Ramadan 2024
Ramadan 2024 Sebentar Lagi, Simak Niat Puasa Qadha dan Tata Caranya untuk Membayar Utang Puasa
Ramadan 2024 sebentar lagi. Simak tata cara dan niat puasa qadha Ramadan untuk membayar utang puasa.
TRIBUNJATIM.COM - Ramadan 2024 sebentar lagi.
Bagi umat Islam yang kemarin tidak dapat melakukan puasa secara penuh, maka wajib hukumnya untuk melakukan puasa qadha.
Dalam artikel ini Tribunners akan menyimak tata cara dan niat puasa qadha Ramadan untuk membayar utang puasa.
Aturan Islam sejatinya sangat mempermudah umat Muslim untuk meraih pahala.
Jika saat melaksanakan puasa Ramadhan seseorang berhalangan melaksanakan puasa maka ia dapat melakukan puasa pengganti di luar bulan Ramadan.
Puasa ini disebut puasa Qadha.
Mengutip Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari (2018) karya Habibillah, puasa Qadha adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal karena satu hal yang membuat seseorang tidak mampu menjalankan puasa tersebut tanpa unsur kesengajaan.
Lalu, apakah puasa qadha wajib dilakukan secara berurutan?
Dilansir dari Kemenag.go.id, qadha puasa Ramadhan wajib dilaksanakan sebanyak hari yang telah ditinggalkan, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Baqrah ayat 184. Dan tidak ada ketentuan lain terkait tata cara qadha selain dalam ayat tersebut.
Mengenai wajib atau tidaknya atau qadha puasa dilakukan secara berurutan terdapat dua pendapat.
Pendapat pertama, menyatakan bahwa jika hari puasa yang ditinggalkannya berurutan maka qadha harus dilaksanakan secara berurutan pula, lantaran qadha merupakan pengganti puasa yang telah ditinggalkan, sehingga wajib dilakukan secara sepadan.
Pendapat kedua, menyatakan bahwa pelaksanaan qadha puasa tidak harus dilakukan secara berurutan, lantaran tidak ada satu pun dalil yang menyatakan qadha puasa harus berurutan. Sementara Al-Baqarah ayat 184 hanya menegaskan bahwa qadha puasa, wajib dilaksanakan sebanyak jumlah hari yang telah ditinggalkan. Selain itu, pendapat ini didukung oleh pernyataan dari sebuah hadits yang sharih jelas dan tegas). Sabda Rasulullah SAW:
قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ
Artinya "Qadha' (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. " (HR. Daruquthni, dari Ibnu 'Umar).
Dari kedua pendapat tersebut di atas, kami lebih cendong kepada pendapat terakhir, lantaran didukung oleh hadits yang sharih (jelas).
Sementara pendapat pertama hanya berdasarkan logika yang bertentangan dengan nash hadits yang sharih, sebagaimana tersebut di atas.
Dengan demikian, qadha puasa tidak wajib dilakukan secara berurutan.
Namun dapat dilakukan dengan leluasa, kapan saja dikehendaki.
Boleh secara berurutan, boleh juga secara terpisah.
Kemudian, bagaimana apabila jumlah hari yang ditinggalkan lupa atau tidak diketahui?
Melaksanakan puasa qadha sebanyak hari yang ditinggalkan adalah sebuah kewajiban.
Baik qadha untuk dirinya sendiri ataupun anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
Akan tetapi dalam hal ini, tidak mustahil terjadi bahwa jumlah hari yang harus qadha puasa itu tidak diketahui lagi, misalnya karena sudah terlalu lama, atau memang sulit mengetahui jumlah hari.
Dalam keadaan seperti ini, alangkah bijak jika kita tentukan saja jumlah hari yang paling maksimum.
Lantaran kelebihan hari qadha puasa adalah lebih baik ketimbang kurang.
Kelebihan hari qadha tersebut akan menjadi ibadah sunnah yang tentunya memiliki nilai tersendiri.
Tata Cara Puasa Qadha
Menurut Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah (n.d:113) karya Nur Solikhin, terdapat dua pendapat terkait cara pelaksanaan puasa Qadha.
Yang pertama, jika hari puasa yang ditinggalkan berurutan maka puasa qadha yang dilaksanakan juga harus berurutan, sebab qadha merupakan pengganti puasa yang telah ditinggalkan wajib dilakukan secara sepadan.
Namun ada juga jumhur ulama yang berpendapat bahwa pelaksanaan qadha puasa tidak harus dilakukan secara berututan.
Hal ini karena tidak ada satu pun dalil yang menegaskan bahwa qadha puasa harus dilaksanakan sejumlah hari yang telah ditinggalkan.
Dalam Hadis riwayat Daruquthni dari Ibnu Umar juga terdapat pendapat bahwa puasa qadha dapat dilaksanakan secara terpisah maupun berurutan, sehingga kedua pendapat ini dianggap valid dalam Agama Islam.
Selain itu, puasa ini juga dapat dilakukan kapan saja selain pada hari-hari yang diharamkan dalam puasa.
Waktu pelaksanaannya adalah sejak bulan syawal sampai sebelum bulan Ramadhan selanjutnya.
Demikianlah bacaan niat dan tata cara puasa qadha yang penting untuk dipahami umat Muslim.
Selamat melaksanakan puasa qadha.
Niat puasa Qadha Ramadhan
Seperti halnya ibadah puasa pada umumnya, sebelum melaksanakan puasa Qadha, seseorang harus mengawalinya dengan membaca niat.
Mereka yang mengqadha puasa Ramadhan juga wajib memasang niat puasa Qadha di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.
Adapun berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Semoga Allah menerima uzur dan qadha puasa Ramadhan kita. Wallahu a‘lam.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar
---
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Ramadan 2024
utang puasa
puasa Qadha
ketentuan puasa qadha
niat puasa qadha
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
membayar utang puasa
niat puasa qadha Ramadan
Bacaan Doa Akhir Ramadan yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW, Tulisan Arab Latin dan Terjemahan |
![]() |
---|
Kurang 2 Hari Lebaran, Masih Ada Waktu Bayar Zakat Fitrah, Cek Besarannya untuk Wilayah Jawa Timur |
![]() |
---|
Waktu Itikaf Mulai Jam Berapa? Amalan untuk Meraih Lailatur Qadar, Berikut Penjelasan Ulama Mesir |
![]() |
---|
Sebaiknya Itikaf Mulai Jam Berapa? Amalan 10 Hari Terakhir Ramadan untuk Mendapatkan Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Waktu Paling Utama Bayar Zakat Fitrah yang Dianjurkan Nabi Muhammad, Disertai Besaran Zakat Fitrah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.