Gus Samsudin Diperiksa Polda Jatim
Pengakuan Warga Blitar yang Rumahnya Jadi Lokasi Pembuatan Video Viral Tukar Pasangan: Tak Tahu
Lokasi pembuatan konten video viral aliran memperbolehkan jemaahnya bertukar pasangan diduga dilakukan Gus Samsudin ternyata berada di Dusun Jatinom
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Sudarma Adi
Laporan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Lokasi pembuatan konten video viral aliran memperbolehkan jemaahnya bertukar pasangan yang diduga dilakukan Gus Samsudin ternyata berada di Dusun Jatinom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Samsudin merupakan pemilik Padepokan Nuswantoro dulu bernama Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Samsudin sering berperilaku kontroversi lewat konten video yang diunggah di chanel youtube-nya yang diberi nama Mbah Den (Sariden).
Kali ini, Samsudin kembali membuat geger dengan mengunggah konten video tentang aliran sesat yang memperbolehkan jemaahnya bertukar pasangan dengan jaminan surga.
Potongan video itu viral di media sosial dan membuat resah. Sebelum dilimpahkan ke Polda Jatim, Polres Blitar sempat memeriksa Samsudin terkait video itu.
Kepada polisi, Samsudin mengaku video itu dibuat hanya sebagai konten untuk menaikkan subscriber chanel youtube-nya.
Awalnya, Samsudin mengaku kepada polisi pembuatan video dilakukan di Jawa Barat. Belakangan, keterangan Samsudin kepada polisi berubah dan menyatakan pembuat video ternyata di Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Baca juga: Sosok Gus Samsudin, Diduga Biang Kerok Video Bolehkan Bertukar Pasangan, Pendiri Padepokan di Blitar
Lokasi pembuatan video viral itu ternyata berada di rumah Lahuri (63), warga RT 4 RW 1 Dusun Jatinom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Saat ditemui di rumahnya, Jumat (1/3/2024), Lahuri membenarkan lokasi pembuatan video Gus Samsudin berada di rumahnya.
"Betul, lokasi (pembuatan video) di rumah saya. Kebetulan anak saya, anak buah dia (Samsudin). Dari pada cari tempat lain (untuk membuat konten), di rumah saya tidak apa-apa," kata Lahuri yang juga ketua RT 4 RW 1 Dusun Jatinom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Tapi, Lahuri mengaku tidak tahu menahu tentang cerita yang dibuat dalam konten tersebut.
"Tahu saya mereka ingin membuat konten, ceritanya soal apa saya kurang tahu, karena saya posisi di luar, saya tidak mengerti urusan di dalam (rumah)," ujarnya.
Dikatakannya, proses pembuatan video berlangsung selama tiga hari, Jumat-Sabtu-Minggu pekan lalu. Menurutnya, ada lebih 10 orang yang ikut hadir dalam pembuatan video termasuk Samsudin.
"Pembuatannya malam hari. Di atas pukul 22.00 WIB. Kadang sampai pukul 03.00 WIB," katanya.
Baca juga: Harga Telur di Kota Blitar Melambung Tinggi, Telur Pecah Ramai Diburu Pembeli
Lahuri baru tahu konten video Gus Samsudin di rumahnya viral dan menjadi kontroversi setelah ada polisi datang ke rumahnya.
Polisi juga bertanya-tanya soal video viral itu kepada Lahuri.
"Polisi datang ke rumah dua hari lalu. Ada yang dari Polsek Ponggok dan Polres. Mereka tanya soal video itu ke saya," ujarnya.
"Ternyata baner yang dipakai membuat konten sama istrinya saya dilepas ditaruh di belakang rumah orang tua saya. Itu melepasnya sebelum tahu kalau videonya viral. Kemarin, banernya sudah dibawa polisi," lanjutnya.
Setelah tahu video yang dibuat Samsudin menjadi kontroversi, Lahuri juga ikut menyayangkan. Apalagi, video itu dibuat di rumahnya.
"Apalagi, di sini saya menjadi ketua lingkungan. Nanti, dikira rumah saya dibikin aneh-aneh dan malah saya lindungi. Saya jadi nggak enak," katanya.
Lahuri mengaku tidak ada hubungan keluarga dengan Samsudin. Kebetulan, anak Lahuri menikah dengan wanita yang menjadi tetangga Samsudin.
Sekarang, anak Lahuri kerja sebagai sopir di tempat Samsudin. "Anak saya tidak ikut buat video, hanya mencarikan makan dan lain-lain," ujarnya.
Lahuri juga mengaku rumahnya tidak disewa untuk pembuatan konten. Ia hanya diberi uang Rp 200.000 untuk menyiapkan kopi untuk sejumlah orang yang sedang membuat konten di rumahnya.
"Cuma dikasih Rp 200.000, itu istilahnya buat bikin kopi. Jadi tidak disewa. Saya tidak pernah ngobrol sama Samsudin. Kalau ketemu hanya menyapa, karena dia tahu anak saya ikut dia. Untuk pemeran di video orang Jawa Barat, saya sempat tanya dan pengakuannya dari Jawa Barat," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.