Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Karyawan Tak Menyesal Resign Demi Jadi Petani, Kini Penghasilannya Rp26 Juta, Modal Cuma Rp1,2 Juta

Seorang karyawan sukses banting setir jadi petani. Si karyawan pun tak menyesal resign atau keluar dari pekerjaan.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok
Karyawan Tak Menyesal Resign Demi Jadi Petani, Kini Penghasilannya Rp26 Juta, Modal Cuma Rp1,2 Juta 

Kukira petani remeh, ternyata UMR Boyolali lebih remeh," ujarnya.

Baca juga: Pantas Pegawai Resign Meski Gaji 40 Juta, Stres Grup Chat Kantor 600, Kini Nyaman Jual Sosis di Desa

Videonya ini mengundang berbagai macam komentar dari netizen.

Tak sedikit netizen memberikan apresiasi terhadap keputusannya jadi petani.

Ada juga yang terinspirasi ingin mencoba banting setir jadi petani.

"Permasalahan pertanian kita cuma di pupuk dan distribusi hasil panen yang rata rata melalui tengkulak, ini yang bikin pertanian kita gak seperti dulu, kalau dulu tengkulak ada tapi cuma sedikit," kata akun @bimadth.

"Gw kepengen jd petani cabe woy,cmn ga tau mulai dri mana..soalnya tempat gw 1kg cabe 100rb,buat sambel drumah 10rb ckup 1 hari setengah aja..jd kepgen jd juragannya aja," kata akun @aminiihh.

Sebelumnya, viral kisah dosen di Malaysia banting setir jadi petugas kebersihan.

Ia memilih banting setir jadi petugas kebersihan di Singapura.

Diakuinya, bekerja di Singapura membuat perubahan besar dalam hidupnya dibandingkan bekerja di Perguruan tinggi swasta (IPTS).

“Benar kerja di Singapura bisa mengubah nasib. Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun. Gaji terakhir saya
di IPTS berjumlah RM1,900".

“Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang. Terkadang tidak sampai pertengahan bulan. Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ujar si dosen, sebut saja S, melalui sharing di grup Facebook.

Baca juga: Rekam Preman Palak Rp 150 Ribu, Karyawan Toko Es Krim Resign Baru Sebulan Kerja, Pemilik: Ketakutan

Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.

“Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” ujarnya, melansir dari TribunStyle.

Pria itu kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved