Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Diberi Teman Warisan Rp 7 M, Juragan Buah Ikhlas Keluarga Mendiang Merebut, Akhirnya Kembali Padanya

Seorang juragan buah mendapat warisan Rp 7 miliar dari teman yang meninggal dunia. Namun warisan itu malah direbut keluarga mendiang.

|
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
ILUSTRASI: Diberi Teman Warisan Rp 7 M, Juragan Buah Ikhlas Keluarga Mendiang Merebut, Akhirnya Kembali Padanya 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang juragan buah mendapat warisan Rp 7 miliar dari teman yang meninggal dunia.

Namun warisan itu malah direbut keluarga mendiang.

Si juragan buah pun ikhlas akan hal itu.

Namun siapa sangka, rezeki memang tak akan kemana.

Pada tahun 2020 lalu, Tuan Ma, yang saat itu berusia 88 tahun, memutuskan untuk memberikan seluruh asetnya kepada “Tuan Liu,” seorang pemilik kios buah, melansir dari TribunnewsMaker.

Ternyata pemberian aset itu adalah caranya berterima kasih padanya dan keluarganya karena telah merawatnya selama tahun-tahun terakhir hidupnya.

Tuan Ma telah menjadi seorang lelaki tua yang hidup sendirian.

Setelah putra satu-satunya yang menderita penyakit jiwa meninggal secara tak terduga.

Sampai saya berbincang dengan pemilik kios buah di dekat rumah saya.

Baca juga: Paman Tega Nodai Keponakan dengan Iming-iming Uang Rp 40 Ribu, Ngaku Kesepian Istri Jadi TKW

Hubungan dekat antara teman-teman dari berbagai usia dimulai.

Tuan Liu adalah orang yang turun tangan untuk membantu mengurus dan memperbaiki setiap masalah.

Tuan Ma pernah pingsan setelah terjatuh di rumah.

Liu juga yang menemukannya dan membawanya ke rumah sakit tepat waktu.

Oleh karena itu, ia dianggap sebagai dermawan yang menyelamatkan nyawanya.

Selain itu Liu juga mejadi satu-satunya orang yang merawatnya setelah kejadian itu.

Baca juga: Nasib Rumah Warisan yang Ditolak TKI Arab Saudi, Ibu Kontrakkan, Keluarga Si Kakek Ogah Dikembalikan

Tidak lama kemudian, diketahui bahwa Liu berada dalam situasi yang sulit.

Orang tua itu mengajak dia, istrinya, dan ketiga anaknya untuk tinggal bersama di rumahnya.

Mereka menjadi keluarga yang sangat istimewa.

Hidup bersama secara harmonis dan bahagia bersama seperti saudara sedarah.

Ketika Ma meninggal pada tanggal 31 Desember 2021, sebuah perjanjian ditandatangani antara Tuan Ma dan Liu pada tahun 2020, yang menyatakan bahwa Liu bertanggung jawab untuk merawat Ma hingga kematiannya.

Semua aset orang tua itu akan dialihkan kepada Tuan Liu.

Namun rumah tersebut diambil alih oleh ketiga adik almarhum, dan menolak memberikan sertifikat properti kepada Liu.

Mereka menegaskan berhak menerima seluruh harta saudaranya.

Mereka kemudian mengajukan tuntutan hukum terhadap Liu di pengadilan.

Katanya Tuan Ma sakit jiwa.

penyakit Alzheimer dan tidak mempunyai kapasitas intelektual untuk menandatangani dokumen tersebut

Namun, para pejabat menolak argumen kerabat Tuan Ma.

Ditegaskan bahwa tidak ada yang salah dalam keputusan memberikan aset kepada Liu sesuai dengan wasiat.

Baca juga: Kakek Menyesal Wariskan Rp2 Miliar ke Cucu, Berakhir Jadi Gelandangan, Istri Nangis: Kamu Tak Berhak

Baru-baru ini, Pengadilan Rakyat Distrik Baoshan Shanghai mengeluarkan keputusan yang merupakan kesepakatan antara Tuan Ma dan Tuan Liu “Dengan sah,” hakim meminta kerabat almarhum untuk mengembalikan rumah lelaki tua itu dan seluruh harta bendanya kepada Liu.

Berita Keputusan tersebut menarik lebih dari 100.000 komentar di situs jejaring sosial.

Sebagian warganet memuji keputusan pengadilan yang adil.

“Keputusan itu sangat adil dan masuk akal. Mereka yang berbuat baik pasti beruntung."

“Sangat masuk akal bagi pemilik kios buah untuk mendapatkan properti itu. Dia dan keluarganya membantu Tuan Ma menjalani kehidupan yang hangat dan penuh perhatian di hari-hari terakhirnya.”

"Sederhana, sangat mudah dimengerti. Kalau itu aku, aku akan baik kepada orang yang baik padaku."

Baca juga: 1 Keluarga Pindah ke Hotel karena Lebih Murah dari Tinggal di Rumah, Sehari Bayar Rp2,1 Juta: Senang

Sebelumnya, seorang pria berusia 42 tahun tega membunuh  ibu kandungnya dengan sadis di kediamannya, di Taman Kerian, Parit Buntar, Perak, Malaysia.

Peristiwa itu terjadi diperkirakan pada 28 Mei 2022. Berdasarkan informasi yang ditemukan, pria itu tega memutilasi ibu kandungnya oleh sebab warisan.

Usai tetangga korban mencium bau busuk di sekitar rumah mereka, lalu pada Sabtu 4 Juni 2022 pihak polisi diterjunkan ke lokasi pembunuhan. 

Setelah ditelisik, rupanya bau busuk itu bersumber dari potongan mayat ibu berusia 68 tahun yang dimutilasi oleh anak kandungnya.

Polisi mengungkapkan kalau jenazah korban dipotong menjadi 5 bagian termasuk kepala, tangan, kaki dan organ badan lain.

Penyelidikan pun berlanjut dan Kepala Kepolisian Perak, Datuk Mior Faridalathrash mengatakan bahwa dirinya menyita parang, dua pisau, dan barang-barang lainnya.

Ia meyakini bahwa barang-barang itu telah digunakan oleh tersangka untuk membunuh dan memutilasi jasad ibunya.

Menurut Mior Faridalathrash, motif pelaku tega memutilasi sang ibu adalah ketidakpuasan atas pembagian harta warisan mendiang ayahnya.

Kendati begitu rupanya, perilaku sang pria berumur 42 tahun itu juga dipengaruhi karena ia menderita gangguan jiwa.

Kemudian, tersangka tinggal bersama korban di rumah tersebut selama 12 tahun terakhir setelah suaminya meninggal.

Nahasnya, polisi juga menemukan fakta bahwa putri dari sang ibu itu mengajukan laporan orang hilang pada akhir Mei setelah dia gagal menghubunginya.

Kemudian, tersangka mengatakan ibu mereka meninggalkan rumah dan belum kembali.

Baca juga: Awalnya Menolak, TKI Arab Saudi Kini Sewakan Rumah Warisan dari Kakek Tajir: Keluarga Mau Gak Nerima

Sementara itu, para tetangga menyebutkan bahwa tersangka yang dimaksud memiliki watak serius dan sering mengumpulkan barang bekas di pekarangan rumahnya di Taman Kerian.

Mereka juga pernah melihat bahwa tersangka sempat ditemukan membunuh seekor kucing yang masuk ke pekarangan rumahnya beberapa tahun lalu.

"Dia (tersangka ) orang pendiam, serius dan tidak suka bergaul dengan warga sekitar.

"Dalam sepekan terakhir ni, kami tidak mendengar sebarang suara apakah ketukan atau jeritan seperti biasanya pada rumah korban hingga polisi tiba," katanya.

Jauh sebelum kejadian berlangsung, sang tetangga yang identitasnya tidak mau diungkap itu mengaku sering mendengar suara korban yang bernyanyi dan menjerit.

"Biasanya kami selalu dengar suara 'auntie' (korban) menyanyi dan kadangkala menjerit, namun sejak beberapa hari lalu, seperti senyap.

"Hingga Sabtu sore saat anggota polisi mendatangi kediaman korban, barulah kami tahu ternyata ini akibat korban dibunuh oleh anaknya sendiri," katanya ditemui media lokal Malaysia, dilansir TribunManado.

Sebagai informasi, pekarangan rumah korban kelihatan tidak terurus dan dipenuhi banyak barang bekas yang dikumpulkan pelaku.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved