Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Rekam Jejak Anies Baswedan, Ilmu Pengetahuan Jadi Panduan hingga Anak Muda Punya Perspektif Baru

Inilah rekam jejak Calon Presiden Anies Baswedan. Anies memaparkan bagaimana anak-anak muda selalu punya perspektif baru.

Instagram.com/@aniesbaswedan
Kolase foto Anies Baswedan - Simak rekam jejak Anies Baswedan. 

TRIBUNJATIM.COM - Tribunners sebelum menentukan Presiden 2024, kita perlu melihat rekam jejak tiap Calon Presiden.

Kali ini kita akan mencoba mengulas tentang rekam jejak Calon Presiden Anies Baswedan.

Baik dari sisi politik maupun yang merangkul anak muda.

Misalnya acara Ngariung 1000 Alumni ITB Ngariung Bersama Bacapres Anies Baswedan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada Minggu 1 Oktober 2023.

Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan yakin, bila ilmu pengetahuan dan metode ilmiah harus jadi guidance (panduan, red) dalam mengambil keputusan di hadapan seribuan alumni dan akademisi ITB yang hadir.

"Kita mengalami pembelajaran dahsyat untuk percaya sains dan metode ilmiah. Ujiannya bukan pada saat normal. Ujiannya pada saat krisis pandemi Covid-19 terungkap siapa pemimpin menggunakan ilmu pengetahuan dan siapa tidak pakai pengetahuan. Dan itu ujian pemimpin sedunia, bukan cuma di Indonesia" terang dia.

Baca juga: Rekam Jejak Ganjar Pranowo untuk Majukan UMKM, Pembinaan Pendampingan hingga Program Lapak Ganjar

Pada saat pandemi, ujar Anies, ujian bagi semua pemimpin apakah dia mempercayai sains atau sekadar lips service soal sains.

"Karena saat itulah kebijakan-kebijakan disusun berdasarkan referensi pada ilmuwan. Metode ilmiah dan sebagian dari itu, harus berhadapan dengan ignorance."

"Ketidaktahuan. Dan itu lawannya terdidik. Di situ kita harus mengambil keputusan, bagaimana keputusan tidak populer saintifik atau populer tapi ignorance" ujar Anies Baswedan.

"Kami di Jakarta mengalami, karena kami memakai ilmu pengetahuan untuk mengambil keputusan. Ketika itu amat tidak populer."

"Dan kami sering harus berhadapan dengan pemegang otoritas lebih tinggi, tapi tidak pakai ilmu pengetahuan" papar eks Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Kejadian pandemi, terang dia, adalah suatu wake-up call untuk mengembalikan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah jadi kompas pengambilan keputusan.

"Kebijakan itu tidak disusun berdasarkan selera pemegang kewenangan. Tidak bisa. Kebijakan bukan soal selera. Kebijakan bicara bagaimana kita memahami masalah, bagaimana kita mengindetifikasi prioritas atas masalah, dan cara apa untuk menyelesaikan masalah."

"Pendekatannya induktif dan deduktif. Kita harus eklektik (memilih yang terbaik dari berbagai sumber), bukan cuma salah satu."

"Ini memerlukan keterbukaan pikiran. Membutuhkan kemauan untuk mendengar. Bahasa resminya mengedepankan teknokrasi" terang Anies Baswedan.

Baca juga: Reaksi Eks Wabup Lumajang Ada Baliho Bersanding dengan Ganjar, Jadi Korban Black Campaign: Rugi

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved