolah," ucapnya.
"Karena sampai sekarang hak saya sebagai guru honor sudah 10 bulan belum diterima," jelas Melki Wally.
Oleh karena itu, guru honorer asal Kampung Umuaf, Distrik Web, Kabupaten Keerom, ini berharap agar ke depannya statusnya sebagai guru honorer bisa diperjelas.
MelkiWally juga berharap bisa diangkat sebagai CPNS.
"Saya berharap status saya sebagai guru honorer bisa diperjelas dan hak-hak saya bisa diperhatikan lagi," harapnya.
"Sehingga sebagai guru honorer kami tetap semangat untuk mengajar di sekolah," pungkas Melki Wally.

Tak hanya kisah guru honorer, perjuangan Kepala Sekolah atau Kepsek bernama Septina Ika Kadarsih belakangan turut jadi sorotan publik.
Pasalnya Kepala SDN Sugihan 3 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, ini antar jemput siswanya setiap hari.
SDN Sugihan 3 Kecamatan Tengaran diketahui ada di tengah persawahan dan terpencil dari permukiman warga.
Selain antar jemput siswa tiap hari, Bu Kepsek Septina juga blusukan cari murid saat PPDB.
Dikutip dari Kompas.com, sekolah tersebut setiap tahunnya kekurangan murid karena faktor lokasi yang terpencil.
Banyak orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih mudah aksesnya.
Oleh karena itu, berbagai upaya pun dilakukan pengelola sekolah untuk mendatangkan siswa.
Salah satunya dengan menyediakan mobil antar jemput yang digagas Bu Kepsek Septina.
Dia membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 yang difungsikan sebagai mobil sekolah.
"Belinya sudah sekitar setahun lalu, Rp15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa."
"Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing," kata Bu Kepsek Septina pada Senin (11/9/2023).
Menurut Bu Kepsek Septina, semua siswa total ada 25, menggunakan jasa mobil tersebut setiap harinya, yang diantar dalam dua rombongan.
"Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali," paparnya.
"Siswa di sini memang banyak juga yang dari Boyolali," imbuhnya.

Bu Kepsek Septina mengatakan, jika siswa berjalan kaki ada yang menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan.
"Kasihan juga kalau terlalu jauh, selain capek saat berjalan, juga bisa terlambat. Kalau dengan mobil ini mereka jadi lebih cepat," jelasnya.
Setiap harinya, siswa yang menggunakan jasa mobil antar jemput harus membayar Rp2.000.
"Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orang tua juga tidak keberatan."
"Karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru," kata Bu Kepsek Septina.
Bu Kepsek Septina mengatakan, terkadang dirinya yang menyetir sendiri mobil tersebut saat mengantar siswa.
Hal ini karena keterbatasan tenaga khusus untuk menyetir mobil tersebut.
"Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari sembilan perempuan dan satu laki-laki."
"Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas," paparnya.
Seorang siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra mengatakan, senang dengan adanya mobil antar jemput tersebut.
"Jadi tidak terlambat, kalau dulu berangkat sekolah pukul 06.00 WIB jalan kaki dari rumah di Candi," jelasnya.
"Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan, tidak sendiri-sendiri," kata Putra, panggilannya.

Saat ini SDN Sugihan 3 menjadi tempat belajar 25 anak dari kelas 1 hingga kelas 6.
Bu Kepsek Septina menceritakan bahwa para orang tua juga sempat khawatir karena dulu berembus isu penculikan anak.
Ia pun berinisiatif menerjunkan mobil pribadi untuk mengantar jemput siswa.
"Karena saya juga melihat latar belakang wali murid kami, mereka dari golongan ekonomi menengah ke bawah."
"Jadi kalau saya bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan mobil ini, dikhawatirkan mereka tidak mampu biayanya," kata Bu Kepsek Septina, melansir dari Kompas TV.
Bu Kepsek Septina menuturkan bahwa tarif antar jemput murid SDN Sugihan 3 tidak bisa dipatok lebih.
Lantaran sebagian di antara mereka bahkan terkadang tidak membawa uang saku ke sekolah.
Bu Kepsek Septina pun berharap, suatu saat pemerintah akan memperbaiki jalan menuju SDN Sugihan 3.
Ia menyebut banyak orang tua yang ragu menyekolahkan anak mereka ke situ karena jalan yang rusak.
"Kadang mereka (wali murid) enggan menyekolahkan ke tempat kami karena jalannya rusak. Harapan kami itu (diperbaiki pemerintah)," kata Bu Kepsek Septina.
tak lolos tes CPNS
guru honorer
Melki Wally
Keerom
SD YPPK Ubrub
Kampung Umuaf
Distrik Web
Papua
CPNS
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Aksi Residivis Pelaku Curat Antar Kota Berakhir di Tangan Polisi Ponorogo |
![]() |
---|
3 Ciri Rekening Dormant yang Bisa Diblokir PPATK, Berikut Panduan Buka Rekening yang Kena Blokir |
![]() |
---|
WBP Lapas Tuban yang Telah Bebas Bisa Langsung Diantar Pulang Secara Gratis |
![]() |
---|
Pagama Sampang Deklarasikan Dukungan Perpres 17/2025: Menuju Swasembada Garam 2027 |
![]() |
---|
Kondisi Puluhan Mesin Judi yang Ditemukan di Ruang Sekolah, Pengakuan Pemilik sudah 2 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.