Santri Tewas di Kediri
Sepupu Santri Tewas di Ponpes Kediri Jadi Tersangka, Keluarga Syok, Paman: Biar Menjadi Introspeksi
Santri tewas di Ponpes Kediri yang ramai diperbincangkan itu ternyata juga dianiaya oleh sepupunya sendiri, kini keluarga syok bukan main.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sepupu santri tewas di Ponpes Kediri ternyata merupakan tersangka, kini keluarga dibuat syok karena peristiwa miris ini.
Peristiwa meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14), seorang santri asal Banyuwangi di Pesantren Al Hanifiyah di Kediri, Jawa Timur, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar almarhum.
Selain kehilangan sosok Bintang, ternyata sepupu korban berinisial AF (16) juga menjadi tersangka dalam kasus ini.
AF kini ditahan di Mapolres Kediri Kota.
AF dan Bintang diketahui sama-sama belajar di pesantren yang ada di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur tersebut.
Selain AF, polisi saat ini telah juga menetapkan tiga tersangka lainnya. Mereka adalah MN (18), MA (18), dan AK (17).
Suryanto, paman dari Bintang dan AF tidak dapat menyembunyikan rasa terpukulnya.
“Saya sebagai pakdhe sedih. Sangat terpukul. Semua keluarga sedih,” ujar Suryanto saat berkunjung di Pesantren Al Hanifiyah Kabupaten Kediri, Selasa (27/2/2024).
Suryanto juga mengungkapkan kekalutan sang kakek yang merawat korban sejak kecil.
Namun di sisi lain, tersangka juga merupakan cucunya.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER Pria 28 Tahun Nikahi Nenek 70 Tahun - Gus Samsudin, Otak Dibalik Video Aliran Sesat
“Mbahnya juga sedih. Satu sisi sayang Bintang karena merawat dari kecil, kepada AF juga cucunya sendiri,” lanjutnya.
Namun demikian pihak keluarga menerima kondisi ini sebagai sebuah takdir yang harus dijalani.
Dan menghormati proses hukum yang sedang bergulir.
Peristiwa ini menurutnya juga bagian dari evaluasi diri.
Tidak hanya bagi keluarga tetapi juga para pihak lainnya termasuk pesantren.
“Ujian Allah begitu beratnya kepada kami. Biarlah menjadi introspeksi," pungkasnya.

Pihak keluarga almarhum sama sekali tak menyangka salah satu pelaku penganiayaan santri hingga tewas adalah sepupu korban sendiri.
AF, satu dari empat terduga pelaku penganiayaan Bintang merupakan saudara dekat keluarganya.
Ayah Fatah merupakan kakak dari Suyanti (38), ibu kandung Bintang.
Keluarga AF selama ini tinggal di Kota Denpasar, Bali.
Sedangkan AF dan korban berada di pondok pesantren yang sama, namun beda tingkatan.
Kakak kandung Bintang, Muhammad Ilham mengatakan, AF hanya terpaut usia 2 tahun dengan adiknya tersebut.
Kata Ilham, AF berusia 16 tahun, sementara Bintang 14 tahun.
Menurut Ilham, adiknya tersebut mengenyam pendidikan pondok pesantren yang sama dengan Fatah di Kediri.
"Adik saya kelas 8 MTs di sana (Kediri)," ungkap Ilham ," kata Ilham, Rabu (28/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
AF dan Bintang selama ini memang sering bermain bersama seperti adik kakak pada umumnya.

Bahkan, Ilham melihat keduanya tidak pernah bertengkar.
"Kita juga ndak menyangka. Mungkin kehasut temannya," terang Ilham.
Ilham bercerita, selama ini hubungan keluarganya dan keluarga AF sangat dekat.
Bahkan setiap hari raya Idul Fitri, rumah Bintang selalu menjadi tujuan saat pulang dari Bali.
“Iya, saudara dekat. Kalau hari raya pasti pulang ke sini,” ujar Ilham.
Mendengar kabar adiknya itu meninggal dunia dan sepupunya ternyata terlibat dalam penganiayaan itu, pihak keluarga sempat kaget.
"Awalnya tidak terus terang," terang Ilham.
Bahkan, AF sempat melarang keluarga Bintang Balqis Maulana untuk membuka kain kafan yang menutupi jasad korban.
Baca juga: Kondisi Bintang Bikin Empat Santri Senior Panik, Lakoni Tindakan Tanpa Pesantren Tahu: Tak Tertolong
Pelarangan itu juga diikuti oleh rombongan pengasuh pondok pesantren yang mengantar jenazah korban.
Dari situ pihak keluarga sebenernya sempat curiga karena ada yang janggal.
Penyebab kematian Bintang seakan ada yang ditutup-tutupi.
Adapun motif para tersangka, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji menyebut, berdasarkan pemeriksaan sementara, dugaan penganiayaan tersebut dikarenakan adanya kesalahpahaman di antara para santri.
”Karena ada kesalahpahaman di antara mereka, kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang,” ujarnya.
Meski demikian, kata dia, penyidik masih mendalami lebih lanjut terkait motif tersebut.
Sementara itu, mengenai detail tindak kekerasan yang dilakukan terhadap korban, polisi masih mendalami dengan menggali keterangan dari saksi-saksi, baik yang ada di lingkungan pesantren maupun dokter yang memeriksa jenazah korban di Banyuwangi.
Terkait lokasi penganiayaan, Bramastyo menyebut, terjadi dugaan penganiayaan tersebut terjadi di lingkungan pesantren.
Baca juga: Penyebab Santri Tewas di Kediri Versi Pengacara Pelaku, Singgung Ada Kesalahpahaman: Memantik Emosi
Pihak kepolisian telah melakukan visum terhadap jenazah santri BBM yang diduga dianiaya rekan sesama santrinya tersebut.
Visum dilakukan di RSUD Banyuwangi dengan didampingi pihak kepolisian. Adapun terhadap korban hanya dilakukan visum luar karena pihak keluarga menolak autopsi.
Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menyebut, hasilnya, ditemukan sejumlah luka pada jenazah korban
"Benar ada luka," kata Andrew, Senin (26/2), dikutip dari Tribun Jatim.
Namun, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab luka tersebut.
Pasalnya, pendalaman kasus ditangani Polres Kediri.
Baca juga: Kondisi Bintang Bikin Empat Santri Senior Panik, Lakoni Tindakan Tanpa Pesantren Tahu: Tak Tertolong
Sementara itu, polisi sudah berhasil menangkap para tersangka.
Menindaklanjuti laporan keluarga korban, pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta pemeriksaan sejumlah saksi.
Setelah dilakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan, polisi kemudian menetapkan empat orang sebagai tersangka. Keempatnya merupakan senior korban.
"Sejak kasus ini dilaporkan ke Polsek Glenmore, 24 Februari, hasil koordinasi Satreskrim Polres Banyuwangi dan Kediri Kota, kami telah melaksanakan tindak lanjut berupa olah TKP, juga memeriksa beberapa saksi," kata Kapolres Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bramastyo Priaji, Senin (26/2).
"Minggu (25/2/2024) malam kami telah menahan empat orang dan kami tetapkan mereka sebagai tersangka,” sambungnya.
Keempat tersangka tersebut yakni MN (18), santri kelas XI asal Sidoarjo; MA (18), santri kelas XII asal Nganjuk; AF (16), santri asal Denpasar; dan AK (17), santri asal Surabaya.
Keempat tersangka tersebut juga telah ditahan.
Keempat tersangka dijerat Pasal 80 Ayat 3 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak, Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penggunaan kekerasan terhadap orang atau barang, serta Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana yang dilakukan secara berulang yang mengakibatkan kematian.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sepupu santri tewas di Ponpes Kediri
Pondok Pesantren Al Hanifiyah
Mapolres Kediri Kota
Keluarga syok
berita viral
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
2 Remaja Terdakwa Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri hingga Tewas Dituntut 15 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Tim Hotma 911 Dampingi Keluarga Santri Tewas Dianiaya ke Mapolres Kediri Kota, Bahas Rekonstruksi |
![]() |
---|
Antarkan Jenazah Santri Tewas Dianiaya, Gelagat Aneh Pengasuh Ponpes Viral, Kini Diselidiki Polisi |
![]() |
---|
Pengasuh Ponpes Cengengesan saat Antar Jenazah Santri Kediri, Tingkahnya Disorot, Beda Pendapat |
![]() |
---|
Nasib Ponpes Santri Tewas di Kediri, Tak Bakal Ditutup Meski Tidak Punya Izin, Kemenag: Ada Syarat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.