Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Fenomena Dua Matahari di Mentawai Sumbar, Ternyata Lazim Dijumpai Daerah Iklim Dingin

Heboh fenomena dua matahari di Mentawai Sumbar, rupanya kejadian tersebut lazim dijumpai di iklim dingin.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Facebook via TribunSumsel.com
Viral sebuah video penampakan matahari ada dua di Kepulauan Mentawai Sumatera Selatan, ternyata nama fenomenanya sundog. 

Namun, partikel es tersebut berada di lapisan troposfer atau lapisan paling rendah atmosfer.

Dengan begitu, busur yang terbuntuk lebih besar ukurannya dibandingkan halo Matahari.

Dikutip dari Space, nama "sundog" diyakini berasal dari mitologi Tunan.

Baca juga: Mobil di Halaman Parkir RSD dr Soebandi Jember Meledak, Akibat Pemilik Ngecas Hape

Nama tersebut mungkin mencerminkan kepercayaan bahwa Zeus, ayah dari semua dewa dan dewa langit dalam mitologi Yunani, membawa anjing-anjingnya melewati langit.

Mereka sering muncul sebagai sahabat Matahari, sehingga tampak muncul ada dua Matahari palsu di sampingnya.

Karena sundog lebih umum terjadi saat Matahari dekat dengan cakrawala, waktu terbaik untuk mencari ilusi ini adalah di pagi atau sore hari saat Matahari terbit atau terbenam.

Fakta bahwa es adalah kunci penciptaan sundog, berarti Anda lebih mungkin melihatnya selama musim dingin, terutama semakin jauh ke utara.

Itu berarti pagi musim dingin pada bulan Desember di belahan Bumi utara memberikan waktu yang ideal untuk berburu sundog.

Antartika
Antartika (google)

Fenomena alam yang belakangan ini juga viral adalah fenomena tornado yang terjadi di Rancaekek.

Peristiwa angin tornado di Rancaekek, Kabupaten Bandung tengah menjadi sorotan.

Adapun video detik-detik angin tornado melanda wilayah Rancaekek tersebut beredar luas hingga viral di media sosial.

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menyebut, angin kencang yang terjadi di Rancaekek bisa jadi sebagai tornado pertama di Indonesia.

Erma mengatakan, pihak BRIN berupaya merekonstruksi dan menginvestigasi angin tornado yang melanda wilayah tersebut pada Rabu sore (21/2/2024).

"Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini," kata Erma melalui akun X miliknya, Rabu, dikutip dari kompas.tv.

Ia mengungkapkan BRIN melalui Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (KAMAJAYA) sudah memprediksi peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia pada 21 Februari 2024.

Baca juga: Nasib Lord Bayi 4 Bulan usai Tersapu Tornado, Nyangkut di Pohon, Awalnya Ortu Sudah Ikhlas Tewas

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved