Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keputusan Akhir Dokter Qory Korban KDRT, Suami Sudah Dibui Laporan Malah Dicabut, Polisi Kuak Alasan

Keputusan akhir Dokter Qory korban KDRT suaminya malah bertolak belakang dari yang diharapkan masyarakat, kini ada keinginan cabut laporan polisi.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Bogor, Kompas.com
Keputusan akhir dokter Qory korban KDRT suaminya yang kini mencabut laporan padahal suaminya sudah dibui dan jadi tersangka. 

TRIBUNJATIM.COM - Keputusan akhir Dokter Qory korban KDRT yang viral di media sosial itu jauh dari dugaan banyak orang.

Sudah dibela-belain kabur hingga menyelamatkan diri, perempuan yang tengah hamil itu kini ingin mengubah laporannya.

Keputusan Dokter Qory atas kasus KDRT yang ia alami tersebut tengah mendapat sorotan.

Diketahui bahwa kini suaminya Willy Sulistio sudah dibui dan ditahan oleh kepolisian.

Kini Dokter Qory malah dikabarkan akan mencabut laporan yang membuat adanya penahanan kepada suaminya tersebut.

Dokter Qory (37) berencana mencabut laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Willy Sulistio (39).

Untuk diketahui, saat ini Willy telah ditetapkan sebagai tersangka kasus KDRT dan sudah ditahan.

"(Mau cabut laporan) betul, sementara baru penyampaian lisan ke kami," ujar Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/11/2023), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com

Teguh mengatakan, Qory berencana mencabut laporan karena masih menyayangi suaminya.

Hal itu disampaikan langsung oleh Qory ke penyidik.

Baca juga: Kisah Cinta Dokter Qory dan Willy Sulistio Terhalang Restu, Pilih Kawin Lari, Kini Jadi Korban KDRT

"Yang kami tahu memang, kami lihat dan kami komunikasikan dengan dokter Qory, pasangan ini saling sayang dan kemarin terjadi kekerasan itu karena dipicu emosi yang memuncak," ungkapnya.

Teguh mengatakan, sebelum laporan dicabut, kasus tersebut masih akan terus bergulir.

Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap Willy Sulistio, suami dokter Qory, usai dilaporkan KDRT.

Tak lama setelah itu, Willy ditetapkan sebagai tersangka.

Willy Sulistio, suami Dokter Qory ditetapkan sebagai tersangka KDRT.
Willy Sulistio, suami Dokter Qory ditetapkan sebagai tersangka KDRT. (Tribun Sumsel/Tribun Bogor)

Willy dijerat dengan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga dengan ancaman kurungan penjara selama 5 Tahun.

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkapkan kasus KDRT tersebut karena korban memberhentikan tayangan film karena ingin memberi kejutan ulang tahun Willy, Senin (13/11/2023) pukul 00.00 WIB.

Melihat film itu diberhentikan, Willy langsung marah.

Dia merasa tersinggung karena korban dianggap tidak bisa memberi kebahagiaan pada hari ulang tahunnya.

Keesokan paginya, pelaku kembali marah sambil menampar dan menakut-nakuti korban menggunakan dua pisau dapur.

Korban berusaha menenangkan pelaku, tetapi pelaku menempelkan pisau itu di punggung korban.

Qory yang ketakutan, lalu memberanikan diri kabur ke rumah aman di unit P2TP2A.

Ia datang seorang diri untuk mencari perlindungan.

Dokter Qory Hilang Setelah Di-KDRT, Suami Aneh Buat Pengumuman Pakai Nomor Istri, Anak: Kangen Bunda
Dokter Qory Hilang Setelah Di-KDRT, Suami Aneh Buat Pengumuman Pakai Nomor Istri, Anak: Kangen Bunda (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani - Twitter X)

Kini diketahui, korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Dokter Qory akan mencabut laporan hukum terhadap suaminya, Willy Sulistio.

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara mengatakan, keinginan tersebut telah disampaikan secara lisan.

Menurutnya, ibu tiga anak itu berencana mencabut laporan karena masih menyayangi suaminya dan menganggap insiden kekerasan itu akibat emosi yang memuncak.

Sontak, kabar terbaru ini membuat warganet gemas, apalagi dengan berbagai dukungan yang telah diberikan kepada Dokter Qory di media sosial.

Faktanya, keraguan untuk meninggalkan pelaku KDRT adalah fase yang kerap dialami korban.

Baca juga: Pantas Dokter Qory Kabur, Beda Sikap Willy Sulistio di Kamera dan Aslinya, Suami KDRT: Bunda Capek

Pemikiran itu bahkan menjadi tanda jika kekerasan domestik yang terjadi sudah berakar dalam sehingga memengaruhi pikiran korban sedemikian rupa.

Sering kali, perempuan yang jadi korban kekerasan domestik gagal meninggalkan hubungan yang mengandung kekerasan karena adanya ancaman psikologis, emosional, finansial, atau fisik.

Namun kita harus tetap memberikan dukungan bagi korban KDRT agar mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Ada sejumlah alasan yang membuat korban KDRT sulit meninggalkan pelaku kekerasan dan terjebak dalam 'lingkaran setan'.

Berikut uraiannya, seperti dikutip Tribun Jatim dari Women's Aid UK via Kompas.com:

Baca juga: Video Willy Sulistio Masak Mie Instan Dibagi 5 Buat Anaknya Jadi Sorotan, Ekspresi Dokter Qory Pucat

Korban KDRT enggan meninggalkan rumah dan pasangan yang melakukan kekerasan karena merasa itu bisa lebih membahayakan dirinya.

Ada kecemasan jika kondisi akan menjadi lebih buruk apabila melarikan diri atau memaksa untuk berpisah.

Data menunjukkan, 41 persen perempuan yang dibunuh oleh pasangan laki-laki/mantan pasangannya di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara pada tahun 2018 telah atau berusaha untuk berpisah

Sebelas dari 37 perempuan ini dibunuh dalam bulan pertama perpisahan dan 24 perempuan dibunuh dalam tahun pertama.

Dokter Qory yang hilang 4 hari tanpa kabar akhirnya ditemukan. Ia didampingi dua wanita saat berada di Polres Bogor.
Dokter Qory yang hilang 4 hari tanpa kabar akhirnya ditemukan. Ia didampingi dua wanita saat berada di Polres Bogor. (Twitter/ahriesonta)

Perilaku KDRT sering kali dilakukan dengan cara mengisolasi korbannya.

Pelaku kekerasan berupaya melemahkan hubungan mereka dengan teman atau keluarga sehingga sulit mendapatkan dukungan.

Pelaku juga tak ragu mengurangi kontak pasangannya dengan dunia luar agar korban tidak menyadari bahwa perilakunya kasar dan salah.

Isolasi tersebut membuat perempuan menjadi sangat bergantung pada pasangannya, secara fisik dan mental.

Pelaku KDRT sering kali sangat dihormati atau disukai di komunitasnya karena sikapnya yang menawan dan manipulatif.

Baca juga: Sosok Willy Sulistio Suami Dokter Qory Kini Jadi Tersangka KDRT, Ngaku Mudah Emosi Perkara Sepele

Hal ini mencegah orang lain mengenali kekerasan yang terjadi dan semakin mengisolasi korban.

Pelaku KDRT juga sering kali meremehkan, menyangkal atau menyalahkan korbannya.

Akibatnya, korban merasa malu atau membuat alasan pada dirinyasendiri dan orang lain untuk menutupi kekerasan yang dialami.

Trauma dan percaya diri rendah Korban KDRT biasanya kerap mendapatkan hinaan dan pelecehan sehingga merasa tidak berharga, yang juga berdampak pada harga dirinya.

Mereka akhirnya tidak terbiasa memiliki kebebasan dan tidak mampu mengambil keputusan bahkan untuk meninggalkan hubungan penuh kekerasan itu.

Ada trauma yang dirasakan karena kerap didoktrin tidak mampu mengatur dirinya sendiri dan akan selalu membutuhkan pasangan, yang sebenarnya adalah pelaku KDRT.

Ketakutan tersebut selalu ada dan korban hidup di dunia yang penuh teror setiap hari.

Baca juga: Dokter Qory Hamil 6 Bulan Hilang Dicari Suami, Kabur karena KDRT? Ada Tagihan Utang: Bu Gimana

Pelaku KDRT sering kali mengontrol setiap aspek kehidupan korbannya – sehingga mustahil untuk mendapatkan pekerjaan atau kemandirian finansial.

Dengan mengontrol akses terhadap uang, korban tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri atau anak-anaknya.

Mereka mungkin takut anak-anak mereka dibawa pergi atau hidup terlantar sehingga tak mudah menerima bantuan yang ditawarkan pihak lain.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved