Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Silent Majority, Istilah yang Digunakan dalam Ranah Pemilu 2024, Ini Dampak dan Sejarahnya

Inilah arti kata silent majority, istilah yang digunakan dalam ranah politik dan Pemilu 2024. Ini dampak dan sejarahnya.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas.com/Retia Kartika Dewi
Istilah silent majority memang cukup sering digunakan dalam ranah politik dan Pemilu. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, silent majority artinya mayoritas yang diam. 

TRIBUNJATIM.COM - Hasil real count Pemilu 2024 versi KPU menempatkan pasangan calon 02, Prabowo-Gibran, sebagai peraih suara tertinggi di Pemilihan Presiden 2024 atau Pilpres 2024.

Adapun, hasil Pilpres 2024 yang berlandaskan pada berita acara rekapitulasi penghitungan suara nasional Pilpres 2024 oleh KPU mencatatkan bahwa Prabowo-Gibran berhasil meraup suara sebanyak 96.214.691 suara atau 58,58 persen.

Selanjutnya, di urutan kedua diikuti oleh pasangan 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebanyak 40.971.906 suara dengan persentase 24,94 persen suara yang diraih.

Lalu, jumlah suara sah pasangan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebanyak 27.040.878 suara atau 16,47 persen.

Pendukung 02 mengklaim bahwa hasil tersebut merupakan gambaran dari silent majority masyarakat Indonesia.

Banyak orang awam yang belum tahu arti dari silent majority. Jika diterjemahkan secara bahasa, silent majority artinya suara mayoritas yang diam dan tidak ingin mengungkapkan pilihannya.
 
Sebagian pendukung 02 mengklaim dirinya sebagai silent majority selama berlangsungnya Pemilu 2024.

Mereka enggan membeberkan pilihannya kepada publik dan memilih untuk merahasiakannya.
 
Saat hari pencoblosan tiba, barulah mereka menunjukkan keberpihakannya pada paslon 02.

Istilah silent majority juga sempat disampaikan oleh Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurut dia, silent majority akan bergerak jika tekanan dan ketidakadilan terus terjadi.

Bagaimana pandangan para ahli terkait fenomena silent majority ini?.

Lalu, apa arti dari istilah silent majority? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini

Dilansir dari buku Kamus Oxford, silent majority adalah sekelompok besar orang di suatu negara yang tidak menyatakan pendapat tentang sesuatu atau tidak mengungkapkan pendapatnya secara terbuka.

Istilah silent majority cukup sering digunakan dalam ranah politik dan Pemilu.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, silent majority artinya mayoritas yang diam.

Selain itu, silent majority juga berarti suatu kelompok atau masyarakat yang tidak secara aktif berpartisipasi dalam perdebatan atau demonstasi, namun memiliki pendapat atau sikap yang serupa.

Meskipun mereka tidak terlalu vokal, mereka dianggap sebagai kekuatan meyoritas yang mendasari suatu posisi atau pandangan.

Adapun istilah ini biasa digunakan dalam politik untuk merujuk kepada massa yang tidak terwakili dalam media atau arena politik yang aktif.

Inilah arti kata silent majority

Silent majority adalah kata benda berupa frasa yang berasal dari bahasa Inggris.

Dilansir dari Cambridge Dictionary, silent majority adalah sekelompok orang yang belum menyatakan pendapatnya terhadap suatu hal.

Dalam konteks politik, silent majority dikaitkan dengan mayoritas orang yang diam.

Silent majority pun diartikan bagian terbesar dari penduduk di suatu negara yang terdiri dari orang-orang yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politiknya di muka umum, seperti dilansir dari Britannica.

Sejarah singkat penggunaan silent majority

Dikutip dari Miller Center, istilah silent majority awalnya dipopulerkan oleh Presiden AS Richard Nixon dalam pidatonya di televisi pada 3 November 1969.

Saat itu, Nixon meyakinkan rakyat AS bahwa dia mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mendorong perdamaian dan mengakhiri Perang Vietnam.

Dia tidak menganjurkan penarikan pasukan, melainkan merundingkan perdamaian.

Presiden tetap bersimpati pada seruan Amerika untuk perdamaian namun terus maju dengan niat teguh untuk mengakhiri perang dan menjamin stabilitas di Vietnam Selatan.

Dampak silent majority

Sikap membisu mayoritas memunculkan banyak dampak negatif, misalnya, terlihat dalam hal korupsi yang mengakibatkan penyakit ini tetap menjadi salah satu masalah besar dan serius.

Selama bertahun-tahun, rakyat umumnya hanya diam melihat dan mengalami korupsi yang merajalela sejak tingkat paling bawah sampai tingkat atas birokrasi.

Alih-alih bersuara lantang menentang, mayoritas warga memilih diam dan permisif atau merestui (condoning) serta menerima korupsi dalam berbaai bentuknya. Hasilnya, korupsi seolah menjadi budaya yang sangat sulit diberantas.

Dampak negatif lain juga terlihat dalam kehidupan keagamaan. Banyak bukti historis dan empiris yang memperlihatkan, kaum Muslim yang merupakan penduduk mayoritas Indonesia adalah umat beriman yang inklusif akomodatif.

Namun, berbagai perkembangan hampir dua dasawarsa ini menunjukkan meningkatnya sikap tidak toleran di sebagian warga atas nama agama. Intoleransi itu meruyak, baik intra-agama maupun antar-agama.

Menghadapi gejala tidak menguntungkan ini, mayoritas umat beragama—khususnya pemimpin arus utama—lebih banyak berdiam diri. Jika ada yang bersuara, nadanya tidak cukup tegas dan lantang sebagai peringatan (warning) untuk mencegah keadaan lebih buruk.

Problemnya adalah mayoritas warga yang diam menghadapi masalah dan kendala yang membuat mereka tidak bisa menembus kebisuan. Akibatnya, mereka sering menjadi buih, terombang-ambing terseret arus.

Sejarah silent majority

Istilah silent majority dipopulerkan oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon selama kampanye paruh waktu.

Melalui pidatonya yang disiarkan di televisi pada 3 November 1969, Nixon mengatakan bahwa “And so tonight — to you, the great silent majority of my fellow Americans — I ask for your support” (Maka malam ini – bagi Anda, mayoritas warga Amerika yang diam – saya meminta dukungan Anda).

Pidato itu dimaksudkan untuk menggalang solidaritas nasional dalam upaya Perang Vietnam dan mengumpulkan dukungan atas kebijakannya.

Dalam pidatonya itu, silent majority merujuk pada sekelompok besar pemilih Amerika yang konservatif dan tidak berpartisipasi dalam wacana publik, seperti dikutip dari History.

Kelompok silent majority merupakan pemilih yang tidak dipengaruhi oleh politik atau diskusi politik.

Istilah ini kembali digunakan dalam gagasan Presiden Amerika Donald Trump selama kampanye kepresidenannya pada 2016.

Trump beberapa kali menggunakan istilah silent majority untuk menyapa pendukungnya.

Kelompok silent majority kerap dianggap sebagai penentu kemenangan dalam Pemilu. Hal ini karena jumlahnya yang besar dan kecenderungan memilih secara pragmatis.

Kandidat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang memperoleh suara silent majority memiliki peluang besar dalam kemenangan pemilu.

Silent majority di Indonesia

Istilah silent majority sebelumnya juga pernah muncul pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dalam sebuah studi pada 2021 berjudul "Strategi Komunikasi Politik Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin Provinsi Jawa timur Pemenangan Pilpres 2019" karya Dafis Ubaidillah Assiddiq dan Dewi Ambarwati, silent majority adalah kelompok mayoritas yang menjadi segmentasi TKD Jawa Timur dan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).

Silent majority kebalikan dari noise minority, yaitu kelompok mayoritas yang tidak mau membuat “gaduh”,

Kelompok ini mampu menjadi massa nyata bagi kemenangan Jokowi. Dengan model silent majority, koalisi antara kiai dan warga yang masuk dalam kategori Nahdliyin ini dirasa efektif.

Pada Pilpres 2024 di Indonesia, istilah silent majority kembali muncul setelah disinggung oleh Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurutnya, silent majority akan bergerak jika tekanan dan ketidakadilan terus terjadi.

Istilah silent majority juga disinggung lagi oleh Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Suara silent majority ini dinilai berpengaruh terhadap hasil hitung cepat enam lembaga survei yang menyatakan Prabowo-Gibran unggul sementara.

Itulah pengertian dan dampak dari silent majority.

Artikel ini telah tayang di Kompas dan Kompas.com

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved