Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Gembelengan dalam Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul yang Berisi Nasihat bagi Para Penguasa

Ternyata inilah arti kata gembelengan dari lirik lagu Gundul-Gundul Pacul yang berisi sindiran dan nasihat bagi para penguasa.

Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas.com/Istimewa
Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul dari Jawa Tengah. 

Selain gembelengan, ada pula kata pacul yang berasal dari istilah “Papat Kang Ucul” Arti dari kata tersebut adalah empat hal yang lepas, yang menggambarkan kemuliaan seseorang bergantung pada empat hal, yakni sebagai berikut:

  • Mata yang digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
  • Telinga yang digunakan untuk mendengar nasihat.
  • Hidung yang digunakan untuk mencium aroma kebaikan.
  • Mulut yang digunakan untuk berkata tentang keadilan.

Gundul-gundul pacul-cul gembelengan

Pernahkah kamu mendengar istilah rambut adalah mahkota?

Berarti gundul adalah orang yang sudah tidak memiliki mahkota lagi.

Sedangkan pacul atau cangkul adalah perkakas pertanian yang sering digunakan oleh rakyat jelata.

M. Indra Saputra dalam jurnal berjudul Pemimpin Ideal dalam Perspektif Syair Gundul-Gundul Pacul (2016) menjelaskan pacul juga melambangkan empat indera manusia yang tidak dipergunakan dengan baik yaitu mata, telinga, hidung, dan mulut.

Sehingga ia menjadi gembelengan atau congkak, sombong dan tidak hati-hati.

Maka kalimat tersebut bermakna bahwa pemimpin bukanlah seseorang yang memiliki mahkota tetapi orang yang matanya bisa melihat kesusahan rakyat, yang telinga mau mendengar nasihat, yang hidungnya dapat mencium kebaikan serta kesusahan, dan yang mulutnya memiliki tutur kata baik, bijaksana, dan adil.

Namun pemimpin yang kehilangan empat unsur tersebut akan berubah menjadi orang yang congkak dan sombong.

Dia tidak lagi peka terhadap kesusahan rakyat, menjadi buta dan tuli akan keluhan rakyat, tidak lagi adil dan bijaksana, dan hanya sombong akan posisinya sediri.

Nyunggi-nyunggi wakul-kul artinya membawa bakul di atas kepala. Hal ini bermakna bahwa seorang pemimpin membawa amanah rakyat sebagai beban dan tanggung jawabnya.

Namun setelah dia membawa amanah, bukannya bertanggung jawab namun kembali gembelengan (congkak, sombong dan tidak hati-hati) karena merasa dia adalah seorang pemimpin berkedudukan tinggi.

  • Wakul ngglimpang segone dadi sak latar

Wakul ngglimpang segone dadi sak latar berarti bakul terguling sehingga nasinya tumpah memenuhi halaman.

Hal ini bermakna karena saat memimpin pemimpin tersebut gembelengan (tidak hati-hati), amanah rakyat (bakul) menjadi jatuh dan sia-sia.

Sikap congkak, sombong, dan tidak berhati-hati pada seorang pemimpin akan berakhir dengan kegagalan memikul amanah rakyat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved