Berita Viral
50 Tahun Takut Ketemu Dokter, Nenek Meninggal usai Operasi Angkat Janin, Awal Dikira Kena Kanker
50 tahun lamanya seorang nenek takut bertemu dengan dokter, akhirnya wanita tersebut meninggal dunia dengan cara mengenaskan setelah ada janin 'batu'
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Pemeriksaan dokter memang penting dan sebaiknya dilakukan agar tak menimbulkan bahaya di masa depan.
Jangan sampai nasib menjadi seperti nenek satu ini.
50 tahun lamanya ia tak berani pergi ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan.
Ternyata ada janin yang sudah membatu di perut nenek tersebut.
Pada akhirnya sang nenek dinyatakan meninggal dunia dengan keadaan mengenaskan pada rahimnya.
Seorang nenek tak sadar sudah hamil sejak 50 tahun lalu.
Tak sadar hamil, nenek ini baru tahu ada janin di perutnya usai 50 tahun.
50 tahun tak kunjung melahirkan, nenek ini menelan pil pahit lantaran janinnya sudah membatu.
Lantas bagaimana nasibnya kini?
Usut punya usut, sang nenek akhirnya meninggal dunia usai dilakukan operasi pengangkatan janin.
Baca juga: Dibuang Ortu Sejak Lahir, Pemuda Difabel Jualan Gorengan Sehari Dapat Rp20 Ribu, Demi Hidupi Nenek
Dikutip TribunJatim.com dari Daily Star pada Jumat (22/3/2024) via Grid.ID, seorang wanita berusia 81 tahun telah meninggal dunia setelah menjalani operasi untuk mengangkat "bayi batu" yang telah ada dalam kandungannya selama lebih dari 50 tahun.
Daniela Almeida Vera, demikian namanya, menghembuskan nafasnya sehari setelah menjalani operasi pengangkatan janin yang telah mengalami kalsifikasi dari perutnya.
Dalam pengakuan keluarganya, terungkap bahwa Daniela telah mengalami ketakutan untuk menemui dokter selama bertahun-tahun, meskipun dia kerap kali mengeluhkan sakit perut yang parah.
Rosely Almeida, putrinya yang berusia 21 tahun, menyatakan bahwa ibunya lebih memilih pengobatan alternatif untuk mengatasi masalah kesehatannya.

Penemuan "bayi batu" tersebut terjadi setelah dilakukannya pemindaian tomografi 3D, yang menurut laporan The Mirror.
Lithopedion, sebuah kondisi langka yang terjadi ketika janin mati tetapi tidak dapat diserap oleh tubuh ibu, menyebabkan janin tersebut tetap berada di dalam rongga perut dan membentuk lapisan kalsium di sekitarnya.
Daniela kemudian dirawat di Rumah Sakit Daerah Ponta Pora di Mato Grosso do Sul, Brasil, karena mengalami infeksi yang serius.
Sebelum penemuan ini, dokter menduga bahwa Daniela mungkin menderita kanker, mengingat keluhan yang dia rasakan.
Baca juga: Kisah Pria Nekat Duduk Bersila di Rel KA di Surabaya, Polisi Gercep Penyelamatan, Terkuak Nasibnya
Daniela, yang berasal dari suku asli di dekat perbatasan Brasil dengan Paraguay, meninggalkan keluarga besar yang terdiri dari tujuh anak dan 40 cucu saat meninggal dunia.
Operasi yang dilakukan pada tanggal 14 Maret tidak berhasil, dan Daniela meninggal keesokan harinya sambil masih berada di rumah sakit.
Putrinya, Rosely, berkata: “Dia sudah lanjut usia dan kami adalah masyarakat adat.
Dia tidak suka pergi ke dokter dan dia takut dengan peralatan yang digunakan untuk melakukan tes.”
Baca juga: Dulu Keguguran 4 Kali sampai Ngira Rahim Keluar, Istri Artis Semringah Akhirnya Hamil Lagi: Jadi
Rosely mencatat bahwa ibunya mungkin telah mengandung "bayi batu" selama lebih dari 56 tahun, mengingat keluhan sakit yang dirasakannya sejak kehamilan pertamanya, yang ia deskripsikan sebagai sensasi bayi bergerak di dalam perutnya.
Vanderlei Avalo Almeida, putra satu-satunya Daniela, menceritakan bahwa ibunya enggan pergi ke dokter karena khawatir mengidap tumor, sehingga hanya mengandalkan obat untuk meredakan rasa sakitnya.
Saat ini, pemeriksaan lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang fenomena "bayi batu" tersebut.

Rosely mengatakan: "Kami berada dalam keadaan terkejut, ada banyak kesedihan.
Dia adalah ibu kami dan satu-satunya yang melindungi orang-orang dan sekarang dia telah tiada dan kami merasa kehilangan."
Menurut sebuah penelitian pada tahun 1996, hanya tercatat 290 kasus bayi yang berubah menjadi batu, atau lithopedion, yang dilaporkan oleh para dokter.
Kasus tertua yang tercatat berasal dari zaman dahulu kala, sekitar tahun 1100 SM, di Texas.
Baca juga: Dibuang Ortu Sejak Lahir, Pemuda Difabel Jualan Gorengan Sehari Dapat Rp20 Ribu, Demi Hidupi Nenek
Seorang ibu hamil lainnya yang merupakan artis malah punya prinsip lain ketika hamil.
Dia adalah Jennifer Coppen yang menjalani diet ketat usai melahirkan anak pertamanya.
Salah satu cara diet yang dilakukan Jennifer Coppen setelah melahirkan yakni kurangi makan nasi.
Maka tak heran jika tujuh bulan setelah melahirkan, tubuh Jennifer Coppen kembali ideal atau istilah lainnya body goals.
Diketahui Jennifer Coppen melahirkan putra pertamanya pada bulan Agustus 2023 lalu.
Namu belum genap setahun pasca melahirkan, aktris berusia 22 tahun ini sudah kembali mendapatkan tubuh langsingnya.
Bahkan ia tak seperti wanita yang baru saja melahirkan.
Jennifer Coppen pun membagikan tipsnya menurunkan berat badan dan menjaganya tetap ideal.
Hal itu diungkap Jennifer Coppen yang membuka kolom pertanyaan di Instagram Story.
Dari unggahannya tersebut, Jennifer Coppen membagikan beberapa jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan netizen melalui fitur tersebut.
Sejak kehamilannya sampai melahirkan sang buah hati yang diberi nama Kamari Sky Wasink, Jennifer Coppen seringkali membagikan pengalamannya menjadi ibu muda.
Salah satu unggahannya membahas mengenai kondisinya pasca operasi caesar.
Baca juga: Dulu Keguguran 4 Kali sampai Ngira Rahim Keluar, Istri Artis Semringah Akhirnya Hamil Lagi: Jadi
Hal yang paling disorot netizen adalah kondisi badannya yang dianggap tidak berlebih, baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
"BB sebelum hamil 54, trimester 1 turun sampe 45, BB sebelum lahiran 58, BB aku skrg 49," tulis pasangan dari Dali Wasink tersebut ketika ditanya perihal berat badannya.
Ia mengaku tidak berlebihan dalam mengkonsumsi nasi saat hamil.
"Karena gue gak pagi, siang, sore, malem makannya nasi, guys," ungkap Jennifer Coppen, melansir Tribun Lampung.
Namun hanya beberapa kali saat makan saja baru konsumsi nasi.
"Gue biasanya makan nasi sekali doang, siang. Atau kadang-kadang dua kali, siang dan malem," tambah Jennifer Coppen.

Jennifer Coppen pun menuturkan, penting sekali untuk menjaga makan agar kondisi badan terkontrol.
Dia menceritakan pengalamannya soal pola makannya waktu hamil.
"Kalau lagi hamil enggak pengin gendut, makannya juga dijaga," imbuh Jennifer Coppen.
"Aku tuh biasanya kalau McD, pengin banget McD, atau pengin martabak, yang manis-manis, itu biasanya dua kali doang seminggu."
"Jadi bener-bener jarang, aku lebih banyak buat coba untuk makan yang sehat-sehat," lanjutnya.
Dalam pembahasannya soal berat badannya saat hamil, Jennifer Coppen juga membongkar menu makannya sewaktu hamil.
Hal itulah yang dipercayai mengontrol berat badannya.
"Gue tuh makan sehari tuh bisa empat kali sampai lima kali," ungkap Jennifer Coppen.
Baca juga: Pernah 3x Keguguran, Istri Denny Sumargo Akhirnya Hamil Anak Pertama, Suami Olivia Allan: Doain
Dari unggahannya tersebut, dia hanya mengkonsumsi kacang hijau, susu almon, telur, daging, sayur.
Tak lupa ia juga rutin memakan buah tiap harinya.
"Jadi tuh berat badan gue gak nambah banyak, tapi berat badan baby gue itu gendut.
Ngerti gak sih? 3,4 kilogram, nggak gendut banget sih, tapi maksudnya kayak gede baby-nya," tuturnya.

Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Daniela Almeida Vera
nenek tak sadar sudah hamil
operasi pengangkatan janin
pengobatan alternatif
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Apes Pria Diduga Culik Bocah Pakai Sepeda, Ngaku Khawatir, Rumahnya Dirusak Warga yang Ngamuk |
![]() |
---|
Tantiem Komisaris BUMN Dihapus Presiden, Prabowo Heran Perusahaan Rugi Malah Repot Bagi Bonus |
![]() |
---|
Sosok Salsa Erwina Hutagalung Tantang Debat 'Orang Tolol Sedunia', Ahmad Sahroni: Ane Masih Bloon |
![]() |
---|
Respons BGN Terkait Tempat Makan MBG Diduga Mengandung Minyak Babi & Pakai Bahan Berbahaya |
![]() |
---|
Mantan Pimpinan KPK Duga Noel Ebenezer Dilaporkan Orang Dekat: Ruangan Kawan Disadap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.