Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Misuh atau Mengumpat Padahal Lagi Berpuasa, Batalkah Puasanya? ini Penjelasan Hukumnya

Saat bermain media sosial, tak dipungkiri ada saja orang mengumpat atau misuh. Lantas, misuh saat puasa batalkah?

PEXELS via KOMPAS.com
Ilustrasi misuh atau mengumpat. Saat bermain media sosial, tak dipungkiri ada saja orang mengumpat atau misuh. Lantas, misuh saat puasa batalkah? 

TRIBUNJATIM.COM - Saat bermain media sosial, tak dipungkiri ada saja orang mengumpat atau misuh.

Adapun misuh merupakan mengumpat dalam bahasa Jawa.

Lalu apakah misuh atau ngumpat bisa membatalkan puasa?

Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta Musta'in Ahmad menjelaskan mengenai hukum mengumpat saat berpuasa.

Ia menjelaskan umpatan yang dilontarkan di media sosial tidak akan membatalkan puasa.

Dilansir dari Kompas.com, Ahmad menerangkan jika mengumpat baik langsung atau lewat media sosial bisa mengurangi pahala puasa.

Baca juga: Hukum Bagikan Foto Makanan di Story IG Sebelum Jam Buka, Haram dan Mengurangi Pahala Puasa?

"Mengumpat, berbohong, marah-marah, sumpah palsu, memandang dengan syahwat, bisa membatalkan pahala puasa (bukan batal puasanya tapi batal pahalanya)," kata Musta'in, dikutip dari TribunnewsWiki.

Musta'in mengungkapkan, hal itu adalah perbuatan haram dilakukan, terlebih sedang menjalani ibadah puasa.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW  bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tidak meninggalkan perbuatan yang diakibatkan ucapan dustanya, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum (puasa)." (HR. Bukhari).

Hadis di atas adalah dalil orang yang menjalankan ibadah puasa sudah semestinya menahan diri dari perkataan kotor.

Masalah ini seperti cacian maupun umpatan dan perkataan dusta sebagaimana menahan diri dari makan dan minum.

Baca juga: Hukum Menangis di Siang Hari saat Ramadan, Apakah Puasanya Batal? Ulama Ungkap ada Syaratnya

Akibat yang ditanggung, jika umat muslim yang menjalankan ibadah puasa namun tidak bisa menahan diri dari ucapan kotor dan dusta, maka nilai ibadah puasanya menjadi berkurang.

Tindakan tak baik tersebut juga menjadikan penyebab munculnya kebencian Allah SWT, bahkan bisa berujung pada tidak diterima puasanya.

Oleh sebab itu, seorang muslim dilarang untuk melontarkan umpatan dan cacian menyakitkan kepada orang lain.

Rasulullah SAW juga pernah bersabda memperingatkan terkait  sikap dan tutur kata berikut ini :

"Apabila salah satu dari kalian sedang menjalankan ibadah puasa, maka janganlah berkata kotor, dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencelanya atau menyakitinya maka ucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa," (HR. Bukhari).

Musta'in menjelaskan, orang-orang yang mengumpat itu tidak lebih hanya mendapat lapar dan haus saja, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir).

Musta'in memberikan tips yakni dengan melakukan pengendalian diri agar tak sampai melontarkan umpatan.

Dia juga menambahkan untuk menggunakan media sosial untuk lebih memperkuat ukhuwah atau persatuan antar anak bangsa.

"Toh, hakikat puasa itu menahan diri (imsak), istilah gaulnya, kalau baperan jangan berselancar di arus medsos," ujar dia.

"Saling membantu, juga saling wasiat kebenaran dan kesabaran, dengan cara yang baik dan bijak, Bil hikmah wal mauidhotil hasanah," terang Musta'in.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved