Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Ketentuan Itikaf Bulan Ramadan 2024: Sejarah, Rukun, Syarat, Amalan dan Hal-hal yang Membatalkannya

Ketentuan itikaf merupakan amalan sunnah bulan Ramadan 2024 yang bisa dilakukan karena besar pahalanya. Umat Islam tentunya tidak ingin melewatkan ini

Editor: Elma Gloria Stevani
IndonesiaBertauhid/unsplash.com.
Ilustrasi ketentuan itikaf bulan Ramadan 2024. 

” Dengan adanya dua hadis di atas bahwa Nabi Muhammad pernah menjalankan itikaf 20 hari selama satu tahun.

Sejarah Itikaf

Itikaf pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau menghabiskan 10 hari terakhir bulan Ramadan di Gua Hira untuk beribadah dan memperoleh wahyu dari Allah SWT.

Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Sahih Sirah Nabawiyah,  Nabi Muhammad mengasingkan diri dari kaumnya yang Jahiliyah di Gua Hira yang terletak di Bukit Hira. Posisi gua itu berada di tempat yang lebih tinggi dari Ka’bah.

Ibnu Abi Jamrah menuturkan, selama menyendiri di Gua Hira, Nabi Muhammad melakukan tiga bentuk ibadah sekaligus: menyepi, beribadah, dan melihat Baitullah.

Rasulullah menyendiri di gua yang sempit itu selama beberapa malam, kemudian kembali kepada keluarganya, dan kembali lagi untuk menyepi.

Kebiasaan itu berlangsung hingga turunnya wahyu dan diangkatnya Muhammad SAW sebagai Utusan Allah.

Sejak saat itu, itikaf menjadi suatu tradisi dalam Islam yang dilakukan oleh umat Muslim.

Ketika sudah diangkat menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk berdakwah dan mengamalkan syariat Islam secara sempurna.

Sejak itu, masjid menjadi tempat untuk beribadah kepada Allah.

‘’Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka kamu janganlah menyembah seseorang pun di dalamnya selain (menyembah) Allah.’’ (QS Al Jinn: 18).

I’tikaf sangat dianjurkan dilaksanakan setiap waktu di bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir.

Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” [Muttafaq ‘Alaih].

Dalam hadis lain disebutkan: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim].

Dalam tradisi Islam, itikaf memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amalan ibadah, serta memperoleh keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Ketentuan Itikaf Bulan Ramadhan

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved