Santri Tewas di Kediri
Ibu Pilu Kematian Santri di Ponpes Penuh Kejanggalan, 'Tak Ada Maaf', Minta Bantuan Hotman Paris
Sang ibu menangis histeris saat mengetahui anak kesayangannya dinyatakan meninggal dunia tiba-tiba di ponpes.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kasus santri tewas di Kediri terus menggelinding setelah viral di media massa.
Kematian santri di pondok pesantren penuh kejanggalan hingga membuat ibu pilu .
Sang ibu mengungkap sederet kejanggalan tewasnya anak dengan kondisi jenazah yang tak wajar.
Kini ia meminta bantuan Hotman Paris untuk mendapat kejelasan dari pihak ponpes.
Ibu bernama Suyanti ini menangis saat mengetahui anak kesayangannya, Bintang Balqis Maulana (14) dinyatakan meninggal dunia secara tiba-tiba.
Sang anak yang menuntut ilmu di pondok pesantren di kawasan Kediri, Jawa Timur, ini pulang hanya tinggal nama.
Apalagi Suyanti sebelumnya tak diberikan kabar apapun soal kondisi Bintang saat jenazah korban diantar.
Hingga pada Jumat (23/2/2024), pukul 23.00 WIB, tangis Suyanti meledak kala melihat kondisi jasad sang putra.
Pun dengan keluarga Suyanti di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.
Mereka terkejut melihat kedatangan pengurus pondok pesantren yang membawa jenazah Bintang.
"Kok pulang-pulang tahunya sudah kayak gini toh pak. Pengawasannya kayak gimana?" ungkap Suyanti dalam video viral di media sosial unggahan Instagram @memomedsos, Senin (26/2/2024) .
Punya firasat buruk soal nasib sang putra, Suyanti pun kian syok saat melihat kondisi jasad Bintang.
Rupanya jenazah Bintang dipenuhi luka tak masuk akal.
Awalnya diakui Suyanti, ia sempat dilarang oleh pengurus pondok pesantren untuk melihat jenazah Bintang.
Kata pihak pengurus pesantren, jasad Bintang sudah disucikan jadi tidak diperbolehkan untuk dilihat.
Baca juga: Mondok di Kediri, Santri asal Banyuwangi Diduga Tewas Dianiaya, Jasad Penuh Luka Disebut Terpeleset
Tak terima, Suyanti pun memaksa mengecek jasad sang putra.
"Keadaan anak saya itu darah udah netes-netes sampai di pintu."
"Katanya dibilang, 'Jangan dibuka, sudah disucikan, sudah dimandikan, disholatkan'," kata Suyanti, dilansir dari tayangan di kanal YouTube televisi Banyuwangi.
Hingga akhirnya Suyanti pun syok saat menyaksikan sendiri kondisi jasad Bintang.
Ternyata jenazah Bintang sangat memprihatinkan.
"Saya ingin mencium anak saya, ternyata mukanya udah hancur, matanya udah bengkak, ini (leher) seperti berlubang, sekujur tubuhnya dan paha banyak sundutan rokok, tangannya lebam-lebam," ungkap Suyanti.
Terkait kondisi pilu sang putra, Suyanti pun bertanya ke pengurus pondok pesantren.
Namun saat itu sang pengurus menyebut Bintang tewas karena jatuh dari kamar mandi.
Tidak lantas percaya, Suyanti dan keluarga pun mendesak pengurus pondok pesantren tersebut untuk jujur.
Hingga akhirnya ia pun bercerita bahwa Bintang meninggal dunia akibat dikeroyok dan dianiaya.
Atas kasus kematian sang putra, Suyanti pun mem-viral-kannya di media sosial.
Tak cuma itu, Suyanti juga minta bantuan ke pengacara kondang Hotman Paris.
Sembari menangis, Suyanti mengurai curhatan ke Hotman Paris lewat video singkat.
"Assalamualaikum Bang Hotman Paris, saya ibunya BBM, korban pengeroyokan di pondok pesantren hingga menyebabkan meninggal dunia anak saya."
"Tolong bantuannya untuk diusut tuntas supaya mendapatkan keadilan anak saya," imbuh Suyanti.
Diungkap Suyanti, hingga kini pihak pondok pesantren belum ada yang menghubunginya.
Suyanti masih menunggu itikad baik dan penjelasan dari pihak ponpes untuk menjelaskan penyebab sang putra tewas mengenaskan.
"Pihak pondok tidak ada yang menghubungi saya, enggak ada kata maaf sama sekali ke saya, hanya melalui kakak saya. Tolong saya Bapak Hotman Paris, tolong saya," ujar Suyanti pilu.
Baca juga: Inilah Hasil Visum Jenazah Santri Asal Banyuwangi yang Pulang Tinggal Nama dari Ponpes Kediri : Luka
Pesan dan permintaan tolong yang dilayangkan Suyanti rupanya telah didengar Hotman Paris.
Melalui unggahan terbarunya, Hotman Paris pun mengaku akan segera membantu Suyanti dan keluarga guna mengusut penyebab kematian Bintang.
"Halo Kapolres Kediri gimana ini??? Anaknya menjadi korban penganiayaan hingga meninggal, di salah satu Pondok Pesantren di Kediri.
Tapi pihak Pondok Pesantren terkesan tdk peduli tdk bertanggungjawab dan tdk menghubungi ibu Korban.? Apa benar begini???" tulis Hotman Paris.
Kini Satreskrim Polres Kediri Kota telah menetapkan empat pelaku tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan BBM.
Empat orang pelaku yang diamankan merupakan kakak kelas korban.
"Minggu malam kami telah mengamankan empat orang dan kita tetapkan sebagai tersangka."
"Dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, kepada wartawan, Senin (26/2/2024).
Baca juga: Bocah Dikira Tenggelam sampai Dicari Petugas SAR, Ternyata Lagi Asyik Nonton Proses Evakuasi
Dijelaskan AKBP Bramastyo Priaji, keempat orang tersangka masing-masing berinisial MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17).
Penetapan tersangka setelah pihaknya melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.
"Sejak dilaporkannya kasus ini di Polsek Glenmore Polresta Banyuwangi, Sabtu, 24 Februari, hasil koordinasi kami."
"Kerja sama Satreskrim Polres Kediri Kota dan Satreskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut," jelas Bramastyo.
santri
pondok pesantren
Hotman Paris
Ponpes
Suyanti
Kediri
Jawa Timur
Desa Karangharjo
Kecamatan Glenmore
Banyuwangi
TribunJatim.com
Tribun Jatim
santri tewas di Kediri
2 Remaja Terdakwa Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri hingga Tewas Dituntut 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Tim Hotma 911 Dampingi Keluarga Santri Tewas Dianiaya ke Mapolres Kediri Kota, Bahas Rekonstruksi |
![]() |
---|
Antarkan Jenazah Santri Tewas Dianiaya, Gelagat Aneh Pengasuh Ponpes Viral, Kini Diselidiki Polisi |
![]() |
---|
Pengasuh Ponpes Cengengesan saat Antar Jenazah Santri Kediri, Tingkahnya Disorot, Beda Pendapat |
![]() |
---|
Nasib Ponpes Santri Tewas di Kediri, Tak Bakal Ditutup Meski Tidak Punya Izin, Kemenag: Ada Syarat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.