Minta Tempat Penampungan Seperti di Bangladesh, Pengungsi Rohingya Gelar Aksi Mogok Makan: Lapar
Pengungsi Rohingya sengaja mogok makan waktu makan siang dan malam pada Sabtu (23/12/2023).
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Protes soal kelayakan lokasi penampungan, pengungsi Rohingya di Aceh menggelar aksi mogok makan.
Aksi mogok makan ini dibenarkan oleh Kasatintelkam Polresta Banda Aceh, Kompol Suryo Sumatri Darmoyo.
Mereka sengaja mogok makan saat waktu makan siang dan malam, Sabtu (23/12/2023).
Namun syukurnya, para pengungsi Rohingya akhirnya bersedia untuk makan kembali.
"Iya ada aksi penolakan makan terjadi saat siang hari (Jumat, 22 Desember 2023) kemarin, namun setelah dibujuk oleh petugas, mereka mau makan kembali," kata Suryo.
"Akan tetapi aksi itu kembali terulang saat jam makan malam," tambah Suryo, dikutip dari Bangka Pos pada Minggu (24/12/2023).
"Tapi mereka akhirnya makan karena mungkin merasa lapar," imbuhnya.
Diketahui pengungsi yang terdiri dari ratusan orang tersebut menempati basement Balee Meuseuraya Aceh (BMA).
Sementara pembagian makan malam dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) melalui relawan PMI Banda Aceh.
Namun para pengungsi Rohingya melakukan aksi penolakan makanan atau mogok makan.
Setelah diberikan arahan oleh pihak relawan RAPI, baru pada pukul 21.10 WIB, pengungsi Rohingya mulai mengambil nasi beserta minuman yang dibagikan.
Rupanya pengungsi Rohingya menuntut kejelasan penempatan dan hunian yang layak seperti di camp Bangladesh.
Hal itu diketahui dari keterangan salah satu pengungsi Rohingya yang berkomunikasi dengan petugas melalui aplikasi translator.
Selain itu salah seorang pengungsi Rohingya bernama Ridwan mengaku kehilangan sejumlah pakaian miliknya yang terdiri dari celana dan sarung.
Baca juga: 23 Tahun Tinggal di Indonesia, Pengungsi Rohingya Minta Dibuatkan e-KTP, Dukcapil: Ikuti Aturannya
Setelah sempat protes dan mencari selama kurang lebih setengah jam, akhirnya petugas memerintahkan Ridwan untuk mencarinya besok agar tak mengganggu waktu istirahat pengungsi lainnya.
Ridwan pun menurut dan situasi kembali aman dalam penjagaan sejumlah anggota polisi, Satpol PP dan pihak medis.
"Usai mengadu ke petugas, Ridwan berusaha mencari pakaiannya dengan menggeledah tas para pengungsi lain."
"Selembar celana ditemukan dalam sebuah tas milik pemuda Rohingya," ungkapnya.
Di lokasi, ratusan pengungsi Rohingya hanya dijaga personel gabungan kepolisian, medis, dan Satpol PP.
"Sementara, pihak UNHCR atau yang lainnya yang berkewajiban mengurus pengungsi tidak dapat ditemukan. Ketidakhadiran mereka sudah terjadi sejak lama," pungkas Suryo.

Sebelumnya video pengungsi Rohingya membuang nasi bungkus tersebut sempat membuat media sosial heboh.
Sontak publik Indonesia geram melihat ulah pengungsi Rohingya karena dinilai tidak tahu terima kasih.
Melansir dari akun TikTok @btj.tripaceh, Minggu (17/12/2023), Ali salah satu pengungsi Rohingya membeberkan alasan warga membuang nasi bungkus yang diberikan.
Adapun dikatakan Ali, jika pengungsi Rohingya suka makanan pedas, tapi tidak bisa menyampaikan.
"ini cuma salah paham, bukan mereka buang2 nasi,
mereka suka makanan pedas, tapi tidak bisa menyampaikan, begitu kata bang Ali," bunyi tulisan dalam video tersebut.

Meski begitu, pernyataan tersebut tidak serta merta membuat netizen berhenti kecewa.
"lah banyak permintaan dong namanya," komentar netizen.
"masih bisa milih2 makanan.. hebat sekali rohingya ini..." tambah netizen lainnya.
"enak aja harus nurutin selera mereka emang kita ini mau dijadiin babu apa," ujar yang lain.
"Aku jg sma suka pedes tp namanya dikasih ya terima aja toh dikasih gratis. Yakali dikasih gratis pilih2 menu," ujar seorang netizen.
"dah gratis tiap hari Cuma RUDOXING, makanan minta yg enak, disini byk yg jd pemulg untk bs makan, tdr di kolong jembatan woy," seru yang lain.
Diketahui kedatangan pengungsi Rohingya telah menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat lokal.
Seiring berjalannya waktu, warga Aceh semakin enggan menerima kedatangan para pengungsi Rohingya.
Penolakan ini muncul akibat perilaku para pengungsi yang dianggap tidak pantas di tengah masyarakat setempat.
Kelakuan mereka telah membuat geram warga, terutama di wilayah yang menjadi tempat penampungan para pengungsi tersebut.
Terbaru para pengungsi menggunakan tambak warga setempat sebagai tempat buang air besar (BAB) dan mandi.
Aksi para pengungsi Rohingya tersebut seketika membuat warga geram, mereka akhirnya dipindahkan secara paksa.
"Tentu saja, tindakan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan potensi konflik antara pengungsi dan masyarakat lokal," terang Keuchik Gampong Batee Zakaria, Sabtu (16/12/2023).
Namun perlu diakui bahwa masalah ini mungkin merupakan hasil dari kurangnya persiapan infrastruktur dan koordinasi yang memadai dalam menanggapi kehadiran pengungsi Rohingya.
Keuchik Zakaria menegaskan bahwa masyarakat sebelumnya menolak kedatangan pengungsi Rohingya.
Namun mereka setuju untuk menampung sementara atas permintaan Pemerintah Kabupaten Pidie.
Dalam kondisi ini, mungkin perlu dipertanyakan apakah pemerintah setempat telah menyediakan infrastruktur yang memadai.
Yakni untuk menangani kebutuhan dasar pengungsi, seperti tempat buang air besar atau BAB.
penampungan
pengungsi Rohingya
Aceh
mogok makan
Kompol Suryo Sumatri Darmoyo
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Cuaca Jatim Minggu 28 September 2025: Kediri Hujan, Sidoarjo Panas hingga 34 Derajat Celcius |
![]() |
---|
Nasib Irsyad, Kurir Paket Tagih COD Rp30 Ribu Malah Dibacok Pedang, Pelakunya Kini Jadi Buron Polisi |
![]() |
---|
Sosok Bu Ala, Ibunda Tasya Farasya Punya Perusahaan di Umur 14, Kini Rumahnya Digadai Ahmad Assegaf |
![]() |
---|
Ternyata Tak Ada yang Punya Background Gizi, ini Daftar 10 Petinggi BGN |
![]() |
---|
Update Pekerja Tambang Tertimbun Tanah, Pemkab Magetan Bakal Lapor ke Pemprov Jatim dan Kementerian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.