Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Ketentuan Itikaf Bulan Ramadan 2024: Sejarah, Rukun, Syarat, Amalan dan Hal-hal yang Membatalkannya

Ketentuan itikaf merupakan amalan sunnah bulan Ramadan 2024 yang bisa dilakukan karena besar pahalanya. Umat Islam tentunya tidak ingin melewatkan ini

Editor: Elma Gloria Stevani
IndonesiaBertauhid/unsplash.com.
Ilustrasi ketentuan itikaf bulan Ramadan 2024. 

TRIBUNJATIM.COM - Ketentuan itikaf penting untuk diketahui karena besar pahalanya dan hanya bisa dilakukan pada bulan Ramadan 2024.

Umat Islam tentunya tidak ingin melewatkan hal ini.

Itikaf sudah ada aturannya menurut agama Islam sehingga tidak sama dengan menginap bareng atau ngobrol sebentar malam-malam dengan teman.

Aturan itu dibuat agar nilai ibadah dijunjung tinggi.

Ketentuan itikaf merupakan amalan sunnah bulan Ramadan 2024 yang sudah diajarkan sejak usia sekolah.

Salah satunya yang terdapat dalam Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, H. Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah (2021:90).

Dikutip dari Islam.Nu.or.id, Itikaf dalam bahasa berarti “al-lubtsu”, yakni berdiam diri. Al-Bujairimi dalam Hasiyyah ala Syarhil Minhaj-nya mengatakan bahwa itikaf merupakan syar’u man qablana, yakni syariat dari umat-umat terdahulu.

Itikaf merupakan bagian dari syariat Nabi Ibrahim sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 125.

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Artinya, “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang rukuk, dan yang sujud.’"

Dalam Al-Baqarah ayat 187 juga dijelaskan bahwa Rasul pernah ditegur oleh Allah agar tidak menyentuh istrinya ketika itikaf di masjid.

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

Artinya, “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid.” Nabi Muhammad SAW pernah menjalankan itikaf dalam beberapa waktu.

Pertama, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA dalam Sahih Bukhari:

عن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف أزواجه من بعده

Artinya, “Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi Muhammad SAW beritikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti itikaf pada waktu tersebut setelah wafatnya beliau.

” Kedua, sepuluh hari kedua bulan Ramadhan sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Said Al-Khudri dalam Sahih Bukhari:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف في العشر الأوسط من رمضان

Artinya, “Dari Abu Said Al-Khudri RA. bahwa Rasulullah SAW itikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan.

” Dengan adanya dua hadis di atas bahwa Nabi Muhammad pernah menjalankan itikaf 20 hari selama satu tahun.

Sejarah Itikaf

Itikaf pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau menghabiskan 10 hari terakhir bulan Ramadan di Gua Hira untuk beribadah dan memperoleh wahyu dari Allah SWT.

Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Sahih Sirah Nabawiyah,  Nabi Muhammad mengasingkan diri dari kaumnya yang Jahiliyah di Gua Hira yang terletak di Bukit Hira. Posisi gua itu berada di tempat yang lebih tinggi dari Ka’bah.

Ibnu Abi Jamrah menuturkan, selama menyendiri di Gua Hira, Nabi Muhammad melakukan tiga bentuk ibadah sekaligus: menyepi, beribadah, dan melihat Baitullah.

Rasulullah menyendiri di gua yang sempit itu selama beberapa malam, kemudian kembali kepada keluarganya, dan kembali lagi untuk menyepi.

Kebiasaan itu berlangsung hingga turunnya wahyu dan diangkatnya Muhammad SAW sebagai Utusan Allah.

Sejak saat itu, itikaf menjadi suatu tradisi dalam Islam yang dilakukan oleh umat Muslim.

Ketika sudah diangkat menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk berdakwah dan mengamalkan syariat Islam secara sempurna.

Sejak itu, masjid menjadi tempat untuk beribadah kepada Allah.

‘’Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka kamu janganlah menyembah seseorang pun di dalamnya selain (menyembah) Allah.’’ (QS Al Jinn: 18).

I’tikaf sangat dianjurkan dilaksanakan setiap waktu di bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir.

Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” [Muttafaq ‘Alaih].

Dalam hadis lain disebutkan: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim].

Dalam tradisi Islam, itikaf memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak amalan ibadah, serta memperoleh keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Ketentuan Itikaf Bulan Ramadhan

1. Rukun

Rukun itikaf adalah:
 
Membaca niat: Nawaitu an i'tikafa fii hadzal-masjidi sunnatal lillaahi ta'ala. (Aku berniat itikaf di masjid ini sunnah karena Allah Ta'ala).
Dilakukan di masjid. Masjid ini harus yang biasa digunakan untuk sholat berjamaah agar peserta itikaf tidak meninggalkan sholat berjamaah.

2. Syarat

Syarat itikaf adalah:

  • Beragama Islam. Itikaf tidak sah bagi orang kafir.
  • Mumayiz. Dapat membedakan hal baik dari yang buruk. Anak kecil bisa saja itikaf asal tidak ribut sendiri karena sudah tahu mana yang baik dan buruk.
  • Berakal sehat. Orang gila tidak perlu itikaf karena akan menganggu peserta lain.
  • Suci dari hadas, haid dan nifas.

3. Hal-hal yang Membatalkannya

  • Mengalami gangguan jiwa.
  • Pingsan. Sebaiknya itikaf ditunda sampai sehat kembali.
  • Mabuk. Jangankan ibadah, orang mabuk di lingkungan masyarakat juga sebaiknya dihindari karena mereka tidak bisa mengendalikan diri.
  • Keluar dari agama Islam. Jika keluar dari agama Islam, maka apapun yang dilakukan tidak bernilai pahala atau tidak bernilai apa-apa.
  • Berjima' atau bercampur dengan istri. Ini berarti juga melanggar aturan keluar masjid tanpa udzur yang diijinkan.
  • Bersentuhan kulit dengan syahwat. Laki-laki dan perempuan dipisah, tapi kadang suami ada keperluan dengan istri, maka hal seperti ini harus diwaspadai.
  • Haid atau Nifas.
  • Keluar dari masjid tanpa udzur atau keperluan. Udzur yang diijinkan adalah wudhu, mandi, buang air, makan dan minum.

Keutamaan Itikaf

Itikaf memiliki banyak keutamaan dalam tradisi Islam. Berikut ini adalah beberapa keutamaan dari itikaf:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Itikaf dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama itikaf, seorang muslim akan fokus pada ibadah, membaca Al-Quran, berzikir dan berdoa sehingga dapat menguatkan hubungan dengan Sang Pencipta.

2. Meningkatkan Ketaqwaan

Dalam tradisi Islam, itikaf dianggap sebagai ibadah yang dapat meningkatkan ketaqwaan seseorang.

Ketaqwaan adalah suatu kondisi spiritual di mana seseorang mempunyai kesadaran yang tinggi akan kehadiran Allah SWT dan berusaha untuk mematuhi perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

3. Menghilangkan Dosa

Itikaf juga dianggap dapat menghapus dosa-dosa seseorang.

Saat melakukan itikaf, seseorang akan banyak beribadah dan memfokuskan pikirannya pada Allah SWT, sehingga dapat menghilangkan dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelumnya.

4. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Itikaf dapat menjadi sarana untuk meningkatkan iman dan ketakwaan.

Selama itikaf, seseorang akan memfokuskan pikirannya pada ibadah dan memperdalam pengetahuan agama, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaannya.

5. Menumbuhkan rasa kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup.

6. Memberikan kesempatan untuk fokus pada tujuan hidup yang lebih besar dan memperdalam pengetahuan tentang agama.

7. Meningkatkan kesadaran spiritual dan keberkahan dalam hidup.

Ketentuan Itikaf

Itikaf sendiri memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim. Berikut adalah beberapa ketentuan tersebut:

  • Itikaf harus dilakukan di masjid atau tempat ibadah lainnya yang sudah ditetapkan oleh pihak berwenang.
  • Itikaf harus dilakukan selama sepuluh hari atau lebih selama bulan Ramadan.
  • Selama itikaf, seorang Muslim harus mengisolasi diri dari dunia luar dan hanya fokus pada ibadah kepada Allah SWT.
  • Seorang Muslim yang sedang melakukan itikaf tidak boleh meninggalkan tempat ibadah kecuali untuk keperluan yang sangat penting, seperti untuk makan, minum, atau keperluan medis.
  • Selama itikaf, seorang Muslim harus menjaga kesucian diri dan tempat ibadah. Hal ini termasuk menjaga kebersihan tubuh, menjaga kesucian pikiran, dan menjaga kesucian tempat ibadah.
  • Selama itikaf, seorang Muslim harus memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Quran, berdoa, dan memperbanyak zikir kepada Allah SWT.

Amalan-amalan yang dapat dilaksanakan selama I’tikaf

Dengan memperhatikan beberapa ayat dan hadis Nabi Saw., ada beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan i’tikaf, yaitu;

  1. Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat lail dan lain-lain
  2. Membaca al-Quran dan tadarus al-Quran
  3. Berdzikir dan berdo’a
  4. Membaca buku-buku agama

Itikaf memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi umat Muslim, termasuk meningkatkan kesadaran spiritual dan meningkatkan keinginan untuk beribadah serta menumbuhkan rasa kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup.

Oleh karena itu, itikaf merupakan salah satu ibadah yang penting dan harus dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu.

Artikel ini telah tayang di Bangka Pos

---

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved