Nasib Wanita Disekap di Kandang Sapi, Tabiat Emosi dan Pulang Bawa Utang Bikin Suami Jengkel
Suami bernama Toheri (53) kini telah ditangkap oleh Polsek Wuluhan Polres Jember terkait tindak pidana KDRT terhadap istri
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Suami di Jember aniaya dan menyekap istrinya di kandang sapi.
Suami bernama Toheri (53) kini telah ditangkap oleh Polsek Wuluhan Polres Jember terkait tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap istrinya.
Toheri diduga menganiaya istrinya hingga babak belur, lalu menyekapnya di kandang sapi.
Diketahui, Toheri melakukan hal ini akibat sakit hati.
Baca juga: Nasib Pedagang Buah Jual Bola Mata karena Banyak Utang, Dipicu Investasi Gagal, Fakta Kelam Terkuak
Kapolsek Wuluhan, AKP Solekhan Arief mengungkapkan, bahwa pelaku mengaku melakukan hal tersebut, karena merasa tidak dihargai sebagai suami korban.
Karena istrinya pergi tanpa pamit.
"Jadi motif KDRT terhadap isterinya, karena istri pergi tanpa pamit, meninggalkan hutang serta suami cemburu, korban selingkuh dengan pria lain," ujarnya, Kamis (14/3/2024).
Berdasarkan keterangan pelaku, lanjut dia, istrinya tersebut sudah sering pergi dari rumah tanpa pamit.
Namun setiap kali ditanya suaminya selalu emosi.
"Saat ditanya, malah marah-marah. Terlebih lagi, kepergian tanpa pamit ini, menyisakan hutang. Hal itu membuat suami curiga, bahwa ada pria idaman lain sehingga dia cemburu," imbuh Arief.
Baca juga: Pulang Kerja Merantau, ART Malah Disekap Suami di Kandang Sapi, Merintih Minta Tolong Tetangga
Menurutnya, dampak cemburu buta yang dialami oleh pelaku tersebut. Justru malah berujung pada penganiayaan terhadap istrinya.
"Pelaku nekat menganiaya serta menyekap istrinya dengan mengikat kedua tangan dan kakinya di kandang sapi di belakang rumahnya," ucap Arief lagi.
Oleh karenanya, Arief menegaskan atas ulahnya tersebut, pelaku dijerat dengan pasal 44 ayat 1 dan 2 Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah (PKDRT).
"Ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara atau denda maksimal Rp 30 juta," paparnya.
Sementara itu, kasus mengenai utang juga terjadi Cianjur, Jawa Barat.
Seorang pria meninggal usai dibacok oleh pelaku yang diduga teman korban.
Mirisnya, korban sempat merangkak keluar rumah pelaku untuk minta tolong setelah dibacok.
Kejadian itu berada di Kampung Babakan Bandung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur pada Selasa, (12/3/2024) dini hari.
Baca juga: Anggota KPPS Ngamuk Bacok Tetangga Sebab Mimpi Istrinya, Sering Alami Sakit yang Dikira Santet
Korban yang bernama Sopyan (45) mengalami luka di bagian kepala dan wajahnya.
"Korban tewas di lokasi kejadian, setelah sempat merangkak ke luar rumah pelaku dengan kondisi luka yang mengenaskan dan dipenuhi darah," ucap Toha kepada wartawan, Selasa.
Sementara terduga pelaku bernama Surya masih dalam pengejaran polisi.
Kapolsek Karangtengah, Kompol Toha, mengkonfirmasi kejadian pembunuhan di wilayah tersebut.
Pembunuhan bermula ketika Sopyan bersama keponakannya yang bernama Nanang hendak menagih utang pada temannya, yakni Surya, sebesar Rp 3,5 juta.
"Setibanya di rumah terduga pelaku, korban kemudian diajak ke dalam rumah."
"Tapi keponakanya disuruh menunggu di luar."
"Namun tidak berselang lama korban sempat berteriak dan meminta pertolongan," katanya.
Pada saat itu, lanjutnya, Nanang berusaha mencari pertolongan warga sekitar.
Saat itu juga korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan dipenuhi darah.
"Kondisi Sopyan sangat mengenaskan dengan kondisi luka bekas tebasan senjata tajam pada bagian kepala dan wajahnya."
"Korban pun tewas di lokasi kejadian," katanya.
Toha mengatakan, jajarannya saat ini tengah mengejar terduga pelaku.
"Keberadaannya telah kita ketahui, doakan saja terduga pelaku ini segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ucapnya.
Sementara itu, perkara utang membuat seorang pedagang buah di Thailand menjual bola matanya.
Ia menawarkan matanya untuk dijual sembari dagang buah.
Apa yang ia lakukan pun menjadi viral di media sosial.
Satu fakta kelam terkuak.
Peristiwa ini terjadi di Thailand, Bangkok.
Dikutip dari Thaiger, Senin (11/3/2024) via TribunTrends, penjual buah itu berusia 57 tahun.
Ia berjanji menyumbangkan salah satu matanya untuk mengatasi kesulitan keuangannya.
Adegan yang memilukan ini, awalnya dibagikan oleh Halaman Facebook Dokter Lab Panda, menggambarkan seorang pria yang menjual buah-buahan dengan sebuah plakat bertuliskan pesan penting, “Mata untuk Dijual.”
Liputan media lokal selanjutnya mengungkapkan keadaan buruk yang mendorong petani tersebut melakukan tindakan ekstrem tersebut.
Baca juga: Nekat Jual Ginjal Demi Kampanye, Caleg DPRD Bondowoso Kalah Telak, Sebut Imbas ‘Money Politic’
Meskipun perdagangan organ di Thailand ilegal, pria tersebut, yang terbebani oleh hutang yang semakin besar, menyatakan niatnya yang tulus untuk menjual matanya guna melunasi pinjamannya.
Penjual buah tersebut, mengungkapkan bahwa utangnya berasal dari investasi yang gagal.
Sehingga membuatnya terjebak dalam siklus keputusasaan finansial.
Nasibnya mencerminkan krisis yang lebih luas, dengan lebih dari 100.000 orang terjerat utang akibat pinjaman dengan suku bunga selangit.
Undang-undang Thailand dengan tegas melarang perdagangan organ.
Dengan hukuman ketat yang dikenakan kepada mereka yang terlibat, termasuk praktisi medis.
Baca juga: Nasib Caleg Bondowoso Rela Jual Ginjal untuk Biaya Kampanye, Habis Ratusan Juta Hanya Dapat 43 Suara
Terlebih lagi, peraturan yang ditetapkan oleh Masyarakat Palang Merah Thailand hanya mengizinkan donasi organ dari kerabat.
Sehingga menggarisbawahi betapa beratnya usulan putus asa dari para pencari buah-buahan tersebut.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai utang informal secara nasional, inisiatif pemerintah, termasuk program keringanan utang, telah diluncurkan untuk mengatasi masalah mendesak ini.
Payong Srivanich, Presiden Asosiasi Bank Thailand, memperkirakan jumlah utang informal mencapai 3,97 triliun baht.
Sehingga mendorong tindakan segera dari pihak berwenang, lapor The Nation.
Dalam tiga bulan terakhir saja, program keringanan utang ini menerima hampir 150.000 permohonan.
Hal ini menunjukkan betapa luasnya krisis ini, dengan total utang melebihi 11,09 miliar baht.
Dalam berita terkait, harapan seorang pedagang kaki lima untuk menghapus utang melalui penjualan es krimnya pupus ketika seorang pencuri licik memanfaatkan gangguan sesaatnya untuk mencuri ponselnya dan melarikan diri dengan sepeda motor.
Penjual berusia 60 tahun yang terkenal dengan Es Krim Pai Thong-nya, melapor ke Kantor Polisi Pratunam Chulalongkorn di Provinsi Pathum Thani untuk mengajukan pengaduan ke Wakil Inspektur Noppharot Saengsawang, petugas investigasi.
Baca juga: Sosok Erfin, Pria Jual Ginjal Buat Nyaleg di Bondowoso, Ingin Dikenang Masyarakat: Keseriusan Saya
Sebelumnya, viral sosok Erfin Dewi Sudanto (47) yang rela menjual ginjalnya untuk modal Kampanye Pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini akhirnya hanya bisa pasrah, karena meraih suara yang kecil.
Erfin sudah berusaha berupaya, salah satunya dengan nekat menjual ginjalnya untuk modal kampanye.
Namun berdasarkan data si Rekap KPU, Selasa (20/2/2024) pukul 15.16 WIB lalu, caleg dari PAN ini hanya memperoleh 43 suara.
Ia pun mengaku pasrah dengan perolehan suara tersebut, karena menurutnya ia sudah berusaha sangat maksimal.
Selain itu, suara yang didapatkan ternyata hanya dari daerah tempat tinggalnya, Desa Bataan Kecamatan Tenggarang.
Baca juga: Kagetnya PAN Jatim Ada Caleg di Bondowoso Rela Jual Ginjal Demi Biaya Kampanye: Kami Akan Panggil
Melihat kecilnya peluang untuknya menang, Erfin menyebut praktik politik uang dalam Pemilu 2024 memang tidak bisa dihindari.
Menurutnya, permainan politik uang terjadi mulai dari level caleg DPRD, DPR RI hingga DPD.
"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia kepada Kompas.com via telepon.
Dia menjelaskan sudah berupaya memikat hati masyarakat agar memilih dirinya.
Namun upaya tersebut tetap kalah dengan politik uang.
Apalagi, Erfin juga bertarung dengan caleg yang memiliki modal kuat di daerah pemilihannya yakni Dapil I yang meliputi Kecamatan Bondowoso, Tenggarang dan Wonosari, seperti caleg petahana dari PDIP Sinung Sudrajad dan Caleg Golkar Kukuh Rahardjo.
Erfin sebelumnya mendatangi salah satu ketua partai di Bondowoso.
Ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD.
Alasannya, Erfin terkenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.
Namun, ketua partai itu meyakinkan dirinya akan membantu dengan berbagai program.
Hal itu membuat Erfin sepakat untuk maju sebagai Caleg.
"Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
kandang sapi
utang
Jember
nasib istri di Jember dikurung di kandang sapi
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Pencarian Hari Kedua Membuahkan Hasil, Nelayan Tuban yang Hilang di Bengawan Solo Akhirnya Ditemukan |
![]() |
---|
Dilaporkan Hilang, Pencari Rumput di Tulungagung Ditemukan Meninggal di Aliran Sungai |
![]() |
---|
Siasat Licik Pria Curi Motor Milik Korban Kecelakaan, Pamit Hendak Parkirkan Motor Malah Kabur |
![]() |
---|
Marak Bendera One Piece Jelang HUT RI, Pedagang Bendera Merah Putih di Kediri Sepi Pembeli |
![]() |
---|
Kotak Amal Musala di Jombang Dibobol Maling, Uang Sepekan Raib dalam Hitungan Menit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.