Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Kapan Malam Lailatul Qadar 2024? Ketahui Tanda-tandanya dan Cara Itikaf di 10 Hari Terakhir Ramadan

Tak terasa kini telah memasuki 10 hari terakhir Ramadan 2024. Ada satu malam yang sangat dinantikan yakni malam Lailatul Qadar.

TribunnewsMaker
Malam Lailatul Qadar adalah suatu malam pada bulan Ramadan yang sangat bernilai di sisi Allah lebih baik dari 1000 bulan. 

TRIBUNJATIM.COM - Tak terasa kini telah memasuki 10 hari terakhir Ramadan 2024.

Ada satu malam yang sangat dinantikan yakni malam Lailatul Qadar.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menyampaikan, malam Lailatul Qadar adalah malam turunnya ayat pertama Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.

Ayat tersebut disampaikan dalam bentuk wahyu yang diturunkan Allah melalui perantara malaikat Jibril dan diterima Nabi Muhammad SAW.

Menurut dia, malam Lailatul Qadar menjadi malam di bulan Ramadan yang sangat bernilai di sisi Allah.

Nilainya lebih baik dari 1.000 bulan.

Baca juga: Doa Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Terjemahannya, Malam yang Istimewa dalam Bulan Ramadan

"Kalau kita beribadah dan berbuat kebaikan di malam Lailatul Qadar, amal ibadah dan kebaikan yang kita lakukan tersebut akan diganjar Allah SWT dengan balasan yang sama. Artinya, kita beribadah atau berbuat baik 1000 bulan atau 83,3 tahun," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (8/4/2023).

Oleh karena, sangat wajar jika orang berebut untuk memburu dan mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Lantas, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar 2024?

Datangnya malam Lailatul Qadar

Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah mengungkapkan secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar.

Menurut Anwar, ada perbedaan pendapat terkait kapan Lailatul Qadar berlangsung.

Ada yang mengatakan malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-17 di bulan Ramadan.

Akan tetapi, ada pula yang mengatakan malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-25 di bulan Ramadan.

Namun, melalui hadisnya, Rasulullah menyatakan Lailatul Qadar jatuh saat malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Adapun jika Ramadan berlangsung selama 30 hari, maka Lailatul Qadar kemungkinan jatuh pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29 bulan Ramadan.

Malam Lailatul Qadar adalah suatu malam pada bulan Ramadan yang sangat bernilai di sisi Allah lebih baik dari 1000 bulan.
Malam Lailatul Qadar adalah suatu malam pada bulan Ramadan yang sangat bernilai di sisi Allah lebih baik dari 1000 bulan. (TribunnewsMaker)

Perkiraan malam Lailatul Qadar 2024

Berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan, awal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Untuk itu, sepuluh hari terakhir Ramadan 2024 akan dimulai pada 31 Maret 2024.

Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan 1445 H terlebih dahulu, yakni Senin, 11 Maret 2024.

Artinya, sepuluh hari terakhir bulan tersebut berlangsung mulai 30 Maret 2024.

Berikut prakiraan tanggal malam Lailatul Qadar 2024 sesuai dengan ketetapan awal Ramadan 1445 H menurut pemerintah.

21 Ramadhan 1445 H: Minggu, 31 Maret 2024 malam
23 Ramadhan 1445 H: Selasa, 2 April 2024 malam
25 Ramadhan 1445 H: Kamis, 4 April 2024 malam
27 Ramadhan 1445 H: Sabtu, 6 April 2024 malam
29 Ramadhan 1445 H: Senin, 8 April 2024 malam.

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar

Lebih lanjut, Anwar mengatakan tanda-tanda dari malam Lailatul Qadar tersebut.

Ia mengungkapkan, ada beberapa yang berpendapat malam Lailatul Qadar ditandai dengan beberapa hal, seperti langit yang cerah (tidak mendung), serta suasana dan angin sejuk di malam hari.

Hal tersebut juga diungkapkan Rasulullah dalam HR. Muslim Nomor 762 menyatakan, malam Lailatul Qadar merupakan malam yang cerah.

Pada pagi harinya, Matahari terbit berwarna putih, memancarkan sinar ke segala penjuru.

Sementara HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi menerangkan, Lailatul Qadar terjadi ketika cuaca tidak begitu panas dan tidak begitu dingin.

Pada pagi hari, Matahari tidak bersinar terlalu cerah dan tampak kemerahan.

Meski demikian, Anwar mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti kapan malam Lailatul Qadar itu terjadi.

"Tidak ada tanda pasti yang bisa kita ketahui dan pastikan. Meskipun beberapa mengatakan tanda-tandanya seperti yang saya sebutkan tadi, namun tidak ada yang bisa memastikannnya," terang Anwar.

Baca juga: Deretan Ucapan Selamat Hari Raya Idulfitri 2024, Penuh Makna dan Doa, Bisa Dibagikan ke WA hingga FB

Amalan di 10 hari terakhir Ramadan

Amalan iktikaf kerap dilaksanakan pada bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan suci tersebut.

Lalu, apa itu itikaf dan seperti apa tata cara pelaksanaannya?

Berikut penjelasan seputar ibadah itikaf dan tata caranya, sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, via kompas.tv.

Apa itu itikaf?

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menjelaskan, itikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid dalam rentang waktu tertentu sembari melakukan amalan atau ibadah tertentu dengan mengharap rida Allah SWT.

"Ibadah ini termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 187, '... maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang  ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa,'" demikian dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Demikian, ktikaf merupakan aktivitas ibadah yang telah disyariatkan berdasarkan Alquran dan hadis.

Suasana itikaf di Masjid Al Akbar, Surabaya, Rabu (6/6/2018).
Suasana itikaf di Masjid Al Akbar, Surabaya, Rabu (6/6/2018). (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Waktu dan durasi itikaf

Aktivitas itikaf dianjurkan untuk dilakukan setiap waktu pada bulan Ramadan.

Namun, terdapat keutamaan untuk melaksanakan itikaf pada 10 hari terakhir Ramadan.

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dan HR Muslim menyatakan Rasulullah SAW selalu beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Mengenai durasi itikaf, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Ulama Al-Hanafiyah berpendapat itikaf dapat dilaksanakan dengan waktu yang sebentar, tetapi tidak menentukan batasan tempo.

Sedangkan ulama Al-Malikiyah berpendapat itikaf dilaksanakan minimal satu malam satu hari.

Majelis Tarjih Muhammadiyah sendiri berpendapat itikaf dapat dilaksanakan dalam beberapa durasi waktu tertentu, misal dalam waktu satu jam, dua jam, tiga jam dan seterusnya, dan boleh juga dilaksanakan dalam waktu sehari semalam (24 jam).

Baca juga: 3 Doa yang Bisa Dibaca di Malam Nuzulul Quran 17 Ramadan 1445/2024, Keutamaan Diberi Keberkahan

Tempat melaksanakan itikaf

Aktivitas itikaf dapat dilakukan di dalam masjid selama bulan Ramadan.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait apakah masjid yang bisa digunakan untuk ikaf harus masjid yang biasa dipakai berjemaah (jami') atau semua jenis masjid.

Ulama Al-Hanafiyah berpendapat masjid yang bisa dijadikan tempat itikaf adalah masjid yang memiliki imam dan muazin khusus.

Sementara itu, ulama Al-Hanabilah berpendapat itikaf hanya bisa dilaksanakan di masjid yang biasa dipakai untuk salat berjemaah atau bersama-sama.

Majelis Tarjih Muhammadiyah menyatakan itikaf diutamakan di masjid jami' atau masjid yang biasa digunakan untuk salat Jumat.

Namun, itikaf juga bisa dilakukan di masjid biasa.

Tata cara dan amalan itikaf

Tata cara melaksanakan itikaf adalah dengan cara berdiam diri di masjid dalam kurun waktu tertentu sambil melakukan amalan-amalan atau ibadah.

Berikut sejumlah amalan yang bisa dilakukan seseorang yang beritikaf:

- Melaksanakan salat sunat seperti salat tahiyatul masjid, salat lail, dan lain-lain

- Membaca Alquran dan tadarus Alquran

- Berdzikir dan berdoa

- Membaca buku-buku agama

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved