Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Konflik Israel Palestina

Ternyata Ini Arti From the River to the Sea Palestine Will be Free dan Sejarahnya, Tuai Kontroversi

"From the River to the Sea, Palestine Will be Free" sering digunakan warga Palestina dan mereka yang mendukung kemerdekaan Palestina. Apa artinya?

freepik.com
Arti From the River to the Sea Palestine Will be Free. 

TRIBUNJATIM.COM - Tribunners mungkin sudah tidak asing dengan kalimat From the River to the Sea.

Kalimat tersebut kerap ditemui di kolom komentar atau caption media sosial.

Lalu apa sebenarnya arti From the River to the Sea Palestine Will be Free?

Simak pula sejarahnya di artikel ini.

Slogan "From the River to the Sea, Palestine Will be Free" sering digunakan warga Palestina dan mereka yang mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan dan pendudukan Israel.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, "From the River to the Sea Palestine Will be Free"  berarti "Dari Sungai hingga ke Laut, Palestina akan Merdeka."

Slogan ini semakin populer dan digunakan orang-orang yang memprotes serangan Israel ke Jalur Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Pada dasarnya, sungai yang dimaksud dalam slogan "From the River to the Sea Palestine Will be Free" adalah Sungai Yordania, yang menjadi batas wilayah Palestina di bagian timur. Sedangkan laut yang dimaksud adalah Laut Mediterania di sebelah barat.

Baca juga: Sosok dan Biodata Rachel Vennya yang Sukses Kumpulkan Rp 1 Miliar dalam Sehari untuk Bantu Palestina

Sejarah From the River to the Sea Palestine Will be Free
 
Dikutip dari Al Jazeera, setelah didirikan oleh warga Palestina diaspora pada 1964 di bawah kepemimpinan Yasser Arafat, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan pembentukan negara tunggal yang membentang dari Sungai Yordania hingga Laut Mediterania yang mencakup wilayah bersejarahnya.

Perdebatan mengenai pembagian wilayah ini sudah ada sebelum terbentuknya negara Israel pada 1948.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengajukan sebuah rencana setahun sebelumnya untuk membagi wilayah tersebut menjadi sebuah negara Yahudi – yang mencakup 62 persen dari wilayah yang berada di bawah mandat Inggris sebelumnya – dan sebuah negara Palestina yang terpisah. Namun, rencana tersebut ditolak oleh para pemimpin Arab pada saat itu.

Kemudian terjadilah peristiwa Nakba, di mana lebih dari 750.000 warga Palestina diusir dari rumah-rumah mereka.

Pimpinan PLO kemudian menerima prospek solusi dua negara, namun kegagalan proses perdamaian Oslo pada 1993 dan upaya Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan akhir di Camp David pada 2000, menyebabkan terjadinya Intifada kedua, pemberontakan massal warga Palestina.

Baca juga: 12 Bulan Nabung, Arsya Bongkar Celengan Semua Uang Disumbangkan ke Palestina, Guru SD: Luar Biasa

Kontroversi
 
Bagi pendukung Palestina, slogan "From the River to the Sea Palestine Will be Free" diartikan untuk membebaskan negara tersebut dari penjajahan Israel. Namun Israel mengartikan slogan tersebut dengan makna yang lain.

Awal bulan ini, Menteri Dalam Negeri Inggris Raya Suella Braverman menafsirkan slogan "From the River to the Sea Palestine Will be Free" sebagai indikasi keinginan keras untuk melenyapkan Israel.

Sumber: Kompas TV
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved