Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Gembelengan dalam Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul yang Berisi Nasihat bagi Para Penguasa

Ternyata inilah arti kata gembelengan dari lirik lagu Gundul-Gundul Pacul yang berisi sindiran dan nasihat bagi para penguasa.

Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas.com/Istimewa
Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul dari Jawa Tengah. 

TRIBUNJATIM.COM - Simak penjelasan arti kata gembelengan dalam lagu Gundul-Gundul Pacul.

Lagu Gundul-Gundul Pacul merupakan lagu daerah yang asalnya dari Jawa Tengah.

Jika menilik sejarah, lagu Gundul-Gundul Pacul diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai media dakwah sekitar tahun 1400-an.

Gundul Pacul sekilas terdengar seperti lagu guyonan.

Namun, siapa sangka jika makna yang terkandung dalam lagu Gundul-Gundul Pacul adalah sindiran dan nasihat bagi para penguasa.

Oleh karena itu, memahami nilai-nilai filosofis dari lagu Gundul-Gundul Pacul sangat penting untuk mengambil hikmahnya.

 

Untuk mengetahui makna dari lagu Gundul-Gundul Pacul, simak penjelasannya berikut ini!

Makna Kata Gembelengan dalam Lagu Gundul-Gundul Pacul

Setiap kata pada lagu Gundul Pacul memiliki makna, tidak terkecuali dengan kata gembelengan.

Istilah Jawa tersebut mengandung makna bahwa seorang pemimpin bukanlah orang yang diberikan mahkota.

Namun, ia adalah pembawa cangkul yang digunakannya untuk mencangkul.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah seorang pemimpin harus mengupayakan kesejahteraan untuk rakyatnya.

Namun, umumnya pemimpin justru berubah menjadi sombong (gembelengan) saat sudah berhasil menduduki jabatannya.

Filosofi Lagu Gundul Pacul

Selain gembelengan, ada pula kata pacul yang berasal dari istilah “Papat Kang Ucul” Arti dari kata tersebut adalah empat hal yang lepas, yang menggambarkan kemuliaan seseorang bergantung pada empat hal, yakni sebagai berikut:

  • Mata yang digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
  • Telinga yang digunakan untuk mendengar nasihat.
  • Hidung yang digunakan untuk mencium aroma kebaikan.
  • Mulut yang digunakan untuk berkata tentang keadilan.

Gundul-gundul pacul-cul gembelengan

Pernahkah kamu mendengar istilah rambut adalah mahkota?

Berarti gundul adalah orang yang sudah tidak memiliki mahkota lagi.

Sedangkan pacul atau cangkul adalah perkakas pertanian yang sering digunakan oleh rakyat jelata.

M. Indra Saputra dalam jurnal berjudul Pemimpin Ideal dalam Perspektif Syair Gundul-Gundul Pacul (2016) menjelaskan pacul juga melambangkan empat indera manusia yang tidak dipergunakan dengan baik yaitu mata, telinga, hidung, dan mulut.

Sehingga ia menjadi gembelengan atau congkak, sombong dan tidak hati-hati.

Maka kalimat tersebut bermakna bahwa pemimpin bukanlah seseorang yang memiliki mahkota tetapi orang yang matanya bisa melihat kesusahan rakyat, yang telinga mau mendengar nasihat, yang hidungnya dapat mencium kebaikan serta kesusahan, dan yang mulutnya memiliki tutur kata baik, bijaksana, dan adil.

Namun pemimpin yang kehilangan empat unsur tersebut akan berubah menjadi orang yang congkak dan sombong.

Dia tidak lagi peka terhadap kesusahan rakyat, menjadi buta dan tuli akan keluhan rakyat, tidak lagi adil dan bijaksana, dan hanya sombong akan posisinya sediri.

Nyunggi-nyunggi wakul-kul artinya membawa bakul di atas kepala. Hal ini bermakna bahwa seorang pemimpin membawa amanah rakyat sebagai beban dan tanggung jawabnya.

Namun setelah dia membawa amanah, bukannya bertanggung jawab namun kembali gembelengan (congkak, sombong dan tidak hati-hati) karena merasa dia adalah seorang pemimpin berkedudukan tinggi.

  • Wakul ngglimpang segone dadi sak latar

Wakul ngglimpang segone dadi sak latar berarti bakul terguling sehingga nasinya tumpah memenuhi halaman.

Hal ini bermakna karena saat memimpin pemimpin tersebut gembelengan (tidak hati-hati), amanah rakyat (bakul) menjadi jatuh dan sia-sia.

Sikap congkak, sombong, dan tidak berhati-hati pada seorang pemimpin akan berakhir dengan kegagalan memikul amanah rakyat.

Membuat kepemimpinannya gagal dan tidak dapat mensejahterakan rakyat, bahkan tidak menghasilkan apa-apa yang bermanfaat bagi rakyat, semuanya sia-sia.

Sehingga makna dari lagu gundul-gundul pacul adalah suatu nasehat bagi para pemimpin dalam mengemban amanah yang diberikan oleh rakyat.

Seorang pemimpin tidaklah boleh sombong, congkak, bermain-main, dan juga tidak hati-hati dalam mengemban amanah.

Seorang pemimpin harulah pribadi yang dapat melihat kesusahan rakyat dan masalah di daerahnya, dapat melindungi rakyat dan daerahnya, yang mau mendengarkan nasihat orang-orang bijak, yang mendahulukan amanah rakyat banyak dibanding dirinya sendiri, dan yang adil serta bijaksana dalam menjalani kepemimpinan.

Pemimpin bukanlah posisi yang tinggi dan membuat orang menjadi congkak, sebaliknya pemimpin adalah orang yang mengutamakan kepentingan khalayak banyak di atas kepalanya sendiri, menjaga amanah dengan sangat hati-hati dan sepenuh hati.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved