Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Konten Bagi-Bagi Makanan di Papua Dicibir Menjijikkan, Respons Bobon Santoso: Berbagi Kebahagiaan

Beginilah respons Bobon Santoso saat konten bagi-bagi makanan di Papua dicibir menjijikan oleh master Global Health bernama Rodri Tanoto.

Editor: Elma Gloria Stevani
Instagram/bobonsantoso
Bobon Santoso menjawab cibiran soal konten bagi-bagi makanan gratis yang dilakukannya. Tidak mau ambil pusing soal cibiran tersebut, Bobon memilih sibuk berkarya. 

TRIBUNJATIM.COM - YouTuber Bobon Santoso menyita perhatian publik usai membuat konten memasak dan bagi-bagi makanan untuk masyarakat Papua.

Aksi mulia Bobon ini rupanya malah mendapat kritik pedas dari master Global Health bernama Rodri Tanoto

Perseteruan Rodri dan Bobon bermula kala Rodri Tanoto menganggap konten Bobon Santoso menjijikkan lantaran makanan yang dibagi-bagikan dinilai tidak bergizi.

Makanan tersebut malah dianggap berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.

"Konten seperti ini menjijikkan. Pembingkainnya menempatkan si penyumbang sebagai juru selamat, dan para penerima bantuan sebagai figuran/NPC," tulis akun Rodri Tanoto melalui X.

Bahkan, Rodri Tanoto menilai jika makanan yang diberikan tidak ada fungsi gizi hingga disebut berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.

"Pangan Ultra proses spt susu berperisa & wafer iutu juga penganan kosong, tidak ada fungsi gizi. Malah berbahaya dikonsumsi berlebihan," pungkasnya.

Menanggapi kritik tersebut, Bobon Santoso tak tinggal diam.

Ia langsung memberikan jawaban cerdas sekaligus mengaku tidak memperdulikan hujatan yang dilayangkan kepada dirinya.

"Tau lgi dihujat di twitter, X. Dicibir gw sih ga peduli, mau orangnya, mau hujatannya. Tapi izinkan gw respon sedikit. Apa yang gw lakuin memang ga bisa senangin semua orang, pasti ada yang ga suka." kata Bobon Santoso, Selasa, (13/2/2024).

Terkait disebut memberikan makanan kurang bergizi, Babon datang untuk memberikan bantuan dan mengutamakan kepedulian sosial untuk masyarakat yang tinggal di pelosok.

Menurutnya, tidak mudah memberikan makanan untuk memperbaiki gizi lantaran perlu jangka waktu yang lama.

"Terkait dengan makanan kurang bergizi untuk warga, kita datang bukan untuk memperbaiki gizi, gw dan team percaya kehadiran kita untuk berbagi kebahagiaan, dan lebih dari itu menstimulasi generasi muda untuk lebih peduli saudara sebangsa setanah air di pelosok.

Untuk memperbaiki gizi tidak mudah dan tidak instan. Bahkan seorang dokter gizi pun tau berbagi vitamin 1 kali 2 kali tidak berdampak apa apa. Perlu jangka panjang dan analisa medis teratur.

Terkait snack yang kita hadirkan, mau itu wafer, susu kotak, mie instant, atau apapun itu. Jika sedikit sedikit harus memenuhi gizi dan diseleksi ketat. Kapan menikmatinya warga?" terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved