Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Cuk, Kata Makian Populer di Jawa Timur, Ketahui Sejarah & Kata Kasar Lainnya dalam Bahasa Jawa

Kata cuk termasuk istilah dan kata makian populer di Jawa Timur yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari serta ditemukan di media sosial

Editor: Elma Gloria Stevani
Pexels
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti kata cuk dalam Bahasa Jawa. 

TRIBUNJATIM.COM - Kata cuk termasuk istilah yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari dan ditemukan di media sosial.

Kata cuk bahkan sudah seperti kata imbuhan bagi sebagian orang.

Mungkin kamu pernah mendengar kalimat semacam, "Kita jangan ke situ, cuk!", atau "Bantuin aku, cuk". Terdengar seperti imbuhan bukan?

Namun, jangan salah sangka, kata 'cuk' dalam arti sebenarnya bukanlah imbuhan.

Berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti kata cuk.

Pengertian Kata Cuk

Sebenarnya tak adalah arti kata spesifik untuk 'cuk' saja. Namun, konon kata cuk merupakan singkatan dari kata jancuk, jancok, diancuk, atau diancok.
 
Jancuk sendiri merupakan istilah atau kata yang biasa disebut oleh orang-orang di Jawa Timur. Kemudian kata jancuk menjadi populer di media sosial dan mulai masif digunakan orang-orang.
  
Adapun arti kata jancuk adalah sialan, keparat, brengsek. Kata jancuk merupakan sebuah ungkapan kekecewaan atau kemarahan seseorang terhadap sesuatu.
 
Meski berupa kata makian, namun seiring perkembangan bahasa, kata cuk jadi berubah makna. Untuk memahami artinya, kamu harus memahami konteks kalimatnya.
 
Beberapa orang mengucapkan kata 'cuk' bukan untuk memaki, melainkan sebagai imbuhan saja. Biasanya, mereka juga mengatakan 'cuk' untuk orang terdekat saja.
 
Makanya, Sujiwo Tejo (2012) menjelaskan bahwa jancuk termasuk simbol keakraban.

Simbol kehangatan. Simbol kesantaian.

Kata "jancok" atau "dancok" merupakan salah satu kata yang kerap diucapkan di Jawa Timur, khususnya di wilayah Surabaya, Malang, dan sekitarnya. 

Bagi sebagian orang, kata jancok dikenal sebagai kata makian, diungkap saat mengumpat, atau kata-kata kotor yang tidak sopan diucapkan. 

Kata tersebut biasanya diucapkan untuk misuh atau mengumpat ketika persaan sedang kesal atau marah terhadap sesuatu.

Meski begitu, tidak semua orang yang terbiasa mengucapkan jancok memahami arti yang sebenarnya dari kata ini.

 

Sejarah kata jancok

Muncul anggapan bahwa kata tersebut berasal dari sebuah tank Belanda yang bertuliskan "Jan-Cox".

Tank Belanda bertuliskan Jan-Cox disebut-sebut muncul di Surabaya pada 10 November 1945 ketika Pertempuran Surabaya.

Kendati demikian, lahirnya kata jancok ternyata tidak berasal dari tank tersebut. Berikut ini asal mula kata jancok.

Asal mula kata jancok

Arti kata jancok bisa dirunut dari tulisan  "Discourse Analysis About “Jancok Or Dancok” In Discourse (Semantic And Pragmatic" yang ditulis Yam Saroh dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia.

Ia menguitp penjelasan seorang anggota Cagar Budaya di Surabaya bernama Edi Samson.

Dalam tulisan Saroh, Edi menjelaskan bahwa jancok atau dancok berasal dari bahasa Belanda “yantye ook” yang berarti kamu juga (kamu juga).

Kata tersebut seringkali diucapkan oleh sebagian remaja Indo-belanda yang menjadi ungkapan populer pada 1930-an.

Yantye ook kemudian mengalami transformasi oleh beberapa remaja Surabaya namun mereka cenderung meniru dan mengubahnya.

Kata yantye ook selanjutnya digunakan oleh remaja Surabaya untuk mengata-ngatai remaja Indo-Belanda.

Selama ini, remaja Surabaya kerap mengubah kata yang awalnya yantye ook menjadi "yanty-ok".

Namun, perubahan kata tersebut terdengar menjadi "yantcook" dan saat ini lebih familiar disebut sebagai jancok atau dancok.

"Jadi, dancok atau jancok sebenarnya adalah kata yang berasal dari Belanda tetapi telah diubah oleh beberapa orang Surabaya yang hanya ingin mengolok-olok beberapa remaja Indo-Belanda," tulis Saroh.

Arti lain kata jancok

Saroh dalam tulisannya juga menjelaskan arti dan kemungkinan lain arti dari jancok. Jancok yang disebut juga dancok menurutnya memiliki sinonim kata "encuk".

Encuk atau di-encuk mempunyai arti bercinta yang dilakukan sebelum menikah.

"Karena ‘jancok atau dancok’ sebenarnya berasal dari kata ‘encuk’ yang telah dimodifikasi dan diubah," jelas Saroh.

"Maka tentunya kita dapat mendefinisikan kata ‘jancok atau dancok’ sama dengan ‘encuk’ artinya bercinta sebelum menikah," kata dia. 

Ragam kata jancok

Jancok yang mengalami transformasi dari yantye ook ternyata memiliki beberapa ragam yang pelafalan dan bunyi berbeda.

Beberapa ragam kata dari jancok adalah:

  • Jancuk
  • Dancuk
  • Dancok
  • Damput
  • Dampot
  • Diancuk
  • Diamput
  • Diamput
  • Diancok
  • Mbokne ancuk (bajingan)
  • jangkrik
  • Jambu
  • Jancik
  • Rujirit
  • Hancik
  • Hancuk
  • Hancok.

Saroh menuliskan bahwa bentuk sopan dari kata jancok adalah "jangkrik dan jambu".

Jancok bukan berasal dari tank Belanda

Soal anggapan bahwa jancok berasal dari tulisan pada tank Belanda ternyata ini merupakan hal yang keliru.

Dilansir dari National Geographic, terdapat foto tank yang disebut menjadi awal mula lahirnya jancok diduga muncul di Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Meski begitu, foto tersebut sebenarnya diambil pada Oktober 1947 di Garut. Foto mengungkap bahwa tank dengant ulisan Jan-Cox adalah tipe Stuart M3.

Kendaraan tempur lapis baja tersebut ditunggangi Captain Nix dalam operasinya di Garut.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa tank Belanda yang bertuliskan Jan-Cox tidak pernah sampai ke Surabaya dan tidak memunculkan jancok.

Kata jancok dianggap tabu

Berdasarkan sudut pandang sosiologi, jancok di kalangan masyarakat Jawa mempunyai tabu dan arti buruk bagi masyarakat yang mengakuinya sebagai kata buruk yang tidak umum digunakan.

Namun, kata tersebut diakui oleh masyarakat Surabaya dan Malang sebagai identitas komunitasnya.

Jancok cenderung diucapkan sebagai bentuk keakraban dan solidaritas di antara anggota komunitas mereka.

Kata Kasar dalam Bahasa Jawa

Berikut beberapa kata kasar dalam bahasa Jawa selain jancuk yang mesti kamu pahami dan hindari.

  • Ndhasmu, artinya merujuk kepada bagian tubuh yaitu kepala. Kata ndhasmu digunakan untuk memaki lawan bicara karena berbicara tentang sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
  • Raimu, kata ini merujuk kepada wajah atau muka. Dengan menggunakan makian ini penutur bermaksud menyudutkan lawan bicara dengan menyinggung wajah.
  • Picek, artinya adalah arti buta atau mata yang mengalami gangguan. Kata ini digunakan untuk memaki lawan yang tidak dapat membedakan antara suatu hal dengan hal yang lain.
  • Budheg, artinya adalah tuli. Kata ini digunakan untuk memaki lawan yang tidak memberikan respon ketika dipanggil.
  • Gendheng, artinya gila atau kejiwaan yang mengalami gangguan. Kata ini digunakan untuk memaki lawan tutur yang bertingkah aneh dan tidak selayaknya orang normal.
  • Goblog, artinya adalah tidak pintar atau bodoh. Kata ini dipakai untuk memaki lawan yang kebodohannya membuat orang jengkel.
  • Su atau asu, artinya adalah anjing. Ketika kata ini dilontarkan ketika seseorang sangat jengkel kepada lawannya.
  • Damput, kata kasar yang maknanya tidak jauh berbeda dari kata jancuk. Kata ini berasal dari kata diamput yang artinya diapit dalam hal persetubuhan.
  • Nggateli, artinya merujuk kepada kemaluan lelaki. Ini merupakan kata makian yang jika dilontarkan kepada teman dekat mungkin tidak menjadi permasalahan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita seputar arti kata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved