Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Korban Banjir Mengaku Seharian Cuma Dapat Bantuan 2 Nasi Bungkus, Berkaca-kaca saat Suapi Anak

Matanya berkaca-kaca saat menyuapi nasi bungkus untuk sang anak di dipan samping rumah.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
Rodhotul Fatiya menyuapi nasi bungkus ke anaknya di tengah kepungan banjir, Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, pada Rabu (7/2/2024). 

TRIBUNJATIM.COM - Pilu nasib korban banjir Demak, Jawa Tengah.

Pasalnya seharian mereka dapat bantuan dua nasi bungkus.

Padahal keluarganya sendiri ada empat anggota.

Hal itu salah satunya dialami korban banjir Demak bernama Rodhotul Fatiya.

Dia merupakan salah satu dari ratusan korban banjir di Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, yang memilih bertahan di rumahnya.

Rodhotul Fatiya yang mengaku sebagai buruh pabrik terpaksa libur lantaran banjir besar mulai menggenangi rumahnya sejak tanggul Sungai Tuntang jebol.

"Saya kerja disusul suami saya, motor saya masih terjebak di sana (jalan Desa Kalianyar), jadinya ambil cuti hari ini," ujarnya.

"Saya (kerja) di pabrik," katanya saat ditemui Kompas.com di lokasi, Rabu (7/2/2024).

Sejak pagi hingga pukul 14.00 WIB, dia mengaku baru mendapatkan bantuan dua nasi bungkus dan dua mie instan.

Padahal anggota keluarganya berjumlah empat orang.

Tampak mata Rodhotul Fatiya berkaca-kaca saat menyuapi nasi bungkus untuk anaknya di dipan samping rumah.

Rodhotul Fatiya menyuapi nasi bungkus ke anaknya di tengah kepungan banjir.

Kata Rodhotul Fatiya, nasi yang didapati pun hasil dari meminta di jalan ketika ada mobil bantuan yang kebetulan lewat rumahnya.

"Bantuan makanan. Ini saja bantuan makanan cuma dapat satu bungkus dari tadi pagi baru dapat ini," ungkap Rodhotul Fatiya.

Baca juga: Banjir di Gresik Meluas, 1.500 Rumah Terendam hingga Aktivitas Warga Lumpuh

Dia menjelaskan, kendaraan pembawa bantuan datang beberapa kali di samping rumahnya.

Namun sayangnya, bantuan yang datang diarahkan ke pengungsian masjid.

Sedangkan yang bertahan di rumah banyak yang tidak mendapatkan.

"Satu KK dua bungkus. Sedangkan keluarga saya ada empat," katanya.

Rodhotul Fatiya menyuapi nasi bungkus anaknya di tengah kepungan banjir, Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Rabu (7/2/2024).
Rodhotul Fatiya menyuapi nasi bungkus ke anaknya, di tengah kepungan banjir, Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Rabu (7/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Korban banjir lain, Rokib (62) mengatakan, sampai saat ini belum ada posko yang memungkinkan untuk mengungsi.

"Ngungsinya di masjid, rumah saudara, belum ada posko, tinggi air macam-macam ada sampai 1,5 meter," ujarnya.

Dia menyebut, sampai saat ini, warga membutuhkan bantuan makanan, obat-obatan dan selimut.

"Yang dibutuhkan ya makanan pokok, selimut, kesehatan. Ini kan (air) semakin malam semakin tinggi."

"Tadi sudah ada bantuan macam-macam, kalau mencukupi belum bisa karena orang banyak," ungkapnya.

Baca juga: Warga Sidoarjo Mengungsi Imbas Banjir Semakin Tinggi, Rumah Tak Bisa Ditempati di 2 Wilayah Ini

Sementara itu Kasi Pelayanan Desa Kalianyar mengatakan, terdapat sekitar 1.260 warganya yang terdampak banjir.

Rata-rata ketinggian air antara 40-60 sentimeter.

"Dari kemarin jam 3, debit airnya tinggi sehingga jebol dan mengenai RT 5, RW 6, dari warga kami banyak kena dampaknya, dari pertanian sampai rumah," katanya.

Menurutnya, banyak warga yang membutuhkan bantuan makanan, obat-obatan dan selimut.

Meski beberapa bantuan sudah datang, tapi jumlahnya tidak sesuai kebutuhan warga.

"Alhamdulillah dari PMI, Dinsos datang dikit-dikit tapi masih kurang."

"(Kebutuhan) selimut, obat-obatan, makan-makan," ungkapnya.

Sampai pukul 12.00 WIB, pihaknya mendapatkan nasi dari PMI kecamatan sebanyak 300 nasi bungkus.

Adapun untuk menangani korban banjir warga Desa Kalianyar memfungsikan masjid sebagai tempat pengungsian.

"Terus dari Dinas Sosial kita disuruh membuat dapur umum, alhamdulillah," ucapnya.

"Saya kira tadi saya lihat logistiknya kurang, tadi yang sudah diterima beras dua sak, Sarimi dua dus," sambung dia.

Warga Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, berjalan di genangan air, Rabu (7/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)
Warga Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, berjalan di genangan air, Rabu (7/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Diberitakan, tanggul Sungai Tuntang yang melintas Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, jebol lebih dari 25 meter, Rabu (7/2/2024).

Dampaknya, banjir di Kabupaten Demak semakin meluas ke wilayah Kecamatan Wonosalam.

Relawan BPBD Demak atau Desa Tangguh Bencana (Destana), Ali Masadi mengatakan, pada Selasa (27/2/2024), lebar tanggul yang jebol di Desa Kalianyar Kecamatan Wonosalam masih 25 meter.

"Kemungkinan ini lebar lagi menjadi 200 meter karena air ini kan langsung ke desa sebelah, yang daerah sini itu Karangrowo, Tlogorejo, dan Lempuyang ke sana sekitar 5 desa," katanya kala ditemui di Desa Kalianyar, Rabu (7/2/2024).

Kata Ali, pada Selasa malam air yang menggenang sejumlah desa di Kecamatan Wonosalam sempat surut.

Siang ini ketinggian air kembali naik.

"Tadi malam surut terus hampir subuh air naik kemungkinan dari kali Tuntang (tanggul jebol) melebar lagi," imbuhnya.

Sementara itu, Kasi Perencanaan Desa Kalianyar, Abdul Rouf mengatakan, informasi terakhir, tanggul Sungai Tuntang yang jebol sepanjang 50 meter.

"50 meter ada, 150 kemungkinan baru separuh, kalau ini nanti ada air deras lagi kemungkinan 200 mungkin," katanya.

"Dari kemarin jam 3 debit airnya tinggi sehingga jebol dan mengenai RT 5 RW 6 dari warga kami banyak kena dampaknya dari pertanian sampai rumah," sambung dia.

Menurutnya, sampai saat ini terhitung 1.260 warga di Desa Kalianyar terdampak banjir.

Beberapa warga mengungsi di masjid dan sebagian bertahan di rumah.

"Kalau warga sekitar 1260-an kalau KK sekitar 600-an," ujarnya.

Rouf menduga, tanggul Sungai Tuntang di daerah Rawa Pening Semarang sudah minim pohon.

Sehingga ketika intensitas hujan tinggi air yang mengalir ke Demak tidak terbendung lagi.

"Mungkin dari hulunya sana, dari Tuntang yang atas Rawa Pening itu ya sepanjang sungai banyak yang gundul," katanya lagi.

Adapun ketinggian air di Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam antara tertinggi sampai 60 sentimeter.

"Kalau ketinggian (air) sebelah selatan satu meter kalau yang jalan raya 40-60 sentimeter," ucapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved