Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Ditanya Prabowo Soal Polusi Udara Jakarta, Anies Malah Jawab 'Angin Tak Punya KTP', Viral di TikTok

Saat ditanya Prabowo soal polusi udara di Jakarta, Anies Baswedan malah jawab angin tak punya KTP hingga jadi viral di TikTok.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Tangkap layar YouTube/Kompas
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menjawab pertanyaan Prabowo Subianto soal penanganan polusi udara dengan anggaran sebesar Rp 58 triliun. Anies mengatakan polusi udara di Jakarta bersumber dari PLTU di luar kota. 

TRIBUNJATIM.COM - Anies Baswedan kembali menjadi sorotan setelah memberikan pernyataan angin tak punya KTP viral di TikTok.

Pernyataan Anies Baswedan tentang angin tak punya KTP ini disampaikan saat debat dengan Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2. 

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan awalnya menjawab pertanyaan Prabowo Subianto soal penanganan polusi udara dengan anggaran sebesar Rp 58 triliun.

Anies mengatakan polusi udara di Jakarta bersumber dari PLTU di luar kota.

Anies menyebut polusi di Jakarta tidak konsisten.

Maka itu, ia menyebut bahwa angin tidak mempunyai KTP dan polusi mengikuti arah angin.

"Mas Anies pernah jadi Gubernur 5 tahun di DKI. Anggaran DKI Setahun sekitar 80 T, jumlah penduduk Indonesia DKI 10 juta kira-kira kurang lebih. APBD Jawa Barat 35 T, jumlah penduduknya 50 juta, 5 kali DKI. Tetapi selama Mas Anies mimpin, sering sekali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana dengan anggaran Rp 80T? Pak Anies sebagai Gubernur tidak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi. Terima kasih," kata Prabowo Subianto.

Menanggapi pertanyaan itu, Anies membuka jawabannya dengan menyoroti kurang akuratnya data yang disampaikan oleh Prabowo.

Anies pun menganalogikan persoalan udara di Jakarta dengan Covid-19 yang sempat melanda beberapa tahun ini.

"Ketika satu daerah mengatakan di tempat kami tidak ada covid, di tempat kami covid banyak, lalu yang tidak ada covid kami tanya, kenapa tidak ada covid? Nah kami tidak punya alat testing, Pak. Karena tidak punya alat testing, maka tidak ada covid. Yang punya alat testing, maka ada covid, oke. Jadi, apa yang terjadi? Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara. Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta, maka hari ini, besok, minggu depan konsisten selalu akan kotor," kata Anies.

Anies memaparkan, Jakarta memiliki indikator atau monitor terhadap polusi udara.

Oleh karena itu, kualitas udara di Jakarta bisa dimonitor.

"Ada masa, Minggu pagi, Jagakarsa sangat kotor. Apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya. Angin itu bergerak dari sana-sini. Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap, mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara. Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak ada alat monitor, maka tidak muncul. Dan Jakarta pada saat itu bersih. Kalau problemnya dari dalam kota saja, maka konsisten tiap waktu, ya kita punya masalah polusi. Karena itu, kita kerjakan dengan apa? Kita lakukan, Pak. Satu, dengan pengendalian emisi dari kendaraan bermotor dan pengujian emisi sekarang wajib. Yang kedua, elektrifikasi kendaraan umum. Yang ketiga, konversi kendaraan umum," kata Anies.

Mendengar jawaban Anies, Prabowo menilai bahwa mudah saja menyalahkan angin.

"Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mana saja Jadi saya bertanya, saya bertanya dengan anggaran segitu besar jumlah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan real dalam 5 tahun mengurangi polusi juga di mana rakyat Jakarta begitu banyak yang mengalami sakit pernafasan jadi saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada Pemerintahan kalau begitu Terima kasih," kata Prabowo.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved