Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Guru SD Paksa Murid-murid Berinfaq Rp 1000, Rekam yang Tak Memberi Agar Malu, 'Awas Ketahuan Jajan'

Aksi guru SD paksa murid berinfaq tengah viral di media sosial. Guru itu sengaja merekam murid yang tak memberi uang infaq.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram via Sripoku
Guru SD Paksa Murid-murid Berinfaq Rp 1000, Rekam yang Tak Memberi Agar Malu, 'Awas Ketahuan Jajan' 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi guru SD paksa murid berinfaq tengah viral di media sosial.

Guru itu sengaja merekam murid yang tak memberi uang infaq, yang hanya Rp 500 sampai Rp 1000.

Meski demikian, pihak sekolah dan dinas pendidikan belum angkat bicara soal video tersebut.

Diketahui, peristiwa ini disebut terjadi di sebuah sekolah dasar, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Dalam video berdurasi 56 menit, tampak seorang guru sengaja merekam para murid yang memberikan sumbangan ke kotak amal yang telah disiapkan.

Oknum guru yang merekam bahkan menyebut dirinya sengaja memvideokan anak-anak yang memberikan infaq dan yang tidak sehingga orangtuanya tau serta malu.

"Ayo, ayo, yang infaqnya masukkan disitu, ketauan yang tidak berinfaq, malu yang tidak berinfaq," sebut oknum guru itu dalam video beredar di Instagram, Senin (15/1/2024).

Oknum guru perekam bahkan menyebut dirinya sengaja mengambil video agar nantinya orang tua para siswa tau apakah anaknya memberikan infaq atau tidak.

"Ibu videokan biar tau orang tuanya kalo anaknya tidak mau infaq, ibu videokan, malu tidak, ayo, ayo," katanya, dikutip TribunJatim.com dari Sripoku.

Baca juga: Kisah Guru SMA Semarang Tak Malu Jadi Badut, Dapat Puluhan Juta Per Bulan hingga Punya 15 Karyawan

Lebih lanjut oknum itu menyebutkan jika kali itu dirinya memvideokan untuk mengetahui anak yang tidak berinfaq padahal hanya Rp 500 hingga Rp 1000.

"Sekali ini kito videokan anak yang tidak berinfaq padahal hanya 500 rupiah atau 1000 rupiah," katanya.

Bahkan oknum yang belum diketahui identitasnya itu sedikit mengancam anak-anak yang tidak berinfaq jika ketahuan jajan.

"Awaslah kalo nanti kamu ketahuan jajan ya, berinfaq 500 atau 1000 tidak mau," katanya.

Baca juga: Dulu Dibelikan Guru Seragam karena Miskin, Murid Kini Balas Kerja di Bank Ternama Dunia: Tak Nyerah

Sementara dalam postingan itu juga terlihat pesan diduga orangtua murid yang meminta ke admin sosial media agar memviralkan video tersebut.

"Nah min kejadian di SD Prabumulih Timur, apo pantas aeorang oknum guru kelas ngomong cak itu sampai anak muridnya berlari maluan dengan niat sadar dan di sengajo nak malukan murid samo uwong tuonyo," tulis pesan orang tua itu.

"Di share ke grup kelas padahal bukan biat dak halak bayar tapi anak kelas 1 kadang-kadang lupo umaknyo karena sibuk, kalo dak dimintak dak teringat, dio ni (guru-red) sudah sering dilaporkan ke diknas karena kasar tapi karena ada kawanya makanya makin besak kepala," lanjutnya.

Video tersebut mendapat respon dari banyak netizen yang mengecam tindakan oknum guru tersebut.

Sayangnya Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Prabumulih, Ridwan hingga Selasa (16/1/2024) belum memberikan jawaban terkait video viral tersebut.

Sebelumnya, seorang siswi SMK Negeri 1 Sale di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, membongkar dugaan pungutan liar atau pungli di sekolahnya.

Dia menceritakan dugaan pungli itu ketika bertemu dengan Ganjar Pranowo yang kala itu masih menjadi Gubernur Jawa Tengah, dalam seminar yang digelar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).

Dalam acara itu Ganjar memberikan motivasi. Kemudian, ada beberapa siswa yang maju ke depan untuk diajak berdialog dengan dia.

Ganjar bertanya tentang keluarga mereka, profesi orang tua masing-masing, hingga biaya sekolah gratis. Salah seorang siswa kemudian curhat bahwa di sekolahnya ada penarikan uang gedung sebesar Rp300 ribu tiap siswa saat kenaikan kelas dalam bentuk infak.

"Jadi kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan nggak, bayar enggak, dan diganti infak menurut saya sama saja. Nanti akan saya selesaikan setelah ini. Langsung saya telepon habis ini," kata Ganjar dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Penjelasan Kepsek soal Siswi SMK Menang Rp 10 Juta Tapi Terima Rp 350 Ribu, Potongan Biaya Terungkap

Karena kasus dugaan pungli itu, Kepala SMK Negeri 1 Sale, Widodo, diperiksa dan diberhentikan untuk sementara dari jabatannya.

"Dia kita bebas tugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta (uang tarikan) untuk dikembalikan," kata Ganjar, Selasa, (11/7/2023), malam.

Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, buka suara mengenai pencopotan Widodo.

"Hasilnya, kepala sekolah mengakui adanya pungutan infak untuk membangun musala atau sarana ibadah melalui komite sekolah," kata Uswatun, (11/5/2023), dikutip dari Tribun Jateng.

Uswatun menyebut infak pembangunan musala itu dipungut tahun 2022. Adapun dari 534 siswa SMK Negeri 1 Sale, sebanyak 460 di antaranya telah membayar.

"Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat."

"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala."

Baca juga: Siswi SMK Juara Lomba Mengaku Cuma Dapat Simbolis Tulisan Rp10 Juta, Kepsek Ungkap Pembagian Uangnya

Dia berujar saat ini perkembangan pembangunan musala telah mencapai 40 persen.

Kata Uswatun, berdasarkan surat edaran Kepala Disdikbud Jateng, semua bentuk pungutan yang dilakukan SMA/SMK dan SLB Negeri di Jawa Tengah termasuk pelanggaran kepatuhan/kedisiplinan. Semua kepala sekolah juga telah menandatangani pakta integritas tentang hal ini.

"Maka disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan Kepala SMK Negeri 1 Sale termasuk kategori pelanggaran kepatuhan/disiplin."

Sehubungan dengan hal itu, Kepala SMK Negeri 1 Sale didisiplinkan oleh Pemprov Jateng melalui Disdikbud.

Widodo dibebastugaskan untuk sementara dari 12 Juli 2023 hingga 12 Agustus 2023.

Perpanjangan dapat dilakukan setelah penyelidikan dugaan pungutan iselesai.

Dia bakal menerima pembinaan berupa penempatan sebagai staf pelaksana pada Cabang Dinas Pedidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng.

Selama pembebasan tugas, Widodo diharuskan kooperatif dalam penyelidikan dugaan pungli itu.

Untuk sementara waktu, Kepala SMK Negeri 1 Rembang ditunjuk sebagai Plh. Kepala SMK Negeri 1 Sale.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved